•°Shadow in Me;11°•

48 8 0
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Shadow in Me © Kelompok 2°•

•°Part By: gloriarafael°•

•°Selasa, 24 November 2020°•

💜Happy Reading💜

Bel masuk sudah berbunyi sedari tadi sementara Devan dan Tasya masih berada di taman belakang sekolah yang cukup sepi.

Tasya duduk tertunduk sambil memainkan kukunya. Ia mencoba terlihat biasa saja setelah apa yang ia lakukan hari ini. Jujur saja, saat ini ia sangat takut karena Devan menyeret paksanya ke tempat ini.

"Cukup, Sya!" perintah Devan dingin walau agak sedikit santai.

Perlahan Tasya mendongak menatap Devan yang berdiri di hadapannya. "Kenapa?"

"Selama ini gue diem akan sifat lo tapi untuk kali ini ...." Devan menggelengkan kepalanya tegas. "Gue gak bisa diem lagi. Jadi gue mohon sama lo, berhenti!"

Tasya terkekeh seraya menggelengkan kepalanya pelan. "Berhenti? Bahkan gue belum mulai, Van." Tasya mengalihkan pandangannya, "dan lagian, lo juga baru kenal dia," lanjutnya.

"Justru gue minta lo berhenti sebelum lo mulai. Bukan soal seberapa kenal, Sya, tapi soal ...," Devan terdiam tak mampu meneruskan perkataannya.

"Soal apa, ha? Soal apa?!" bentak Tasya seraya berdiri menghadap Devan yang mengalihkan pandangannya.

Tasya mendecak pelan. "Lo gak bisa jawab pertanyaan gue, Van. Yeah, berarti sama, gue juga gak bisa berhenti gitu aja. Impas, kan?"

Devan mulai menatap bola mata Tasya yang berdiri sangat dekat dengannya, "apa berteman belum cukup?" tanya Devan pelan.

"Apa cinta gue ke lo belum cukup untuk lewati batas itu?" tanya Tasya membalas.

Tasya langsung menjauh dan pergi meninggalkan Devan dengan senyuman liciknya. Devan mengerti maksudnya, bahwa Tasya akan tetap menjadi wanita licik dan serakah. Bukannya tak bisa luluh dengan usaha Tasya mendapatkan hatinya, tetapi Devan sadar bahwa itu bukan cinta. Tasya hanya terobsesi dengannya.

Menatap kepergian Tasya membuat Devan mengusap wajahnya prustasi. Dari semua wanita yang Tasya ganggu, hanya Elanda yang terasa berat untuk ia abaikan.

Devan tidak tau dan tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya, yang pasti ia tak ingin Elanda terluka, itu saja.

••••

Elanda berjalan cepat memasuki ruang olahraga wanita. Ia berjalan secepat mungkin agar dapat menemui seseorang di ruang gantinya.

"Elanda?" Saphira yang tadinya duduk diam di bangku menatap kaget kedatangan Elanda.

Tanpa basa-basi Elanda langsung memaksa Saphira berdiri. Tanpa persetujuan Saphira juga, Elanda melap tubuh Saphira dengan sarung tangan miliknya.

"Lo ngapain, sih?" tanya Saphira kesal karena Elanda terus melap seragamnya yang basah tetapi Elanda tak juga berhenti.

"El, cukup!" bentak Saphira menjauhkan tubuh Elanda darinya.

Elanda mengela napas panjang dan menatap Saphira. "Lo bebas kok cuekin gue, musuhin gue, bahkan benci gue. Tapi tolong, kali ini biarin gue nolongin lo. Lagian semua ini terjadi gara-gara lo nolongin gue, kan? Udahlah, lo gak bisa nungguin seragam lo kering di badan, yang ada lo bakalan sakit."

02;Shadow In Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang