02;Shadow In Me✔

•°Shadow in Me;08°•

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 08 By: lindraVey°•

•°Sabtu, 21 November 2020°•

•

•

•

💜Happy Reading💜

Elanda terdiam di kursi belajarnya sambil menatap bingkai foto yang menghiasi meja belajarnya. Rasa rindu kembali datang, meski berulang kali mencoba untuk melupakan, kenangan bahkan paras sosok lelaki yang berada di dalam foto itu selalu terkenang.

"Aku kangen kamu ...," lirih Elanda sambil menatap sendu.

'Aku lebih rindu.'

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar terbuka, seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Elanda. "Sudah makan?" tanyanya.

Elanda mengangguk. "Mama kapan pulang?" tanya Elanda.

"Barusan. Oh iya, gimana sekolah barunya? Nyaman?" tanya Jihan pada anak gadisnya itu.

"Iya, Ma. Nyaman kok," jawab Elanda dengan senyum sendu.

Jihan menatap anak gadisnya itu, kemudian menatap foto yang ada di atas meja belajar sang putri. Rasa tak tega dan sedih juga menyelimuti hati Jihan. Jihan berdiri dari duduknya dan memeluk Elanda. "Berusaha sayang, kamu pasti bisa. Kalau kamu begini terus, yang ada nanti dia gak tenang," ucap Jihan sambil mengelus rambut putrinya itu.

"Selalu kok, Ma. Tapi entah kenapa, setiap aku udah mau berusaha, itu semua gagal," balas Elanda.

"Emang sulit, Mama mengerti rasanya, Mama tahu betul. Makannya, sekarang kamu harus melakukan banyak aktivitas lainnya dan isi kekosongan hari kamu. Sudah ya, jangan sedih terus," nasihat Jihan pada Elanda.

Elanda mengangguk patuh. "Makasih udah terus support Elanda, Ma," ucap Elanda.

Wanita itu mengangguk. "Ya sudah, ini udah sore. Sana mandi," titah Jihan.

Elanda mengangguk.

Jihan keluar dari kamar Elanda. Elanda kembali menatap foto itu, "bantu gue berusaha buat bangkit dari keterpurukan ini, Sa." Elanda menatap senyum foto itu kemudian bangkit dari duduknya.

••••

Sesuai ajakan Sabila, malam ini mereka pergi menuju pasar malam. Elanda di jemput Sabila menggunakan mobilnya. "Jauh gak?" tanya Elanda.

"Enggak. Paling cuma lima belas menit, kok," jawab Sabila.

"Lo sering ke pasar malam?" tanya Elanda.

Sabila mengangguk. "Gue suka banget kalau ke pasar malam, banyak makanan," jawab Sabila semangat.

Elanda menggelengkan kepalanya, "makanan aja yang dipikirin, dasar lo." Elanda terkekeh sambil menatap ponselnya.

"Eh btw, lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama Saphira?" tanya Sabila.

Elanda menoleh ke arah Sabila. "Maksudnya?" tanya Elanda.

"Ya ... gue heran aja. Mungkin juga bukan cuma gue, tapi para warga sekolah juga bingung. Nih ya, Saphira itu indigo, terus anaknya diem dan cuek minta ampun. Tapi, kok dia kayak baik sama perhatian banget sama lo?" heran Sabila.