~(Minho selalu menyukai lari. Rasanya jadi lengkap saat bersama Thomas.)~
.
.
.
Langit di pantai pagi itu tumpah oleh warna emas ketika bundaran matahari naik sejengkal di atas garis laut. Oranye melukis hamparan biru. Minho menyeret kakinya berlari. Di belakangnya, Thomas mengikuti.
Minho menoleh ke belakang ketika sepatunya menyeret jejak cerukan berombak di atas pasir putih.
Ia tidak memperlambat kecepatan larinya ketika berteriak, "Lebih cepat!!! Thomaaas!!!"
Debur ombak yang menggulung pesisir itu adalah paduan musik dengan harmoni suara camar yang membelah angkasa.
Rasanya seperti Thomas berlari lebih lambat ketika pemuda itu dengan sepenuh perjuangan berusaha mengejar kecepatannya.
Itu adalah suatu pagi yang sama ketika Minho terbangun paling awal mendahului yang lain. Berbekal ransel yang sudah berisi botol air, ia keluar kabin tempat tinggalnya untuk berlari. Lalu Thomas menyusul saat ia melewati persimpangan jalan yang mengarah ke rumah Thomas━rumah Thomas dan Newt, sekarang. Ada lebih dari puluhan pagi yang terlewati sebelumnya ketika Minho tidak menemukan Thomas berdiri menunggu di tepi jalan itu, hingga berakhir dengan dirinya yang berlari sendirian.
Kebiasaan mereka sebetulnya sudah berlangsung semenjak masa-masa awal di pulau, dulu saat mereka bersama-sama menunggu Newt yang masih kritis di antara hidup dan mati. Tetapi Minho memaklumi hari-hari absennya Thomas yang terjadi setelah pernikahan mereka. Dan ini adalah hari pertama Thomas bergabung kembali dengannya.
"Ayo, Thomas!" Teriakan Minho bergema lagi, mengalahkan angin yang bertiup kencang dari arah laut. "Lebih cepat! Lebih kencang!"
Rambut berkibar dalam sapuan angin. Napas terengah-engah. Meskipun mereka sudah saling berlomba, dan Thomas berusaha lari secepat yang dia bisa, tetapi tampaknya ia kehilangan kelenturan otot-ototnya. Minho masih belum terkalahkan di depan.
"Ya, Minho! Aku tahu! Aku bisa!" Thomas menggerutu keras, terengah-engah nyaris tersandung langkahnya sendiri. Dalam suatu kesempatan, ia berhasil sejajar dengan Minho dan menyamai kecepatan larinya, tetapi hanya untuk satu detik yang sangat singkat.
Minho menyeringai, menikmati berada di atas angin. "Kembali dari bulan madu membuatmu lemah, pengantin baru? "
Thomas tampak ternganga. Meskipun wajahnya sudah terbakar merah karena keringat, sepertinya rona merah itu menjadi semakin menyala sekarang. "Diam, Minho! Itu tidak ada hubungannya. Dan tidak! Aku sedang berusaha!"
Minho tertawa keras ketika Thomas tersandung lagi, kali ini ia jatuh di atas gundukan pasir.
Terdengar gerutuan kesal, yang membuat Minho mengerem kecepatan larinya. Ia mundur dengan langkah-langkah kecil dan membantu Thomas berdiri.
"Oi, pelan-pelan, Sobat. Berpisah dari Newt memang menyakitkan, tapi kau mungkin harus sedikit terbiasa!"
Minho tak berhenti menggoda Thomas ketika pemuda itu meraih bantuannya.
Mereka tak menunggu satu detik dan berlari lagi. Ketika akhirnya Thomas dapat kembali menyamai kecepatan larinya, ia tertawa dan menggerutu.
Butiran pasir berdersik di bawah hentakan sepatu ketika kaki-kaki mereka berdua berayun dengan sangat kencang.
Kasihan Thomas, berpisah dari Newt dan ranjang hangatnya itu seperti siksaan kecil baginya. Minho agak senang membayangkan Thomas berangkat lari dengan enggan ketika (mungkin) Newt mengancamnya dengan tidak memberi jatah atau sesuatu. Ia ingin tahu trik apa yang Newt gunakan untuk memaksa Thomas keluar dari ketiaknya. Ia ingat obrolan mereka di pesta semangka kemarin. Thomas tampak tak berkutik ketika Newt akhirnya membuatnya setuju untuk mulai berlari lagi.
Minho selalu menyukai lari. Itu menjadi lengkap saat bersama Thomas. Ini bukan pelarian karena paksaan yang menuntut jalan keluar dari labirin. Juga bukan pelarian putus asa di lautan gurun Scorch yang mengancamnya menjadi gila. Atau bahkan, labirin stimulasi Wicked yang jauh lebih dibenci. Ini adalah pelarian yang bebas, dengan perasaan nostalgia yang masih menetap.
Minho menyukai sensasi ketika dadanya berdebar keras seiring tetes keringat yang membasahi baju. Kombinasi ini membuatnya merasa sangat-sangat hidup, bebas merdeka selayaknya manusia.
Ketika Minho menoleh, menemukan tatapan Thomas yang tanpa kata━raut wajah serius dan mata cokelat berkilau gembira━ia melihat nostalgia itu di mata Thomas juga. Rasanya seperti menjadi muda kembali setiap mereka berlari.
Mereka akan berbelok di tikungan yang mengarah ke hutan. Jalan di depan memanjang dalam garis yang berliku. Pohon-pohon yang menandai berakhirnya tanah pesisir berdiri mengapit kedua sisi.
Thomas tertawa ketika akhirnya berhasil mendahului Minho satu langkah di depan.
"Ayo, Min! Itu garis finish kita! Aku menantangmu! Siapa yang terakhir mencapai sana, minum sepuluh botol anggur Gally!"
Minho terbahak keras sebagai respon. Tangannya berayun ke depan, dan kakinya tak henti menjejak dengan hentakan keras yang membuat pasir di bawah sepatunya berderak dan berhamburan. Tiba-tiba ia merasakan pacuan adrenalin. Ia terus berlari hingga langkah-langkahnya terasa seringan angin.
Beberapa menit kemudian ia mendapati dirinya jatuh membungkuk. Mengatur napas.
Thomas terengah-engah keras di belakangnya.
Si rambut cokelat menjatuhkan diri telentang di atas tanah berdebu. Ia kemudian buru-buru membuka ransel dan menarik botol air sebelum meminumnya dengan sangat rakus.
Minho menyeringai menang ketika ia meneguk botol minumnya dan berseru, "Itu dia, Thomas! Sepuluh botol anggur Gally nanti malam!"
Terdengar gerutuan kasar ketika Thomas akhirnya mengalah dan menerima kenyataan bahwa dia yang harus menelan hasil pahit taruhannya sendiri.
Ketika akhirnya mereka cukup kuat untuk bangkit dan melanjutkan lari, kali ini rute pulang menuju rumah masing-masing. Minho menyadari sesuatu. Banyak yang berubah semenjak kali pertama ia bersumpah di atas sepatu pelari. Sepatu yang dipakainya sudah berganti, tetapi ia merasa seperti sepatu itu yang menjadi penopang seluruh hidupnya.
Ketika Minho memandang Thomas, ia mengingat ikatan dan sumpah persahabatan yang terbentuk sejak malam ketika mereka terjebak dalam labirin. Sekarang, langkah-langkah pelarian mereka bukan lagi milik Wicked━dan tidak ada lagi kendali keputusasaan atau kecemasan yang tertanam di sana. Mereka kini berlari secara bebas, karena kehendak sendiri. Itu adalah anugerah murni dari kebebasan yang mereka miliki━kemerdekaan yang diperjuangkan dengan segenap tetes darah dan air mata.
Itu adalah sejarah yang sangat-sangat panjang. Minho tahu Thomas juga bertekad sama seperti dirinya. Mereka adalah pelari sejati. Yang memaknai berlari sebagai memorialisasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Bintang di Langitmu | Newtmas
FanfictionDengan seluruh rasa sakit dan derita yang dunia timpakan padanya di masa lalu, Newt adalah pusat kebahagiaanya; bahkan jika itu hanya Newt, semua lebih dari cukup, bahkan terlalu sempurna. [Newtmas Stories: kisah-kisah di Haven, di mana Thomas dan N...