02;Shadow In Me✔

•°Shadow in Me;04°•

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•° Part 04 By: Awliyaslv_°•

•° Rabu, 18 November 2020°•

•
•
•

💜Happy Reading💜

Bel pulang sekolah telah berbunyi lima belas menit yang lalu. Kini, Elanda dan Sabila tengah berada di depan gerbang sekolah, menunggu jemputan masing-masing. Tapi, kali ini keduanya tak ada yang membuka suara.

Lebih tepatnya, Elanda lah yang membuat Sabila tetap bungkam. Sejak insiden pot jatuh tadi, Elanda sama sekali tak bergeming. Membuat Sabila bingung sendiri harus berbuat apa.

Sampai akhirnya Sabila memilih untuk diam juga.

Tin! Tin!

Sebuah klakson mobil, memecah keheningan di antara Elanda dan Sabila. Mobil yang hendak menjemput Sabila itu, berhenti tepat di depan mereka. Sabila menatap Elanda seraya berkata, "El, lo mau bareng gue?"

"Hm? Oh, gak usah, Bil. Gue udah ada yang jemput, kok." Bohong, jelas Elanda berbohong. Gadis itu hanya tidak ingin merepotkan Sabila.

"Beneran?" tanya Sabila memastikan.

"Iya, Bil. Udah sana! Kasian sopir lo, noh."

"Huh! Ya udah, nanti kalo ada apa-apa lo telpon gue aja. Oke?"

"Iya, Sabila."

"Sip, bye!" Sabila masuk ke dalam mobilnya sambil melambaikan tangannya.

Setelah mobil Sabila melaju, Elanda membuka tasnya mencari ponsel miliknya, namun tak menemukannya. "Kok gak ada?" gumamnya.

"Duh, gue taruh mana ya tadi?" Elanda mencoba mengingat-ingat dimana dia meletakkan ponselnya.

Ah, iya.

Tadi ia meletakkan ponsel miliknya di kolong mejanya.

"Astaga! Ceroboh banget, sih, gue!" Elanda menepuk dahinya sendiri pelan, lalu berbalik dan masuk kembali ke dalam sekolahan.

••••

"Kenapa harus Devan?" tanya seseorang di dalam kelas 12 IPA 3.

"...."

"Lo yakin?" tanya orang itu lagi.

"...."

"Gue masih belum tau, harus darimana gue bilang ke Elanda."

Deg.

Tubuh Elanda membeku di depan pintu kelasnya yang tertutup setengah. Siapakah yang berada di dalam sana? Sampai membawa-bawa namanya juga nama Devan.

Karena penasaran, tangan Elanda pun tergerak meraih gagang pintu kelasnya. Tapi, belum sampai tangannya menyentuh besi itu, seseorang keluar dari dalam sana. Membuat Elanda terkejut.