~(Yang selama ini diimpikannya; memberi Newt kebahagiaan yang pantas seperti yang dia dambakan darinya, memberinya balasan dan penghormatan yang sepadan atas hal itu.)~
.
.
.
Thomas selalu menyukai setiap detik yang mereka miliki bersama. Meski itu hanya berbaring di tempat tidur. Saling berpelukan, mengusap pipi dan membelai kepala. Seperti kali ini ketika tangannya beristirahat di kepala Newt, jemarinya berpindah menelusuri lekuk pipi dan menyisir rambut emas.
Newt mendengkus (pura-pura kesal) tetapi senyumnya mengatakan bahwa ia juga menyukainya.
Thomas menarik tubuh ramping itu. Merasakan gesekan dengan seprai kasur hingga yakin tidak ada jarak yang tersisa.
Ketika Newt tak henti melebarkan senyum di wajahnya, Thomas terpaku pada cara bibir itu terbuka saat Newt menjulurkan ujung lidah menyerempet bibir bawah. Menggodanya bahkan saat tahu Thomas tidak menginginkan sentuhan yang agak melewati batas meskipun sebetulnya istilah itu tidak berlaku lagi, sebab mereka sudah melewati keintiman yang lebih dari ini.
Thomas membalas senyumnya dengan kecupan di dahi.
Newt mengerang rendah sebagai bentuk protes. Tangannya menarik kerah kaus Thomas dan beringsut lebih rapat. Wajah mendekat hingga ujung hidung mereka saling menyikat.
Napas Newt yang hangat menggelitik wajahnya. Tetapi Thomas justru menekan lengannya di antara bahu dan kepala Newt, tangan tak henti mengusap rambut pirang.
Newt terkekeh halus dan kemudian memejamkan mata, memutuskan untuk menikmati sentuhannya daripada bermain-main ataupun menggoda. Mereka memiliki semua waktu untuk saling melucuti pakaian nanti malam.
Thomas senang akhirnya Newt tidak mendorongnya untuk melakukan keintiman lebih dari ini seperti yang mereka sama-sama inginkan. Ia menyukai sensasi hangat tubuh mereka yang saling membungkus rapat di atas lapisan pakaian, sebab ia hanya ingin merasakan betapa halus rambut emas itu di tangannya dan betapa lembut kulit seputih susu itu ketika disentuh.
Ketika Thomas menimpakan kakinya di atas kaki Newt, ia menyukai bagaimana tubuh ramping itu terasa pas dalam rengkuhannya.
Ini hangat dan lembut dan melenakan. Kupu-kupu imajiner yang menggelitiki perutnya mengantar getaran senang ke punggung.
Terkadang Thomas masih belum percaya bahwa mereka benar-benar memiliki momen ini. Yang selama ini diimpikannya; memberi Newt kebahagiaan yang pantas seperti yang dia dambakan darinya, memberinya balasan dan penghormatan yang sepadan atas perasaan itu. Tetapi dengan Newt dalam rengkuhannya di tempat tidurnya, ia menjadi yakin bahwa ini nyata, dan tidak ada yang lebih indah darinya.
Untuk puluhan menit yang mendekati hitungan jam mereka bertahan dalam posisi itu; saling merengkuh dengan Thomas mengusapkan belaian lembut di rambut pirang. Mata Newt terpejam dengan dada naik turun perlahan karena nafasnya yang tenang. Begitu tenang hingga Thomas mengira suaminya tertidur.
"Tommy, sampai kapan kau melakukan ini?"
Bisikan itu membuat Thomas terkejut dalam taraf kecil, tetapi rengkuhannya semakin erat. Lengannya membungkus pinggang Newt, menemukan jalan untuk menyapu punggungnya.
"Hingga selama yang kuinginkan," jawab Thomas dalam rupa bisikan juga. Belaian tangan masih meluncur lembut di antara dahi, ubun-ubun dan belakang telinga.
Tatapan jatuh di bibir merah Newt yang tampak samar di bawah bayang-bayang cahaya yang menyelinap melalui celah tirai.
Thomas bertanya spontan. "Bagaimana perasaanmu?"
"Serius? Kau tanya begitu?" Newt membuka mata. Tatapannya dipenuhi sayang. Thomas senang dialah pemilik kilau kebahagiaan di mata itu.
Thomas tahu perasaan Newt-nya dan ia ingin memastikannya lagi, sebanyak yang ia mau, sebab ia tidak akan pernah bosan mendengar itu darinya.
Newt menghela nafas. "Aku bahagia, Tommy ... dengan memilikimu di tempat tidurku. Menurutmu ada yang lebih menyenangkan dari ini?"
Thomas menyukai cara kerutan di mata Newt ketika tatapannya berseri oleh rasa kasih dan rindu.
Thomas terkekeh halus. Mengubur bisikan di bibir Newt. "Ya. Itu yang ingin kudengar darimu. Terima kasih untuk berada di sini. Karena bahagiamu adalah bahagiaku juga."
Selamanya, itu hanya Newt yang menjadi pusat kebahagiaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Bintang di Langitmu | Newtmas
FanfictionDengan seluruh rasa sakit dan derita yang dunia timpakan padanya di masa lalu, Newt adalah pusat kebahagiaanya; bahkan jika itu hanya Newt, semua lebih dari cukup, bahkan terlalu sempurna. [Newtmas Stories: kisah-kisah di Haven, di mana Thomas dan N...