" Aku berharap dapat memelukmu begini, selamanya-Adryan Aryan"
_______________________________________
Adryan Aryan's POV
Aku memerhati wajah wanita kesayanganku yang sedang berbaring dengan matanya terpejam rapat. Aku tidak tahu apakah dia tidur atau hanya memejamkan matanya sahaja. Namun aku berharap agar dia benar-benar sedang lena diulit mimpi-mimpi indah. Aku berharap mimpi indahnya akan membuatnya lupa seketika kesedihan yang dialaminya.
Setelah mengeringkan tubuh, aku melucutkan tuala yang membalut tubuhku hingga ke paras pinggang. Aku naik ke atas katil dan menyusup ke dalam selimut yang menutupi tubuh Soffyana.
Aku berbaring terlentang di sebelahnya,dalam keadaan naked. Perlahan ku ambil satu tangan Soffyana dan ku bawa pada sang junior di celah pahaku. Ku pandu jemari Soffyana turun naik, mengurut sang junior hingga adik kesayanganku itu mula bangun.
"Teruskan, sayang," bisikku sambil terus memandu tangannya membelai kejantananku.
Terasa nikmat sekaligus menyalurkan ketenangan yang tidak terhingga. Sudah dua minggu aku tidak menyentuhnya. Aku merasa sangat rindu. Aku rindu untuk menyentuh setiap inci tubuhnya. Aku rindu untuk mengulangi rasa nikmat saat tubuhku menyatu dengannya.
"Teruskan, sayang," aku memejamkan mata bila akhirnya aku merasa tangan Soffyana mengurutku tanpa perlu ku pandu lagi.
"Adryan...," perlahan sekali suaranya menyebut namaku.
"Hmm..sayang...," nafasku mula menderu.
Nafsuku sudah berada di ubun-ubun. Andai saja dia tidak dalam keadaan berpantang, pasti sudah ku kuasai tubuhnya. Sudah pasti aku membuatnya mendesah dan menjerit menahan rasa nikmat.
"Sedikit lagi, sayang. Bantu aku, ya. Aku tak mampu menahan lagi," kataku.
Tanganku ku selitkan ke dalam gaun tidur yang dipakainya. Ku temukan little white lilly yang sudah keras dan tegang. Ku pilin putingnya yang sebesar hujung jari kelingkingku, hingga Soffyana terjerit kecil. Tubuhnya melenting ke atas. Pegangan tangannya pada juniorku juga terlepas.
Aku tersenyum puas. Tidak mengapa jika dia mengabaikan juniorku seketika. Biar aku memberinya sedikit kenikmatan juga.
Ku tarik gaun tidur yang dipakainya melewati kepalanya. Kini tersembul lah payudaranya yang putih dengan puting berwarna merah jambu. Perlahan ku sentuh hujung puting merah jambunya dengan hujung lidahku.
"Adryan...please..," rayunya.
"Okey, sayang," aku mengulum dan menyedut putingnya.
"No, please no, Adryan," Soffyana menggelengkan kepalanya.
"No?" Aku mengerutkan dahi.
"Kamu mahu menyiksaku, sayang? Sekejap kamu mengatakan 'please'. Sekejap kemudian kamu mengatakan 'no'," kataku dengan kecewa.
Aku ingin berganjak namun sepantas kilat Soffyana menarik tanganku.
"Jangan memulakan sesuatu yang tidak mampu kamu selesaikan," kataku.
Ku lepaskan cengkaman tangan Soffyana pada lenganku. Dengan menahan rasa kecewa dan rasa ghairah yang masih membakar tubuh, aki bangkit dari katil. Masih tidak mengenakan apa-apa, aku berjalan menuju ke bilik air. Di dalam sana nanti akan aku tuntaskan nafsu yang bergelora ini.
"Adryan..stop and look at me," suara Soffyana menghentikan langkahku. Namun aku masih tidak menoleh kepadanya.
"Kamu tak merindukan aku, Adryan?" Soffyana memelukku dari belakang.
YOU ARE READING
Secret Lover
Romance*** Untuk bacaan dewasa sahaja ( banyak mengandungi unsur dewasa.) Mohon bijak membuat pertimbangan sebelum membaca cerita ini. Soffyana..seorang gadis biasa yang hanya mengimpikan kehidupan biasa yang sederhana namun bahagia. Soffyana tidak perna...