•°Shadow in Me;41°•

43 5 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 41 By : restianjani993°•

•°Sabtu, 19 Desember 2020°•

💜Happy Reading💜

"Elanda!" panggil seseorang. Elanda yang sedang duduk di taman bunga pun menoleh ke sumber suara. Ia mengembangkan senyumnya saat lelaki yang selalu di ada di sampingnya sekarang sedang tersenyum bahagia.

"Raksa," ujar Elanda menghampiri Raksa.

"Sekarang kamu udah bahagia ya, Nda? Aku seneng lihatnya. Aku juga jadi tenang buat pergi. Karena aku percaya, temen-temen kamu ... terlebih Devan, bisa jagain kamu di sini," lanjutnya.

Elanda melempar senyumannya, "Syukurlah, akhirnya aku bisa nyabut beban itu dari kamu, Sa. Insyaallah, sekarang aku udah ikhlas. Kamu bisa balik ke tempat kamu. Aku gak akan nahan kamu lagi," ujar Elanda yang sekarang sudah bisa mengikhlaskan kepergian Raksa.

"Makasih, Nda. Kalo misalnya nanti kamu kangen sama aku, kamu lihat aja ke sana. Aku ada di antara bintang-bintang itu," ujar Raksa menunjuk bintang.

Elanda hanya mengangguk.

"Aku pamit, Nda." Raksa bejalan ke sebuah cahaya Elanda melepasnya dengan senyuman.

"Tenanglah di sana, Sa!"

Elanda membuka matanya dan menatap langit-langit, untuk pertama kalinya senyum mengembang di bibirnya saat ia memimpikan Raksa.

Bau kas obat sangat menyengat di hidungnya. Ia merasakan berat ditangannya,seperti digenggam oleh seseorang, ia menemukan Devan yang sedang tertidur di sebuah kursi di samping tempat tidurnya sambil menggenggam tangannya.

Di liriknya jam di dinding yang menunjukan pukul sebelas malam. Elanda mengusap kepala Devan sambil tersenyum, meski ia merasakan ada rasa janggal di lehernya. Ia mengingat-ingat lagi kejadian tadi, dimana nyawanya hampir melayang kalau saja Devan dan kawan-kawan tidak datang tepat waktu.

Devan yang merasakan usapan dikepalanya pun membuka matanya. Ia lansung menegakkan kepalanya dan menatap Elanda.

"Eh, kok bangun tengah malam?" tanya Devan.

"Kebangun, tadi gue mimpi Raksa," ucapan Elanda sukses membuat Devan penasaran.

"Mimpi apa?"

Elanda kembali tersenyum, "gue senang sekarang Raksa udah bisa tenang." Devan pun ikut tersenyum karena ucapan Elanda.

"Makasih ya Van, kalau aja lo telat tadi, mungkin aja gue bakal nyusul Ra—" belum selesai Elanda melanjutkan ucapannya Elanda lansung meletakkan telunjuknya di bibir Elanda.

"Jangan lanjut lagi, El. Nolong lo udah jadi tugas gue, jadi lo nggak perlu makasih, bahkan nyawa gue pun gue rela pertaruhkan buat lo."

Bolehkah Elanda senang dengan ucapan Devan?

"Karena Raksa udah nitip lo sama gue, dan gue akan jaga lo dengan baik." Elanda pun tidak jadi baper dibuatnya, Elanda pikir jika bukan karena Raksa mungkin saja Devan tidak ingin menolongnya atau bahkan kenal dengannya sekarang.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang