Seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan. Nineteen Ninety-nine adalah angka kelahiran yang di bilang 'Tuhan sedang tersenyum saat menciptakan mereka'. Terbukti ketika semua orang tampak kagum melihat lima orang yang sedang berkumpul dalam satu meja.
Sebut 1999; empat cowok satu cewek. Mereka di pertemukan dalam satu ruang. Dengan bakat yang terpendam lalu mulai di keluarkan secara bersamaan. Band SMA yang sampai saat ini masih aktif di bangku perkuliahan.
1999.
Gravia Yeranda. Vokalis kesayangan 1999, sebenarnya suaranya bagus banget tapi masih suka insecure karena orang-orang mengenalnya sebagai cewek blak-blakan, pecicilan dan bar-bar. Banyak yang meremehkan seorang Yera.
Arjuna Giovani. Gitaris yang di akui kegantengannya oleh banyak orang. Kecuali anggota 1999. Kalau kata Yera, “Lo emang ganteng Jun, tapi melihat tingkah aneh lo ini gue tarik kata-kata gue lagi kalau lo ganteng”. Tingkahnya sebelas dua belas dengan Yera kalau sedang kumat. Hanya cool saat sedang manggung saja. Katanya jaga image.
Maraka Altahransi. Gitaris kedua 1999 yang banyak ketawa. Hidupnya receh banget. Liat Yera jatuhin microphone aja dia ketawa. Liat Arjuna salah kunci aja dia ketawa. 24/7 studio 1999 isinya cuma ketawanya Maraka.
Raden Hendery Abimana. Tukang gebuk drum 1999 yang katanya keturunan ningrat tapi tingkahnya tidak menunjukkan ningrat sebagaimana mestinya. Kerjaannya cuma bucinin kucing peliharaannya dan nongkrong di wakrop sampai subuh. Sangat tidak ningrat sekali. Tapi, ketampanannya jangan di ragukan lagi. Kata Yera lagi, “Dery tuh kadang kelihatan beneran kayak pangeran kalau diem, senyum manis gitu. Tapi langsung lenyap kalau lagi ngewarkop sambil kakinya di angkat satu”. Yera jadi meragukan nama depan Dery.
Satria Lukas Adijaksa. 1999 sebanarnya tidak terlalu membutuhkan peran Lukas—canda sayang. Si bassist ini tingkat kepercayaan dirinya sudah melampaui batas. Loveself banget. Hobinya memuji dirinya sendiri. Selain loveself, Lukas juga moodbooster di 1999. Sebelas dua belas dengan Maraka. Nggak ada suara ketawanya Lukas, nggak asik.
Persahabatan yang terjalin cukup lama tentu tidak seterusnya akan berjalan baik-baik saja. Konflik akan selalu datang dengan tiba-tiba. Yera selaku perempuan satu-satunya di 1999 merasakan bagaimana ribetnya mempunyai sahabat cowok seperti Maraka, Dery, Lukas dan Ajun.
Dan ketika konflik datang maka ada dua hal yang menjadi taruhannya. Band dan persahabatan mereka.
“HAHAHAHAHAHA LO? DI TEMBAK BRONDONG? HAHAHAHAHA”
Yera langsung menyumpal mulut Lukas dengan tisu di depannya. Parah, mulut Lukas memang tidak bisa di kontrol. Padahal Yera sudah mewanti-wanti mereka untuk jangan bereaksi berlebihan mengingat mereka masih berada di kantin utama kampus.
Rame banget.
“Diem lo anjir” Yera menabok lengan Lukas keras. “Geli gue sumpah. Aduh, gimana ya gue nggak tega gitu mau bilang enggak tapi dia annoying.” katanya melanjutkan sesi curhat.
“Ya kalau nggak suka bilang enggak lah Yer. Jangan lo ghosting anak orang nyet.” Dery menoyor kepala Yera menyadarkan cewek itu agar otaknya kembali berfungsi lagi.
“Ya lo gampang ngomong doang” cibir Yera yang di balas Dery lagi.
“NYENYENYENYE”
“Gue tabok mulut lo ya Der!”
“Yang mana sih Yer?” Tanya Ajun sambil melihat sekelilingnya mencari adik tingkat yang sudah berani menembak cewek barbar seperti Yera.
“Gue tau Jun”