Chapter 9 - The Truth Part 1

549 62 0
                                    

Eng Translator: NyX
Editor: Onihikage
Ind Translator: akuanu69

Enam hari telah berlalu sejak aku tinggal di rumah Abbas, dan aku sudah tahu pelaku sebenarnya terkait pembunuhan Dolce. Aku juga menemukan siapa yang menarik tali di balik kasus ini, tapi aku masih ragu apakah Rotten benar-benar terlibat.

Hari keenam hampir berakhir saat Beeze muncul untuk menyerahkan surat. "Ini dia, Tuanku."

Aku tidak bisa menahan ekspresi muram setelah membacanya. Untung Canaan sudah terlelap; kalau dia bangun, dia akan khawatir saat melihat raut wajahku. Tapi, dengan bukti ini di tangan, semua bagian menjadi jelas. Keesokan harinya, aku meminta pertemuan dengan Count Abbas.

Count, Allie, Rotten, Goliath, Dokum dan Givan semua berkumpul di kantor Count. Count dan Allie duduk di sofa di depanku, Goliath berdiri di belakang Count di sebelah kiri, dan Rotten berdiri di sebelah kanan. Dokum berdiri agak jauh dari kami bersama Givan, yang merupakan ksatria tertinggi ketiga setelah Goliath dan Rotten.

Ngomong-ngomong, Canaan ada di belakangku.

"Sumeragi-dono, apa kamu menemukan sesuatu tentang kematian Dolce?" kata Count.

"Aku bermaksud untuk membuat laporanku tentang itu sekarang."

“Sumeragi-sama, apakah itu benar?” Allie bertanya, tangannya bergerak-gerak di depan dadanya.

“Pertama-tama, aku mau kalian semua bersumpah untuk tidak pernah mengungkapkan apa pun yang kalian lihat setelah ini.”

Goliath setuju, "Kalau kamu bisa mengatakan yang sebenarnya, aku bersumpah."

"Aku bersumpah juga!" Kata Rotten sambil mengangguk.

Dokum dan Givan juga mengangguk, meski agak putus asa. Yah, kurasa janji lisan tidak akan menghentikan mereka.

"Baiklah, lihat ini."

Aku menjentikkan jari.

Bayangan tiba-tiba muncul dari lantai. Goliath dan Rotten mencoba bergerak untuk melindungi Count dan Allie, tapi mereka tidak bisa bergerak karena aku mengarahkan niat membunuhku ke arah mereka.

"Hah! D-Dolce !? ”

“Dolce !?”

Count dan Allie segera berdiri begitu mereka mengidentifikasi bayangan itu sebagai Dolce. Itu memang dia, seperti yang dikatakan Count dan Allie. Ini adalah sesuatu yang kau sebut summon jiwa Dolce, dan trik ini dimungkinkan berkat upaya besar Beeze.

Aku juga punya skill [Summoning Undead] yang memungkinkanku untuk memanggil monster undead, tapi aku tidak bisa menggunakannya untuk memanggil jiwa Dolce. [Summoning Undead] bisa menggunakan mayat sebagai undead, tapi memori dan ego dari kehidupan mayat hanya akan tersebar seperti hantu.

Karena tubuh kosong dari jiwa, praktisi skill [Summoning Undead] bisa mengatur kepribadian dan karakter mayat hidup. Di sisi lain, skill [Soul Absorption] yang dimiliki Beeze bisa menyerap jiwa manusia yang sudah mati, dan bahkan memanggilnya kembali sebagai hantu tanpa substansi.

"Tenang!"

Keduanya tampak terkejut saat aku berteriak.

"Ini adalah jiwa Dolce yang aku summon."

“J-jiwa…”

"Hal seperti itu ..."

"Ingatan anak laki-laki itu baik-baik saja. Kamu bisa bertanya langsung siapa yang membunuhnya, tapi sebelum itu, tanyakan sesuatu yang akan membuktikan identitasnya.”

Akan merepotkan kalau nanti mereka mengatakan ini semua palsu, jadi lebih baik minta mereka memastikannya sendiri terlebih dulu.

“Bisakah kita… berbicara dengannya?”

{LN} Garbage Brave (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang