" Mimpi-mimpi indahku terasa kian menjauh. Terasa semakin sukar untuk ku raih. Berlarilah mimpi-mimpi indahku. Kembalilah ke dalam dakapanku- Soffyana Ayanna & Adryan Aryan"
_______________________________________Adryan Aryan's POV
Sakit! Hanya itu rasa yang dapat aku rasakan sepanjang minggu ini. Semakin hampir hari aku akan menikah dengan Lisa, kesakitan itu kian terasa.
Seharusnya aku bahagia. Seharusnya aku tertawa. Semua bakal pengantin baru pasti tidak sabar menunggu tibanya hari bahagia itu. Namun, semuanya berbeza bagiku.
Semuanya terasa menyesakkan. Tidak ada suatu apapun yang terasa membahagiakan saat ini. Hidup rasanya tiada seri dan maknanya lagi.
Satu-satunya hasrat yang pernah ku simpan dalam hati adalah untuk menikah dan hidup bersama dengan Soffyana. Namun kini hasrat itu sudah kecundang. Harapan untuk memilikinya sudah tiada lagi.
Saat ini, di sinilah aku berasa. Duduk bersendirian di dalam bilik yang dulu ditempati oleh Soffyana sambil ditemani rokok dan beberapa tin Heineken. Sejak Soffyana memintaku pergi dari rumah dan hidupnya, di sinilah aku sering menghabiskan waktu lapangku. Merenung mimpi-mimpi indah yang berlalu menjauh , yang takkan mungkin dapat ku gapai lagi.
" Boleh aku duduk di sini?" Entah bila Nilia masuk, aku tidak menyedarinya.
Aku tidak menjawab pertanyaannya. Tanpa ku izinkan pun dia sudah duduk, melabuhkan punggungnya di atas bangku kecil berhampiran meja solek.
" Kau merokok, Aryan?" Mata Nilia fokus pada bungkus rokok yang ku letakkan di atas meja.
" Untuk meringankan beban fikiran, kak," aku menjawab.
" Sejak bila, Aryan?" Nilia memandangku dengan kilat mata marah.
" Sejak Soffy mengusirku. Sejak mummy memaksaku menikah dengan Lisa," sambil tanganku mencapai bungkus rokok itu dan menarik keluar sebatang isinya.
" Kau membunuh diri secara perlahan-lahan, Aryan," Nilia menggelengkan kepalanya.
" Bukan. Kau salah, kak. Mummy dan Soffy yang membunuhku," aku tergelak kecil sambil meneguk lagi beer dari tinnya.
Ini sudah tin ke tiga. Selalunya setelah melangsaikan tin yang ke sepuluh, barulah mataku akan layu dan fikiranku menjadi tenang tanpa memikirkan apapun.
" Kau sangat mencintai Soffy?"
Aku tergelak lagi. Aku tidak tahu mengapa aku tertawa sedangkan hatiku menangis. Aku menangis setiap kali teringatkannya.
" Aku sangat mencintainya, kak. Tapi dia mengusirku. Tidak sedikitpun dia mahu mendengar penjelasanku," diikuti titisan air jernih yang menuruni pipiku.
Aku terisak. Memalukan sekali. Aku menangis di hadapan kakakku. Aku menangis kerana seorang wanita yang tidak menginginkanku.
" Kau sudah berusaha memujuknya?" Pertanyaan Nilia aku jawab dengan gelengan.
" Kenapa?"
" Untuk apa, kak. Soffy takkan mahu menerimaku. Dan..suka atau tidak, mummy tetap akan memaksaku menikah dengan Lisa," kataku.
" Kau masih mahu mengikut kemahuan mummy? " Aku mengangkat wajah, menatap wajah Nilia.
" Aku tidak dapat membantah mummy, kak," jawabku.
Aku menghirup cecair dari tin itu lagi. Kemudian aku menarik sebatang rokok dari kotaknya dan ku selitkan di antara sepasang bibirku. Tanganku pantas menyalakan lighter dan ....
YOU ARE READING
Secret Lover
Romance*** Untuk bacaan dewasa sahaja ( banyak mengandungi unsur dewasa.) Mohon bijak membuat pertimbangan sebelum membaca cerita ini. Soffyana..seorang gadis biasa yang hanya mengimpikan kehidupan biasa yang sederhana namun bahagia. Soffyana tidak perna...