"oh ya setelah itu ayah mau ngobrol serius sama kalian yang disini" semua mengangguk tanda mengerti.10menit mereka selesai makan jadi tinggal dizertnya.
"ekhem sambil menunggu makanan penutup , ayah akan menjodohkan Mbak dengan anak om Tirta" ucap Nasrul.
DUARRR
KRETEK 💔
LOH LOH
B AJA KAN
"oh" ucap Azi dan Dipta.
"APA!" terkejut salsa,aka dan Gaga. ata? dia sudah tau karena Nasrul sudah memberi tau jauh-jauh hari.
"kenapa ?" tanya Tirta kepada ketiga nya. mereka hanya menggeleng.
" Mbak ngak kaget?"tanya aka.
" B aja tuh, kalian aja yang lebay" santainya ,walau terkejut pasti dibalik itu sang ayah memiliki alasan.
mereka pun hanya diam lalu Azi pun bertanya.
"aku tidak menolak atau menerima jadi.... Alasan kalian menjodohkan?" tanyanya dengan dingin dan datar mereka pun kaget sebab Azi tak pernah seperti itu sekali pun dengan ortunya ,hanya salsa dan Gaga yang terlihat bisa mereka sudah tau jika seperti itu sisi dan aura yang mencengangkan pun terasa.
prok...prok...prok
"wah! hebat rul ,salut gue sifat lu ternyata nurut juga sama anak perempuan lo. terkejoet akoeh" terkiki Tirta.
"heleh sifatnya bukan di Mbak aja di aka juga anak pertama gue" Nasrul dengan bangganya.
"pah . apa alasan kalian" akhirnya angkat bicara juga Dipta yang dari tadi diem mulu.
" ......" ucap Nasrul.
" ekhem boleh kita berdua bicara sebentar,buat nentuin jawaban kita?" ucap Dipta meminta izin terhadap mereka. mereka hanya mengangguk.
disinilah Azi dan Dipta di kursi taman dekat resto mereka masih diam masih berdebat dengan fikiran.
batin Azi "jika memang takdirku maka aku akan coba ,jika bukan aku harus keluar dari takdir ini "
batin Dipta "jika ini cerita ku ,akan ku jelajahi sampai akhir dari cerita ini"
lalu Dipta membuka suara .
"jadi?"
"coba dulu kita berteman dan memahami satu sama lain " ucap Azi.
" yasudah ayo kita coba ,kalo cocok lanjutkan kalo tidak kita bahas dengan kepala dingin" ucap Dipta.
"baiklah , maaf sebelumnya nama lo siapa? " tanya Azi.
"A. Aleinski Pradipta Agam Zeinsyah, panggil semau kamu, lebih baik makai aku-kamu jangan lo-gue . kita nanti akan jadi suami istri lebih baik dibiasakan dari sekarang. dan nama kamu ?"" ucapnya dingin tapi tidak datar sambil menoleh ke Azi.
"Az-Zahra Aletta Daura Nuriska Azizah Mahdafika Panggil terserah kamu . keluarga ku biasanya Mbak,azi dan bobo,kamu bisa aja manggil nama atau mau ngasih nama kesayangan juga gapapa" ucap nya sembari menoleh dan tersenyum manis.
" oke, aku panggil kamu gembul. oh ya kamu kan yang waktu itu teriak-teriak sama bang gio hm?" tanya dengan lembut karena merasa nyaman dan nyambung.
" hahahaha ternyata disitu ada kamu , iya itu aku cewek mungil berkacamata yang urat malunya ketinggalan dirumah" seraya tertawa.
"iya aku lagi nunggu bang gio sama teman-teman,oh ya kok kamu sekarang nggak pakai kacamata?" ucapnya
" hem, oke kak agam . itu sebenarnya aku tidak minus itu kacamata radiasi hanya sahabat dan keluarga saja yang tau , sebenarnya aku mau pakai kacamata tapi takut om tirta dan tante ista nggak mengenali aku" santainya. Dipta pun hanya mengangguk .
"kak agam?, lucu juga hehehe" batin Dipta sambil terkekeh.
"kak agam kok tadi dingin banget sama mbul hem?" sambil menaikkan satu alisnya.
"hah!, nggak kok mbul kaka nggak dingin cuman buat pertama kali sama orang baru pasti kaka begitu" sambil garuk-garuk Tengkuknya yang tidak gatal .
" owlh , berarti kita satu frekuensi hihi"tertawa ringan, Dipta pin tersenyum manis.
" kok bisa" masih bingung.
"iya ,aku pun sama jika sama orang baru maka aku mengeluarkan sisi luar ku dingin, datar dan tegas" ucap Azi
"hahahaha ternyata punya juga ,aku kira nggak ada sisi kek gitu" mereka banyak cerita sampai lupa.
"eh kak kita udah banyak cerita nih sampe lupa tujuan kita , balik yuk udah nunggu kayaknya mereka" ucap Azi.
mereka sudah tukar nomor handphone agar lebih dekat lagi.
"hehe... iya mbul sampe lupa " ucaonya sambil berjalan di belakang Azi. setelah sampai mereka memasang wajah datarnya.
" ekhem , maaf menyela " ucap Azi mereka hanya mengangguk. Azi dan Dipta sudah duduk.
"adek?" dingin dan datar.hehehe bikin tenggang aja.
"i-iya" ucap Gaga takut.
"adek tadi pulang sekolah kemana?" tanya azi sembari menatap tajam sang adik.yang di tatap hanya nunduk .
"la - langsung pulang kok Mbak, A-adek nggak kemana-mana" jawabnya terputus-putus.
"oh bagus ,anak baik" ucap nya sambil senyum-senyum dan menepuk kepala seperti anak yang nurut . yang lain tertawa terbahak-bahak dan Dipta hanya tersenyum.
saat Azi ingin minum handphone nya berdering.
drt...drt...
tertera nama triple O di depan layar dan iza pun menjawab . tanpa menjauh dari tempat makannya.
"Halo"
"..."
"lalu"
"..."
"periksa dulu" gelas yang dipegang pun sudah di pegang erat.
"..."
"Hm"yang di pegang pun pecah seperti remah-remah biskuit. Eh!
pyarrr
ting...ting...
darah segar keluar dari tangan yang memegang gelas kaca."..."
"baik"
"tit"
lalu Azi menelfon seseorang.
"tut"
"siapkan semua"
"..."
"5 menit"
"..."
"gak ada bantahan"
"..."
Azi dari awal dia mengangkat telepon dia hanya menutup matanya.sampai selesai masih menutupnya. semua orang disana sudah khawatir dari Azi yang menjawab dengan nada dingin datar serta gelas yang dipegang pun pecah ,darah segar mengalir tetes demi tetes.
waktu Azi membuka mata pandangan dia kosong serta muka menahan amarahnya dan mata merah.lalu ia duduk .dan berbicara kepada kedua keluarga tersebut.
"yah,bun,ata,aka,gaga,om,tan,sal dan kak agam . Azi har_" belum selesai ada orang yang menyelah.
•
•
•
#SEGITU DULU YA 😁😁
#EA KEPO NIH HUHU
#OH YA JANGAN LUPA VOTE YA
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and My Family
Teen Fictionbatin Azi "jika memang takdirku maka aku akan coba ,jika bukan aku harus keluar dari takdir ini " batin Dipta "jika ini cerita ku ,akan ku jelajahi sampai akhir dari cerita ini" ____--------_____--------_____-------_____------___ "coba dulu kita ber...