52

39 2 0
                                    


Ezza mendudukan dirinya di sofa ruang tamu beberapa hari ini ia di sibukan oleh urusan di kantornya.

Saat sedang asik duduk ia di hampiri oleh putri kesayangannya, Salsa berlari menghampiri sang ayah sambil membawa buku gambar yang ada di tangannya.

"Salsa pelan-pelan sayang!" ucap Anissa lembut sambil berjalan mengikuti putrinya

"Ayah liat deh gambar Salsa dapat nilai 70" ucap Salsa memperlihatkan gambar yang ia buat kepada sang Ayah

"Wah anak Ayah pinter banget sih!" ucap Ezza sambil mengangkat tubuh putrinya untuk duduk di pangkuannya

"Iya dong Ayah!" ucap Salsa

Anissa tersenyum melihat interaksi suami dan putrinya, ia mendudukan dirinya di samping Ezza.

"Salsa gambar apa sayang?" tanya Anissa sambil mengusap kepala putrinya

"Ini Salsa, ini Ayah, ini Bunda, Ini Oma, Opa dan ini Pipi nya Salsa!" ucap Salsa sambil tersenyum

Ezza mengecup pucuk kepala putrinya ia tersenyum lembut melihat gambar yang dibuat oleh putri semata wayangnya itu.

"Yah..." panggil Salsa

"Iya? Salsa mau Ayah beliin sesuatu?" tanya Ezza lembut

Salsa menggeleng pelan sebelum menjawab pertanyaan dari Ayahnya.

"Salsa kangen sama Pipi. Kapan ya Salsa bisa ketemu Pipi" ucap Salsa sendu

"Nanti kalau Ayah udah gak sibuk kita main ke rumah Pipi lagi ya" ucap Ezza yang mendapat anggukan dari Salsa

"Bunda Salsa mau susu bun" pinta Salsa yang membuat Anissa tersenyum

"Yaudah Bunda buatin dulu ya" ucap Anissa yang mendapat anggukan dari putrinya

Setelah Anissa berjalan ke dapur Kusuma dan Atika berjalan mendekati Ezza dan Salsa yang sedang bercanda ria

"Cucu oma lagi apa?" tanya Atika sambil tersenyum lembut

"Gambar Salsa dapat nilai 70 tadi Oma" ucap Salsa

"Wah cucu oma pinter, sini oma liat" ucap Atika sambil meminta cucu nya untuk duduk diantara ia dan suami nya

"Kata guru Salsa gambar Salsa bagus" ucap Salsa

"Cucu Opa gambar apa?" tanya Kusuma

"Salsa gambar keluarga kita Opa. Ini Salsa, ini Ayah, ini Bunda, Opa, Oma dan ini Pipi nya Salsa" ucap Salsa memperlihatkan gambar yang di buatnya kepada kakeknya

Kusuma terdiam ketika cucu menunjukan gambarnya ia kembali teringat pada putra sulungnya yang sudah lama tidak pernah pulang ke rumah.

Rindu? Tentu saja ia merindukan putra nya itu tapi rasa rindu nya dikalah oleh keras hati dan ke egoisan nya sendiri andai ia mau sedikit mengalah mungkin mereka masih bisa berkumpul seperti dulu.

Tbc.

ILY MY BFF (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang