Galaksi~Ara [END]

7. Gaskar vs Roller

🍁Happy Reading 🍁

Bel sekolah telah berbunyi sepuluh menit yang lalu, semua orang telah pulang kerunahnya masing masing tapi tidak dengan kiara ia masih setia duduk dibangkunya menunggu sekolah sepi keempat sahabatnya sudah pulang sejak lima menit yang lalu.

Setelah memastikan sekolah sepi ia segera beranjak ke toilet untuk menganti rok nya dengan celana jins, setelah mengganti rok nya ia menyusuri koridor yang nampak sepi hanya ada beberapa orang saja yang mengikuti ekstrakurikuler.

Sesampainya ia dipakirran langsung menghampiri motornya, mengenakan helm dan langsung mengendarai motornya keluar sekolah.

Disisi lain galaksi dan anggotanya sedang berada di warbunem untuk menyusun strategi.

"Kita bawa 160 orang aja yang lainnya jaga jaga kalau nanti ada yang tumbang, ada yang bawa mobil juga kalau nanti ada yang luka parah biar bisa langsung dibawa kerumah sakit, jangan ada yang bawa senjata tajam, paham?" Ucap galaksi.

"Paham ketua" Ucap mereka.

"Cabut" Ucap galaksi yang dianggukki mereka semua, merekapun keluar dari warbunem menuju lapangan merah.

Dengan menggunakan jaket kebanggaan mereka yang bertuliskan "GASKAR" dibagian belakang dan lambang tengkorak dengan mahkota, dibelakang tengkorak terdapat sayap yang gagah dengan pita berhuruf "G" dibawah tengkorak. Lambang itu berada di dada kiri mereka.

Seperti gambar diatas.

Selang beberapa menit mereka semua sampai di lapangan merah yang ternyata musuh bebuyutan mereka sudah berada di sana.

"Gue kira lo semua gak akan datang" Ucap roy.

"Kita bukan pengecut" Ucap galaksi.

"Lagian lo ngapain sih nantangin kita udah tau ujung ujungnya kalah" Ucap leo.

"Anjing gue pastiin hari ini roller yang akan menang dan kalian bakal berlutut sama roller" Ucap roy.

"Yakin?" Tanya galaksi dengan mengeluarkan smirk nya.

"Bangsat" Ucap roy.

"SERANG" Triaknya.

Bugh

Bugh

Bugh

Dua kubu saling mengadu kekuatan mereka.

Dilain tempat kiara sedang bingung karena tidak ada angkot yang lewat karena tadi ban motor nya tiba tiba bocor dan hari mulai sore karena tidak ada angkot ia memutuskan untuk berjalan kaki melalui lapangan merah karena hanya itu jalan terdekat dengan komplek perumahannya.