•°Shadow in Me;07°•

86 9 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part 07 By: faniii_332°•

•°Jum'at, 20 November 2020°

💜Happy Reading💜

'Saphira. Dia indigo.'

Usai mendengar ucapan Sabila, Elanda langsung berlari mengejar Saphira. Bukannya takut, ia malah semakin penasaran dengan gadis itu.

Aneh, bukan? Tapi memang itu yang ia rasakan. Ada sesuatu yang membuat Elanda tertarik dengannya.

Elanda berhenti, matanya menemukan sosok yang sedari tadi ia cari. Sedang berada di bawah pohon beringin.

Saphira tampak menghela napas, dan duduk di bawah pohon sembari memegangi lututnya yang terasa sakit.

"Kenapa gue mau aja sih ngikutin omongan dia? Kenal aja engga," gumam Saphira.

"Dia siapa?" Elanda diam-diam mendekat dan bertanya, mengagetkan sang empu yang duduk di bawahnya.

Saphira sontak menoleh, menatap Elanda dengan malas dan kembali memijat kakinya yang masih terasa sakit. Entahlah kenapa.

Merasa diabaikan, Elanda pun ikutan duduk, masih setia menunggu jawaban dari pertanyaannya barusan.

Lima menit berlalu, namun sang empu belum juga mengeluarkan sepatah kata pun.

Elanda menghela nafas, "di—"

"Gue cabut!" tanpa menjawab, Saphira langsung mengentak pergi meninggalkan Elanda begitu saja.

"Eh, tunggu!"

Elanda menghela napas pasrah. Saphira tak berhenti dan terus menjauhinya.

"Dingin banget."

Pasrah, Elanda pun ikut beranjak dari sana.

Entah kenapa Elanda merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Saphira darinya. Ditambah lagi fakta yang Sabila katakan barusan, itu membuat Elanda berpikir bahwa mungkin saja—

"Ah, gila! Gak mungkin, El. Gak mungkin." Gadis itu bergumam sembari memukul ringan kepalanya.

Karena sibuk dengan pemikiran dan langkahnya sendiri, tanpa disadari Elanda menginjak buku catatan seseorang yang entah sejak kapan ada di jalan.

Pemilik buku berdehem, dan sang empu sontak menoleh, mengangkat alisnya bingung.

'Sejak kapan nih cowok ada di sini?' batin Elanda.

Orang yang ternyata adalah Devan itu hanya diam, memonyongkan bibir. Ia menatap sepatu Elanda dan juga buku catatannya bergantian.

"Apa?" tanya Elanda masih belum menyadari kalau ia menginjak buku catatan Devan.

"Itu sepatu lo habis dari mana?" Devan malah balik bertanya.

Elanda menukikkan satu alis mata keatas, berpikir sejenak.

"Kantin, kelas, lapangan sama toilet," jawab Elanda mantap.

"Buku suci gue ternodai sepatu lo." ucap Devan menunjuk kebawah, lebih tepatnya ke sepatu Elanda dan juga buku catatannya.

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang