Rose menatap tidak suka pada tawanan baru yang saat ini berdiri sambil memandangi lukisannya. Tawanan baru ini diletakkan satu sel dengannya, Rose tidak tahu kenapa. Seharusnya sel yang ia tempati hanya untuk dirinya, menyebalkan.
"Kenapa? Lo kagum sama lukisan gue?" tanya Rose dengan nada yang penuh kebencian.
"Lukisan ini ... Dibuat sama orang yang bermental lemah, klasik," komentarnya, lalu berjalan mendekati Rose.
"Gue gak nyangka akan satu sel sama pendosa terbesar di dunia ini, hebat," ucapnya sambil mencengkram dagu Rose. Rose memiting tangan gadis itu dan mencengkeramnya kuat.
"Sok akrab!" serunya.
"Oh iya kita belum kenalan. Gue Jennie Kim, Dokter ternama di Rumah Sakit terbesar di Seoul," ucap gadis bernama Jennie itu sambil mengulurkan tangannya.
Rose berdecih, "hal apa sih yang lo banggakan itu? Lo berakhir di sini," ucapnya sambil tertawa remeh.
"Yahh, sayang banget," Jennie duduk di lantai dan menyenderkan tubuhnya pada dinding. "Gue ketahuan ngelakuin malpraktek,"
"Setidaknya lo cuma dipenjara,"
"Dan sayangnya lo mati,"
Rose hanya tertawa sinis. Lalu membiarkan gadis itu merebahkan dirinya di atas lantai dan menghadap tembok.
"Jangan berisik ya, gue mau tidur," Rose memutar bola matanya malas. Apa perdulinya. Rose duduk diam cukup lama, bisa saja selama satu jam.
"Siapa dia?"
Rose menoleh, ia mendekati June dan duduk di balik jeruji.
"Apa ada kabar menarik?" bisiknya.
"Gue rasa bicara di sini gak aman," June menatap tidak suka pada orang yang sedang berbaring itu.
"Gue akan nyelinap nanti malam," putus Rose.
"Bagus, datang ke rumah gue," ucap June dengan senyuman. "Gue bakal retas cctv penjara ini, lo gak perlu khawatir," jawab June.
"Gue perlu mastiin orang itu tidur lelap," bisik Rose.
June menatap ke arahnya, lalu tertawa. "Gue bakal buat dia tidur selama sehari penuh," jawabnya.
"Gue percaya sama lo," jawab Rose.
"Lo perlu baju ganti," June kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu. "Gue akan urus semuanya, selagi pengantar makanan itu gak bacot. Siapa sih namanya?"
"Hani,"
June mengangguk, "cantik tapi rese! Kalau gitu gue cabut. Kuncinya aman kan?" tanya June.
"Aman,"
June beringsut mundur, lalu berjalan keluar dari lorong ini. Sementara Rose melirik pada anak baru yang menghadap tembok.
"Lo gak tidur," ucapnya.
Jennie berbalik sambil tersenyum, "apa kalian bicara pakai telepati? Gue udah pasang kuping setajam mungkin tapi tetep gak denger,"
"Mungkin kuping lo penuh sama congek," jawab Rose malas.
🥀🥀
Tidak tahu pukul berapa sekarang, tapi Rose dapat merasakan jika ini sudah pukul 12 malam.
Didengar dari suara burung hantu yang kian menggema, Rose menatap Jennie yang sudah terlelap. Mungkin karena makanan yang diberikan oleh Hani itu. Rose tahu betul pasti June mencampurkannya obat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAINTED HEART 🎀
Фанфик#baca kalau mau 🔞Nsfw area Not just about sex meh Mantan figure skater kelahiran 1997 yang harus menyembunyikan diri karena pembunuhan. Start : 2 September 2020 End : 15 Januari 2021 🍑🌹