SL 24

4.6K 64 15
                                    

" Takkan pernah ada yang boleh memiliki kamu kecuali aku- Adryan Aryan"
_________________________________________

Adryan Aryan's POV

" Kenapa ingin merahsiakan kehadirannya, Soffy ?" Aku mengerling Soffyana yang duduk di sebelahku dengan wajahnya yang masam mencuka.

Wajah itu tetap kelihatan cantik, meski kelihatan sedikit pucat. Bibirnya kelihatan agak kering. Mungkin dalam beberapa minggu ini dia mengabaikan kesihatan dirinya.

" Aku mahu pulang, Adryan," katanya.

" Memang kita akan pulang, Soffy," kaki kananku terus memijak pedal minyak.

Cuma kini tujuanku bukan untuk menghantarnya kembali ke rumah orang tuanya. Tempatnya di sampungku. Kali ini, aku tidak akan melepaskannya. Aku tidak akan membiarkannya terpisah dariku lagi.

" Aku mahu pulang ke rumah papa. Please, Adryan," rayunya dengan suara seakan ingin menangis.

" Kamu belum menjawab pertanyaanku,  Soffy," aku sengaja mengabaikan permintaannya.

"Kamu tak berhak untuk tahu, Adryan," akhirnya dia menjawab.

Jawapannya membuat aku mengangkat sebelah alisku. Ingin marah? Tidak sama sekali. Aku tidak ingin marah kepadanya.

" Kenapa aku tidak berhak tahu? " Aku sengaja mengusiknya.

Aku ingin bermain-main dengannya dahulu. Sudah lama sekali rasanya tidak mengusiknya.

" Dia bukan bayi kamu," katanya, seraya memalingkan wajahnya.

" Bukan? Kamu ada tidur dengan lelaki lain, Soffy?" Aku ingin tertawa mendengar alasannya.

"Jangan harap aku percaya, sayang," aku tertawa geli dalam hati. Jika dia mahu aku percaya bahawa dia mengandungkan bayi lelaki lain, dia silap besar. Seribu kali pun dia mengatakannya, aku takkan percaya.

Bukan mudah lelaki ingin menakluki wanita polos sepertinya. Aku teringat saat pertama aku memaksanya untuk menyerahkan tubuhnya kepadaku.

Sial! Si adik di dalam boxer ku mula bangun dan memberontak. Sudah lama dia tidak bertemu pasangannya. Sudah begitu lama dia tidak dimanjakan oleh pasangannya.

Hmm..biarlah...sabar sahaja, dik. Sebentar sahaja lagi kamu akan bertemu kekasihmu. Sebentar lagi, kamu akan bertemu embun penawar kegersanganmu, hatiku bermonolog sambil hujung bibirku melengkung ke atas.

"Kenapa?" Soffyana menjeling marah kepadaku.

" Kamu ada tidur dengan lelaki lain, Soffy?" Aku mengulangi pertanyaanku.

" Kamu..," tangannya memukul pahaku berulang kali sehingga tangisnya pecah.

Namun dia belum berhenti memukul pahaku. Malah beberapa kali pukulannya tersasar hingga mengena sang junior yang sedang membengkak. Entah apa yang terjadi pada sang junior, dipukul begitu bukannya rasa sakit. Malah semakin mengembang, tegang dan memberontak minta dilepaskan.

Aku memasang signal dan memberhentikan keretaku di tepi jalan. Soffyana semakin terisak sambil terus memukulku dengan tangannya.

" Soffy..," aku merangkul tubuhnya ke dalam dakapanku. Ku dakap erat tubuh kecilnya hingga dia tidak terdaya lagi untuk memukulku.

" Kamu jahat, Adryan. Kamu sengaja pergi meninggalkan aku. Kamu sengaja berjanji pada mummy untuk menikah dengan Lisa. Kamu sengaja menuduh aku tidur dengan lelaki lain. Kamu jahat, Adryan," katanya sambil terus menangis.

Secret LoverTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang