19 : 5K

3.3K 562 88
                                    

Layaknya kisah cinta yang berakhir tragis, June duduk di depan jeruji sambil menatap Rose yang sedang asik melukis di tembok penjara dengan bersenandung kecil.

"Gak ada kerjaan lo?" tanya Rose, seakan gak perduli sama kondisi June yang sudah terkulai lemas gara-gara dia udah ngungkapin isi hatinya buat Rose. Tapi Rose seakan tuli.

"Kerjaan gue itu nyadarin lo kalau yang lo lakuin ini gak ada untungnya. Kenapa sih lo gak mau mencoba nyari kebahagian lo sendiri? Lo bisa aja bongkar semua aib keluarga Jung itu!" sembur June.

Jangan heran kenapa dia bisa seenaknya berkunjung langsung ke dalam lapas ini, ingat koneksi yang dimiliki oleh June disini.

"Memang kehancuran keluarga itu mempengaruhi kehidupan gue ya?" ucap Rose sambil memoles tembok penjara ini. Lalu ia tersenyum puas setelah hasil karyanya selesai, dan memberikan pewarnanya kepada June.

"Ambilin minyak, tangan gue kotor!" perintah Rose.

"Setidaknya lo merasa puas?" tanya June, dia langsung berdiri dan mencarikan minyak untuk membersihkan tangan Rose.

"Nev, ini kayak bukan lo tahu?" June berucap sarkastik, ia memberikan minyak kepada Rose dengan raut kesal.

"June ... June ... Lo suka sama gue?" June langsung melotot, menatap Rose tidak percaya. Bisa-bisanya dia bertanya seperti itu.

"Nggak ya!"

"Habis lo bacot. Yang masuk jurang itu gue bukan lo! Kenapa lo yang ribut?" tanya Rose kesal. Habis June selalu mengomelinya dan mengatainya bodoh karena menyerah begitu saja.

"Gue enek aja lihat Keluarga itu bersikap seolah gak punya dosa, padahal mereka udah hancurin hidup lo. Apa gue retas semua jaringan media di korea dan nyebarin semua aib mereka ya?" gumam June. Rose mencipratkan minyak itu ke wajah June.

"Lihat karya gue,"

June melirik sedikit tembok yang sudah dicoret Rose. "Tanah tandus?" June menatap Rose heran.

"Ini hidup gue, gak terurus, gersang, dan berantakan. June lo punya banyak relasi, lo bisa masuk ke rumah sakit manapun buat jadi dokter. Tanpa gue lo gak akan bisa kerja sendirian," ucap Rose sombong.

Memang begitu adanya, mereka seakan saling bersimbiosis. Nevarius, orang yang mematikan korban dari jarak jauh. Sedangkan June, ia mengambil semua organ demi keuntungan mereka. Dan June sendiri itu lulusan kedokteran dari Pohang University.

"Apa gue juga nyerahin diri ya?" gumam June.

"Lo nggak kasihan Paman Koo? Terus Kakak lo, woy lo punya keluarga yang sayang sama lo stupid!" kekeh Rose.

"Permisi Tuan, saya harus membawa napi bernomor 1114 ini. Persidangan akan segera dimulai," ucap polisi wanita di sana.

"Wow," gumam Rose sambil tersenyum menatap June.

"KABUR LAH HAYUUU NEVV!!"

🥀🥀

"Jadi Nona Roseanne-,"

"Emarosé, Emarosé Nevarius. Saya gak punya marga sejak 11 tahun yang lalu," potong Rose dengan wajah angkuhnya.

Semua orang yang menghadiri sidang terbuka itu sontak berbisik melihat kelakuan Rose yang berani memotong pembicaraan hakim.

Hakim itu menatap Rose sejenak, lalu mengangguk paham. "Apakah Anda sudah menerima surat salinan dakwaan?" tanyanya.

"Iya," jawab Rose sambil menaikkan kedua alisnya dan terkekeh kecil.

TAINTED HEART 🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang