•°Shadow in Me;23°•

29 8 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 23 By : Awliyaslv_°•

•°Senin, 07 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

16.30 WIB.

Elanda masih setia berdiri sendiri di halte depan sekolah. Dia terpaksa pulang paling akhir, karena hari ini adalah jadwal piketnya. Sementara Sabila harus pulang terlebih dahulu, karena ada urusan keluarga.

"Cewek," panggil seorang remaja laki-laki yang menghentikan motornya di samping Elanda.

Hampir saja sebuah buku dilemparkan oleh Elanda saking terkejutnya.

"Buset ... santuy dong, El." Remaja laki-laki yang tak lain adalah Devan itu, terkekeh geli.

"Ck, lo tuh kenapa, sih, Van? Ngagetin aja. Untung nih buku kagak gue lempar beneran," dengus Elanda kesal.

Sebuah cengiran muncul di wajah Devan. "Abisnya, udah sore bukannya pulang malah diem di sini. Nanti kalo ada penjahat, terus lo diculik gimana?" ucap Devan yang sok menakut-nakuti Elanda.

"Lo pikir gue anak kecil, yang bisa lo takut-takutin kayak gitu? Lagian, gue bukannya gak mau pulang. Tapi, emang belum dapet kendaraan aja."

Devan yang semula duduk di atas motor, kini berpindah posisi menjadi berdiri di depan Elanda. "Kenapa lo gak nelpon gue?" gemas Devan sembari menjentikkan jarinya ke dahi gadis itu.

"Ish! Masa gue ngerepotin lo mulu." 

"Gak usah ngadi-ngadi lo. Pakek bilang ngerepotin segala. Gue kan udah pernah bilang, kalo butuh apa-apa, telpon gue aja. Bandel banget, sih, lo!" Devan kembali menjentikkan jarinya ke dahi Elanda, membuat gadis itu berdecak sebal.

"Lama-lama jidat gue bolong lo gituin terus!" Elanda menepis tangan Devan.

"Ngelawak, Mbak? Mana bisa jidat bolong."

"Bodo, ah! Nyebelin lo! Sono pulang!" usir Elanda.

"Sama lo tapi." Devan menaik-turunkan kedua alisnya.

"Ogah! Lo bau!" Elanda memalingkan mukanya.

"Dih, mana ada orang seganteng gue gini bau. Emang suka ngadi-ngadi ya lo."

"Masih gantengan Raksa," gumam Elanda tanpa sadar. Namun, masih bisa terdengar oleh Devan.

"Anjir, gue dibandingin sama hantu," ceplos Devan.

"Heh! Ngomong apa lo?" Elanda melotot tidak terima saat Devan mengatai Raksa hantu. Tidak, Elanda sama sekali tidak marah. Hanya saja, dirinya tidak suka jika Raksa disebut hantu.

"Hehe, peace!" Devan mengangkat dua jarinya membentuk huruf 'V'.

"Udahlah, El. Ayo pulang! Nanti mama lo khawatir, anak gadisnya belum pulang-pulang," ucap Devan lagi.

"Dibilang ogah. Lo abis main basket, kan? Pasti keringet lo bau." Tentu saja Elanda hanya menjahili Devan masalah bau badan itu. Mana ada sejarahnya seorang Devan bau badan. Apa kata Patrick, yang tidak pernah mandi meskipun hidup di dalam air.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang