35

55 3 0
                                    


Ezza sedang berbaring di sofa ruang tamu sambil memainkan game online di ponselnya, namun suara langkah kaki seseorang membuat Ezza mengalihkan tatapannya menjadi menatap ke arah datangnya langkah kaki tersebut.

Matanya bertemu dengan tatapan tajam milik kakaknya.

"Jam 3 sore ngumpul di lapangan basket sekolah" ucap Edo dingin sambil melewati Ezza

Ezza menatap kepergian kakaknya bingung pasalnya sudah hampir 2 minggu ini kakaknya bersikap dingin padanya entah apa kesalahannya

Ezza beranjak dari posisi duduknya dan segera berjalan ke kamar untuk bersiap-siap menyusul kakaknya.
.
.
.
.
.
Edo dan anggota eskul basket lainnya sudah berkumpul ditengah lapangan.
Ia berdiri didepan anak basket lain yang sedang berbaris di hadapannya.

"Hari ini gue bakalan nyeleksi kalian semua dan salah satu dari kalian nanti akan gue pilih buat gantiin posisi gue!" ucap Edo datar

"Dan buat yang nanti terpilih gue harap dia bisa jadi panutan buat para anggota yang lain" lanjut Edo lagi

Skip_time

Edo duduk diam di pinggir lapangan sambil menatap lurus ke depan tanpa berniat untuk ikut mengobrol dengan teman-temannya yang lain.

Lagi-lagi ia teringat akan kenangan manisnya bersama Mey. Ia tersenyum miris mengingat gadis itu, dulu Mey lah yang selalu menemaninya jika ia sedang latihan basket tapi sekarang Mey sudah tidak berada disampingnya lagi dan itu karna kesalahan yang ia lakukan sendiri.

"Ngelamun aja kerjaan lo!" ucap Johan sambil menepuk bahu Edo

"Ngagetin aja lo" ucap Edo datar

"Yaelah gue udah manggil lo dari tadi, anak-anak yang lain udah nungguin lo tuh" ucap Johan sambil menunjuk anggota eskul basket lain yang sudah berbaris ditengah lapangan

"Ya udah kesana" ucap Edo bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Johan yang masih dalam posisi duduk

"Dasar gue malah ditinggal" gerutu Johan

...

"Dari hasil latihan kalian tadi gue mutusin buat nunjuk Ezza Aryadika buat gantiin posisi gue, apa ada yang keberatan denga keputusan gue silahkan kalo mau protes" ucap Edo datar

"Kak saya kurang setuju dengan keputusan kakak" ucap Salah satu anggota yang diangguki oleh yang lainnya

"Alasannya?" tanya Edo

"Karna Ezza adik kakak"

"Kalo dia adik gue apa dia gak boleh gantiin gue?" tanya Edo datar

"Ezza sini maju, lo lawan gue" ucap Edo dengan tatapan mata dinginnya

Ezza tersentak saat mendengar kakaknya yang menggunakan panggilan 'lo-gue' sungguh tidak seperti kakaknya yang dulu.

"ZA!" sentak Edo

Jujur saja ia sudah kesal pada orang yang sudah protes pada keputusannya karna menurutnya itu terlalu membuang-buang waktunya.

Ezza maju dan berhadapan dengan kakaknya yang sedang menatapnya datar, kakaknya mulai mendrible bola basketnya

Mereka melakukan permainan dengan sengit dan berakhir mendapatkan skor akhir 59-60 yang mana permainan dimenangkan oleh Edo

"Masih ragu? Sudah jelas bukan jadi jangan ada lagi yang protes" ucap Edo dengan nada dingin

Edo berjalan ke pinggir lapangan untuk mengambil minum, selesai minum ia segera mengambil jaket dan kunci motornya dan bersiap untuk pulang ke rumahnya.

"Bang!" panggil Ezza yang membuat Edo menoleh ke arahnya

Edo menatapnya sambil menaikan sebelah alisnya

"Hm?" sahut Edo datitu

"

Gue mau ngomong sesuatu" ucap Ezza

"Dirumah aja" ucap Edo datar

"Tapi bang..." gumam Ezza

"Di rumah aja Za" ucap Edo menatap Ezza dingin kemudian melangkahkan kakinya menjauhi adiknya itu

Ezza mendengus pelan melihat tingkah kakaknya yang bersikap dingin padanya, ia memutuskan untuk berjalan ke arah parkiran bersiap untuk segera pulang ke rumahnya namun suara lembut seseorang memanggil namanya membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya.

"Kak Ezza..."

"Kok lo tau nama gue?"

"Kenalin nama aku Anissa Az-zahra, aku adiknya kak Aisyah"

"Aisyah?"

"Iya, Aisyah Khalifah"

Ezza membelakkan matanya kaget saat mendengar nama seseorang dari masalalu disebut.

Tbc.

ILY MY BFF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang