•°Shadow in Me;42°•

34 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 42 By: faniii_332°•

•°Senin, 21 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

Perlahan bulu mata lentik Elanda terbuka. Senyuman manis terbit di bibir kecilnya melihat Devan yang masih tertidur pulas di sampingnya. Tangan Elanda terlulur lembut mengusap rambut Devan, mengusapnya dengan pelan.

"Makasih Van, untuk semuanya," gumam Elanda mengubah posisinya menjadi menghadap kearah Devan.

Cup.

Entah keberanian darimana Elanda mencium pipi laki-laki di depannya. Dan memeluknya begitu erat, seakan ia tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya.

"Duh, enak banget. Pagi-pagi udah dicium terus di peluk erat gini," ucapan Devan cukup membuat jantung Elanda tidak tentram, ia pikir Devan tidur. Dan ciuman? Ah, sudahlah Elanda malu mengingatnya.

"El," panggil Devan masih mendekap erat tubuh Elanda tak kalah erat seperti Elanda.

"I-iya?" balas Elanda mendongakkan kepalanya menatap iris mata Devan yang juga tengah menatap dirinya.

"Boleh gak? Kalo gue sayang sama lo?" tanya Devan begitu cepatnya.

"Apa Van? Kok telinga gue gak berfungsi ya," tanya Elanda sukses membuat Devan manyun dan melepaskan pelukannya dan duduk.

"Udah lupain aja," jawab Devan sebal.

Elanda tertawa puas dan juga ikut duduk di samping Devan.

"Van," panggil Elanda yang berhasil mengalihkan atensi Devan kembali padanya, "gue gak akan ngelarang lo buat suka, cinta, ataupun sayang sama gue. Karena itu hak lo."

"Gak jadi, ah! Gue mau sayang sama Tasya aja," ucap Devan, membuat Elanda sontak menatapnya datar.

Bugh!

"Aish! Sakit El," ucap Devan meringis akibat di tabok oleh Elanda.

"Bodo amat! Gue males ngomong sama lo," jawab Elanda ingin beranjak dari tempatnya. Untung saja Devan cepat menahan tangan Elanda, kalau tidak mungkin selang infus yang melekat dikulit tangannya terlepas. Sakit? Jangan di tanya lagi, ya jelas sakit lah!

"Aih! Gara-gara lo tau gak!"

"Ya ampun, El. Gue salah apa lagi coba? Kurang baik apa lagi gue sama lo? Udah nyelamati tangan mungil lo dari kesakitan jarum infus."

"Pergi sana!" usir Elanda.

"Gak mau, El ... masa pipi gue lo cium seenak jidat lo. Terus gue di usir gitu aja. Mana bisa! Emangnya gue laki-laki apa kayak gitu," celoteh Devan.

"Gak usah geer dulu lo! Tadi gue itu lagi ngigo! Mana mau gue cium lo kek gitu," alibi Elanda. "Udahlah, gak usah drama. Mending lo samperin Tasya lo itu."

"Gak mau lah. Kan gue maunya elo!"

"Gue gak mau sama lo, gue cuman mau Raksa aja. Walaupun Raksa gak bakalan balik lagi."

"Raksa lagi, Raksa lagi. Katanya udah ikhlas, tapi masih juga di ungkit-ungkit."

Elanda mencibir melihat Devan yang menatapnya garang.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang