One

6 1 0
                                    


•••

        Alarm berbunyi disaat jam menunjukkan tepat pukul 06.30 pagi, seorang gadis yang masih tertidur langsung terbangun. Ia menghela napas panjang saat mendapati sisi kasur sebelahnya tidak ada yang menempati. Matanya memandang langit-langit dan sesaat kemudian dia bergumam, “dia sudah pergi”.

          Gadis ini langsung beranjak dari tempat tidurnya, merapikan ikatan rambutnya lalu membereskan tempat tidurnya. Namun seperti biasa, ia hanya membereskan sisi ranjang tempatnya tidur, karena sisi satunya sudah sangat rapi. Tampak seperti seseorang sudah merapikannya, dan itu memanglah sebuah fakta.  Fakta bahwa suaminya-lah yang merapikan bagiannya.

              Lalu ia pergi ke lantai satu dimana tempat yang dituju adalah ruang makan. Dimana salah satu asisten rumah tangga di rumah ini yang biasa dia panggil dengan sebutan ‘bibi’ sudah menyiapkan berbagai macam lauk pauk sebagai menu sarapan hari ini.

“apa suamiku sudah pergi?” Tanya gadis ini dengan sangat sopan

“sudah, sekitar 30 menit yang lalu” jawaban dari sang asisten rumah tangga tersebut hanya dibalas anggukan dan senyuman kecil  dari gadis ini. Tidak ada lagi yang bisa dia ungkapkan. 

            Gadis ini bernama Arisha, lebih tepatnya Arisha Galechka. Usianya baru 22 tahun dan baru saja mendapatkan gelar sebagai lulusan terbaik dari kampusnya. Dia bukanlah berasal dari latar belakang keluarga yang kaya, hanya sebuah keluarga kecil yang terdiri dari 4 orang anggota keluarga yang hidup sederhana. Dan bisa dibilang cukup. Ayahnya seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta, ibunya seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik toko roti kecil dan adiknya baru saja masuk universitas. Arisha merupakan anak sulung, ia gadis yang mandiri, cerdas dan cantik.

             Namun semua itu seperti tidak berarti bagi Arisha. Sebulan yang lalu ia resmi menikah dengan seorang laki-laki yang usianya 2 tahun lebih tua darinya. Bernama Aileen Sakya Mallory. Dan Arisha sering memanggilnya dengan Saka. Anak bungsu dari  seorang pemilik perusahaan swasta terbesar di negara ini dengan puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota bahkan ada beberapa di luar negeri. Saka juga sudah memiliki pekerjaan yaitu  sebagai CEO di salah satu cabang perusahaan ayahnya.

               Sudah sebulan juga Arisha menempati rumah mewah 3 lantai dengan berbagai macam fasilitas yang tidak pernah ia miliki sebelumnya. Harta berlimpah dan asisten rumah tangga yang siap melayani apapun yang diinginkan dan dibutuhkan Arisha.

Lalu apa yang menjadi masalah?

Bukankah itu semua sudah cukup membuatnya bahagia?. 

Tidak. Tidak seperti itu. Selama sebulan ini Arisha sama sekali tidak merasa bahagia, ia merasa telah terjebak namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

        Semua ini terjadi karena saat itu Arisha sedang melamar pekerjaan ke perusahaan milik ayah Saka. Dan saat ia dipanggil untuk interview, ia langsung berhadapan dengan Tn. Andrew yang tidak lain tidak bukan merupakan nama ayah mertua Arisha. Tanpa basa-basi, ia langsung meminta Arisha untuk menikahi Saka yang saat itu langsung membuat Arisha terdiam seribu bahasa. Bukan ini yang ia maksud saat melamar pekerjaan, bukan pernikahan yang inginkan, awalnya ia mengira ini adalah sebuah candaan. Namun beliau menepis kalau ini sebuah candaan.

        Awalnya Arisha menolak, karena ia sama sekali belum ada keinginan untuk menikah apalagi dengan orang yang belum ia kenal. Namanya pun belum terdengar asing ditelinganya. Namun apa yang terjadi? Seminggu kemudian, Tuan dan Nyonya Andrew mendatangi keluarga Arisha. Tentu saja dengan Saka dibelakangnya.

      Arisha menangis semalaman saat tau kalau kedua  orangtuanya langsung setuju untuk menikahkannya. Saat itu ia membenci kedua orangtuanya dan sudah bersiap untuk pergi dari rumah. Namun kedua orangtuanya berhasil menahannya pergi. Dengan air mata yang masih bercucuran dan rasa kesal di hatinya, mereka sempat bertengkar. Dan pada akhirnya Arisha mau menuruti keinginan kedua orangtuanya.

Apa alasannya?

         Sebenarnya alasannya sangatlah klasik, orangtuanya ingin melihat Arisha menikmati hidup nyaman dengan pria yang sudah memiliki masa depan. Tapi yang benar-benar membuat Arisha menerima itu adalah saat orangtuanya berlutut dan memohon-mohon agar ia mau menikah dengan laki-laki bernama Saka itu. Sementara kedua orang tua Saka, memilih Arisha sebagai calon menantunya sudah jelas karena Arisha wanita cerdas dan mandiri. Berbeda dengan teman-teman atau mantan-mantan Saka yang tidak sesuai dengan kriteria Tuan dan Nyonya Andrew.

        2 minggu sebelum pernikahan, beberapa Saka mengajak Arisha berkencan. Dan ya, dia terlihat seperti  laki-laki yang baik, bersih dan pastinya tampan. Caranya memperlakukan Arisha juga  sangatlah lembut, perhatian dan tidak kasar. Perlakuan kepada ayah dan ibu Arisha pun sangatlah sopan. Hal itulah yang membuat Arisha yakin kalau pernikahan ini tidaklah salah, dia yakin akan behagia bersamanya.

        Namun, ekspektasi yang dibuat Arisha selama ini semuanya sirna. Semuanya berubah 180. Setelah pernikahan tidak ada yang namanya Saka bersikap manis, perhatian dan lembut. Dia berubah menjadi seorang yang dingin, cuek dan seperti mengabaikan kehadiran Arisha. Ia akan pulang ke rumah larut malam saat Arisha sudah tidur dan akan pergi lagi saat Arisha belum bangun. Layaknya disengaja.

        Sebulan ini juga Arisha mengalami tekanan batin, bahkan saat ibunya Saka mengunjunginya, ia harus pura-pura terlihat baik-baik saja. Kedua mertuanya sangatlah baik dan perhatian pada Arisha. Bahkan bisa dibilang ia sangat dimanja. Namun ia belum berani untuk menceritakan semua yang dialaminya. Bahkan semua asisten rumah tangga yang ada di rumah ini pun tidak kalah baik dan perhatian.

       Dan satu lagi yang kurang dan sulit didapat oleh Arisha saat ini adalah kebebasan. Ia bagaikan terkurung di dalam rumah besar dan mewah ini. Ia tidak bisa keluar rumah karena Saka melarangnya keras. Hampir semua ruangan ini dipasang cctv dan kunci rumah pun semuanya dibawa oleh Saka. Tidak tau juga kalau ia menyembunyikannya di suatu tempat. Yang jelas sekarang Arisha sama sekali tidak bisa keluar rumah.

        Bosan dan hampir gila. Itulah yang dirasakan Arisha selama ini. Hanya seekor anjing jenis Siberian Husky yang selalu menemaninya mengusir kejenuhan jika ia sudah selesai membaca buku. Ia juga terkadang menangis di kamarnya merindukan kedua orangtuanya, mengobrol lewat telpon saja rasanya tidak cukup.  Sampai salah satu asisten rumah tangga menghampiri Arisha yang tidak henti-hentinya menangis. Membantu menenangkannya.

        Dan setiap malam sebelum tidur, Arisha selalu berdoa,

Ya Tuhan, jika dia benar jodohku dan jika engkau masih merestui pernikahan ini, aku memohon padamu untuk meluluhkan hatinya, buat dia menyayangiku dan memperhatikanku seperti saat dia mengucapkan janji pernikahan. Dan buat aku menjadi wanita yang lebih baik lagi agar aku bisa terus mendampinginya dengan semua kesabaran yang ada.”


Aamiin.

               

—TBC—

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang