"Sudah saatnya kita berhenti memikirkan orang lain. Sudah tiba masanya kita memikirkan tentang diri kita, tentang perasaan dan tentang kebahagiaan kita- Adryan Aryan"
______________________________________
Soffyana Ayanna's POV
Aku terjaga dari tidur tika terdengar kicauan burung di luar rumah. Aku membuka mata dan menemukan wajahku sedang menghadap dada bidang Adryan.
Tangan Adryan sedang memeluk tubuhku. Sebelah kakinya pula menimpa kakiku. Aku senyum sendiri. Senyuman bahagia seorang wanita.
Aku cuba melepaskan pelukan Adryan. Perlahan ku buka rangkulannya. Namun bukannya terlerai. Pelukan Adryan kian erat. Aku mendongakkan wajah.
Guess what? Dia yang ku sangka sedang tidur, rupanya sudah terjaga. Dia sedang tersenyum nakal menatapku.
"Adryan..."
"Hmm..." Adryan semakin merapatkan tubuhku ke tubuhnya.
"Adryan, aku mahu bangun," aku merengek manja.
"Masih terlalu pagi, sayang," katanya.
"Adryan, aku lapar," memang perutku terasa lapar.
Seingatku semalam, sejak sampai di rumah ini, kami belum menjamah makanan. Kami berdua hanya asyik bercinta, lagi dan lagi, berulang kali hingga ke pagi.
"Aku juga lapar," katanya.
"Jadi, lepaskan aku, Adryan. Biar aku bangun dan menyiapkan sarapan untuk kita berdua," kataku.
"Kamu tidak perlu bangun untuk menyiapkan sarapan ku, sayang. Sarapan ku ada di sini," lirih Adryan.
Tangannya menolak tubuhku hingga aku kini terlentang. Dengan pantas pula dia mengungkung tubuhku dengan kedua kakinya.
"Aku hanya ingin bersarapan ' kuih apam' pagi ini," katanya tersenyum nakal.
"Kuih apam?" Aku mengerutkan dahi.
"Ya, sayang. Pagi-pagi burung nakal hanya ingin bersarapan 'kuih apam'," Adryan tergelak kecil.
Serentak dengan itu jemarinya menyentuh daerah intimku. Bukan hanya sekadar menyentuh. Satu jarinya menyentuh titik sensitif di dalam sana, membuat tubuhku melenting ke hadapan.
" Ahhh...," aku mendesah berat.
Hanya sentuhan begitu membuat seluruh tubuhku bereaksi. Perlahan aku merasakan daerah kewanitaanku mulai basah.
"Lihat, 'apam' sudah basah. Sudah sedia untuk dimakan burung," katanya.
Kini barulah aku faham apa yang dimaksudkan Adryan. 'Apam'..aku tertawa dalam hati memikirkan istilah baharu itu. Betapa uniknya gelaran yang diberikan oleh Adryan.
"'Burungnya' bagaimana? Sudah begitu lapar, ya? Sudah sedia untuk mematuk 'apam'?" Aku membalas usikan Adryan.
"Sudah. ' Burung' ni sudah lapar sedari tadi," jawabnya.
Jemarinya semakin galak mengusik yang di bawah sana. Membelai, menguis-nguis dan akhirnya terbenam jauh ke dalam. Matanya pula tidak berganjak dari menatapku, sengaja ingin melihat kesan sentuhannya pada tubuhku.
" Adryan, " aku memejamkan mata. Sentuhannya membuat 'Miss-V' berdenyut hebat dan memberikan kemutan pada jarinya.
"Omg..sayang. Sabar, sayang" dia menarik keluar jarinya.
Dia mendongakkan daguku. Bibirnya mencapai bibirku dan mengulumnya. Lidahnya masuk ke dalam mulutku dan menjelajah hingga ke pangkal kerongkongku.
YOU ARE READING
Secret Lover
Romance*** Untuk bacaan dewasa sahaja ( banyak mengandungi unsur dewasa.) Mohon bijak membuat pertimbangan sebelum membaca cerita ini. Soffyana..seorang gadis biasa yang hanya mengimpikan kehidupan biasa yang sederhana namun bahagia. Soffyana tidak perna...