•°Shadow in Me;39°•

36 6 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 39 By: MandaVire°•

•°Kamis, 17 Desember 2020°•




💜Happy Reading💜

Sesuai rencana, Elanda dan Saphira kini menjalankan mobilnya menuju suatu tempat.

Tempat markas Rion berada.

Setelah mengumpulkan keberanian, dan juga rencana besar. Mereka memakirkan mobil sedikit jauh dari gedung besar di depan sana.

"Lo yakin?" seru Elanda kemudian.

Entahlah, tiba-tiba ia merasa takut. Apalagi melihat markas mereka dipenuhi motor besar, dan terlihat menyeramkan.

"Bukannya lo yang tadi nyaranin kita ke sini?" tanya Saphira membuat Elanda terdiam.

"Oh, iya. Gue lupa. Hehe," balas Elanda.

Saphira menggelengkan kepala. Jujur, sebenarnya ia juga takut. Tapi mereka harus lakukan ini untuk menambah bukti lainnya.

Mereka harus berani.

"Kamera sama penyadap suaranya udah sama lo, kan?" tanya Saphira.

Elanda mengangguk. Tampak semakin ketakutan, membuat Saphira menepuk pundak gadis itu.

"Jangan takut, El. Kita pasti berhasil," ucap Saphira menenangkan.

"Kalau kita ga—"

"Percaya sama gue. Gue bakalan lindungin lo."

"Ra, yang paling gue cemasin itu lo, bukan diri gue."

Hening.

"Lo yang bukan siapa-siapa terpaksa masuk dalam masalah ini. Bahkan nyawa lo sampai dalam bahaya," seru Elanda mengeluarkan semua keluh dan resahnya.

Saphira tersenyum, tampak tak takut sedikitpun. "Gue yang mutusin buat ikut. Karena gue yakin kita bakalan menang."

"Ra—"

"Ayo, jangan buang waktu. Waktu kita semakin menipis."

••••

Elanda dan Saphira berhasil masuk ke gedung di sana. Gedung tampak sepi, mungkin mereka berkumpul di lantai lain.

"Kita pasang di mana?" tanya Elanda kemudian.

Saphira tampak berpikir sejenak, lalu berkata, "kita mencar aja. Lo pasang di sini, gue ke atas."

"Tapi, Ra—"

"Kalau kita barengan, kemungkinan ketahuannya makin besar."

Menghela napas, Elanda pun menjawab, "oke. Tapi gue yang pasang cctv sama penyadap suaranya ke atas. Lo jaga di bawah. Deal?"

Walaupun sebenarnya tampak setuju, Saphira hanya mengalah dan menganggukkan kepala.

"Kita ketemuan di sini, ya?" seru Elanda kemudian.

Mereka akhirnya berpencar, dengan Saphira yang sibuk memasang kamera di lantai satu dan Elanda yang melangkah ke lantai dua.

Rasa takut yang tadi terasa semakin besar. Meskipun sudah meyakini diri, bukankah hal yang wajar ia merasa demikian? Apalagi ini markas geng motor yang terkenal kejam.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang