•°Shadow in Me;26°•

30 7 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 26 By: lindraVey°•

•°Senin, 07 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Dengan cukup bersemangat Elanda duduk tepat di pinggir lapangan, tempat biasa para tim Devan beristirahat. Elanda menyaksikan Devan yang juga semangat di lapangan.

Paras tampan Devan semakin keluar kala peluh yang membasahi wajahnya serta rambut yang ia kibaskan. Kharisma seorang Devan tak bisa di ragukan.

"SEMANGAT DEVAN!!"

Elanda terkejut mendengar teriakan yang tepat dari seseorang di sampingnya. Tasya, sejak kapan gadis itu duduk di samping Elanda? Seingatnya sejak tadi hanya Elanda yang duduk disini.

"Lo? Lo sejak kapan di sini?" tanya Elanda pada Tasya.

Tasya menatap Elanda dengan senyuman manisnya. "Emang kenapa? Gak boleh? Sebelum lo di sini, ini tempat gue. Jadi gue ya cuman menempati tempat gue." Tasya kembali memandang Devan di tengah lapangan.

"Oh, gitu. Hak lo sih, gue cuma tanya." Elanda tak mau memusingkan hal itu lalu menatap kembali lapangan.

"Gue denger lo hampir mati?" tanya Tasya dengan nada yang menyepelekan.

Elanda melirik, "gak usah ngurusin hidup orang lain," ucap Elanda dengan menekankan kata-katanya.

"Hem, karena lo ngedeketin Devan, otomatis semuanya jadi urusan gue." Tasya menghela nafasnya lalu menatap Elanda lagi, "karena cantiknya gue juga lo rebut, jadi gue tambah gak suka sama lo."

Elanda sudah kesal sekarang, "lo kalau mau ngebacot jangan di sini, dan satu lagi ... gue gak minat atau bahkan tertarik sama kata-kata lo itu, bisa dibilang juga gue muak," ucap Elanda.

Tasya terkekeh, "oke-oke gue pergi, jaga diri lo ya," ucap Tasya berbisik pada Elanda sehingga membuat Elanda bergidik lalu menatap tajam Tasya. "Cewek gila!"

Tasya pergi menjauh meninggalkan Elanda yang masih merasa merinding dengan bisikan seperti iblis dari Tasya, benar-benar bukan manusia yang mempunyai hati.

Elanda kembali menonton latihan basket Devan dengan serius. Ia harus menghilangkan Tasya dari pikiran buruknya dulu sekarang. Percuma, memikirkan gadis ular itu tak akan ada habisnya, entah apa yang akan Tasya lakukan, Elanda hanya harus bersiap.

Ketika mata Elanda terfokus pada Devan, saat itu pula Devan menatap Elanda dengan senyum mempesona sehingga membuat Elanda kembali tersenyum lebar.

"Ganteng," gumam Elanda.

••••

Jam empat sore, Elanda sudah berada di rumahnya. Sudah mandi dan sekarang tengah duduk di ruang keluarga bersama Mamanya yang sedang menonton sinetron. Makanya sangat penikmat sinetron.

"Daripada lihat gituan, mending nonton drakor, Ma," ucap Elanda memberikan saran.

"Mama pecinta produk dalam negeri aja," sahut Jihan.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang