"Dalam kisah dongeng Cinderella, sang putera raja berhasil mendapatkan Cinderella dan menjadikannya permaisuri di dalam istana.
Bagaimana pula dengan kisahku? Akan berhasilkah aku menikahi Soffyana dan menjadikannya permaisuri di dalam rumah tanggaku?- Adryan Aryan. "
_______________________________________Adryan Aryan's POV
Aku membuka pintu bilik Soffyana. Pintunya tidak berkunci, seolah-olah memang sengaja menjemputku untuk masuk ke bilik tidurnya.
Dalam cahaya yang samar-samar, aku dapat melihat Soffyana berbaring di atas tempat tidurnya. Dia kelihatan tidur dengan nyenyak sekali. Aku senyum sambil menanggalkan pijama tidur yang ku pakai.
"Malam ini, burung akan pulang ke sarangnya," aku mengurut pedang sakti milikku yang sudah tegang senpurna dan sedia untuk bertarung.
Aku menoleh ke pintu, memastikan pintu sudah berkunci. Aku tidak mahu ada sebarang gangguan tika aku mengemudikan bahtera cinta bersama Soffyana nanti.
Line clear, aku berbicara sendiri. Perlahan aku berjalan menuju ke tempat Soffyana sedang berbaring. Aku duduk di birai katilnya. Menatap wajah cantiknya dengan sepuasnya. Aku menyentuh pipinya, mengelus pipi mulus itu dengan lembut.
"Emmmmhh..," dia mengeliat manja.
Namun matanya tetap terbuka. Nyenyak sekali tidurnya. Mungkin saat ini dia sedang dibelai mimpi yang begitu indah. Aku berharap agar aku kini turut berada di dalam mimpinya.
"Apa yang kamu mimpikan, sayang? Jangan sesekali kamu menjemput lelaki lain masuk ke dalam mimpimu," aku berguman dengan perlahan.
Cemburu! Yah, aku cemburu! Memikirkan ada lelaki yang menyelinap masuk ke dalam mimpinya sudah cukup membuat aku berasa cemburu. Apatah lagi jika benar suatu hari nanti Auntie Mary mempertemukannya dengan Joey.
" Kamu hanya milikku, Soffy. Di alam nyata mahupun di alam mimpi, kamu hanya milikku. Hanya aku yang berhak menyentuh tubuhmu dan memiliki hatimu," aku menarik perlahan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Wow...," aku tersenyum lebar.
Rupanya tubuh yang berada di bawah selimut itu begitu seksi. Dia hanya memakai gaun tidur satin bertali halus. Gaun itu begitu pendek hingga menampakkan pahanya yang putih dan licin.
Aku meneguk liur. Pemandangan yang begitu indah sedang tersaji di hadapan mataku. Tuhan menciptakan dia secantik ini, pasti hanya untuk lelaki seperti aku.
Aku berbaring mengiring di sebelahnya. Menikmati bibir merah jambunya yang sedikit terbuka.
"Cantik," aku mengelus bibirnya dengan ibu jariku.
Soffyana tidak terjaga meski sudah hampir seminit aku mengelus bibirnya. Ini membuatku geram.
Aku mendekatkan wajah ke wajahnya. Dekat dan dekat hingga bibirku menyentuh bibirnya. Aku berhenti seketika di situ, menunggu reaksinya. Namun hanya dengkuran halus yang kedengaran.
Perlahan ku kepit bibir bawahnya dengan bibirku. Dia mengeliat, namun belum membuka matanya. Ini membuatku semakin geram.

ANDA SEDANG MEMBACA
Secret Lover
Romance*** Untuk bacaan dewasa sahaja ( banyak mengandungi unsur dewasa.) Mohon bijak membuat pertimbangan sebelum membaca cerita ini. Soffyana..seorang gadis biasa yang hanya mengimpikan kehidupan biasa yang sederhana namun bahagia. Soffyana tidak perna...