dan bintang di langitmu

357 60 3
                                    

~(Di dunia itu, ia menghabiskan sisa umurnya merindukan seseorang dan menangisinya setiap malam.)~

.

.

.

Itu malam yang sangat cerah ketika pesta api unggun digelar, seperti biasa di pusat alun-alun desa.

Thomas tengah duduk menyandar di batu. Teman-temannya berkumpul mengitari meja yang berjarak lima langkah darinya. Dengungan yang berasal dari obrolan mereka mengabur di latar belakang. Thomas mengira mereka sedang menertawakannya bersama.

Sialan, Minho. Thomas mengutuk kawan pelarinya itu saat dari ujung meja sana tatapan mereka bertemu. Minho membisikkan sesuatu pada Newt. Thomas heran otaknya masih bekerja cukup waras ketika ia memikirkan kalimat apa yang mungkin Minho katakan pada suaminya. Pasti dia sudah menceritakan kebodohannya tadi pagi. Dasar teman sialan.

Botol berukuran silinder berisi arak buatan Gally menggantung di antara jemarinya. Ini baru botol keempat tapi Thomas sudah merasakan pandangannya mengabur dan kepalanya pusing.

Ketika Thomas mendongak, pikirannya yang kabur menemukan selimut berbintang yang membentang di cakrawala. Ia selalu menyukai itu; kerlip bintang yang berhamburan dalam formasi titik-titik cahaya.

Ia menyesap tegukan terakhir saat mencoba berjuang menjaga pikirannya tetap waras dengan cara menghitung bintang. Ia mengenali beberapa nama rasi bintang meski tidak yakin kapan tepatnya pengetahuan itu diperolehnya━mungkin suatu masa sebelum labirin. Thomas menarik kepalanya ke belakang hingga ia merasakan kasarnya permukaan batu di tengkuknya.

Tiba-tiba saja bintang-bintang itu tampak seperti bergerak dan berputar, lalu membentuk formasi yang mirip dengan labirin. Pengaruh alkohol berat membuatnya berhalusinasi.

Thomas mengangkat botol ke bibirnya lagi. Ia mengernyit saat mendapati sisa tetesan terakhir sudah kosong.

Ketika Thomas mencoba memikirkan sesuatu selain labirin, ia menemukan teori rahasia buatannya sendiri. Mungkinkah, bintang-bintang itu adalah refleksi sesuatu? Dunia paralel, misalkan? Ia pernah mendengar sesuatu tentang itu meski masih mempertanyakan keotentikannya. Mungkin bila dunia paralel itu nyata, bintang-bintang itu akan menjadi salah satu gerbang yang mengantarkannya menuju ke sana.

Mungkin ada suatu dunia di mana dirinya menatap ke arah bintang-bintang itu dengan refleksi yang berbeda. Dunia di mana ketika ia menatap ke atas, yang ia rasakan adalah kehampaan yang mengerikan. Dunia di mana ia terlambat menyelamatkan kekasihnya. Di dunia itu yang dimilikinya dari Newt hanya kata-kata dalam selembar kertas yang memudar seiring waktu. Di dunia itu, ia menghabiskan sisa umurnya merindukan seseorang dan menangisinya setiap malam.

Tepukan pelan di bahu membuat Thomas terperangah. Seraut wajah yang dikenali menatapnya cemas.

Newt mengibaskan tangan di depan hidungnya. "Tommy?"

Newt bergerak menjauhkan botol kosong itu dari tangannya.

"Sudah cukup, Tommy. Kau tak kuat minum lagi." Suara Newt terdengar khawatir.

"Si bodoh ini gengsinya cukup tinggi. Baru empat botol dan dia masih harus minum enam botol lagi." Minho mengambil tempat di sisi kanannya.

"Hentikan, Minho. Kau tak akan membunuh temanmu kerana ini kan?"

Newt menatap Minho tajam, tetapi pemuda Asia itu menaikkan alis jenaka.

"Suami bodohmu nggak bakal mati cuma karena ini kok, Newtie."

Semua Bintang di Langitmu | NewtmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang