20

3.4K 542 61
                                    

Rose merenung, bukan hanya berpikiran kosong tetapi ia sedang menyusun sebuah rencana. Tapi pemikiran itu harus terputus karena pengantar makanan datang.

"Psst, beliin gue kertas sama pulpen dong!" bisik Rose pelan.

"Tapi lo gak punya uang sumbangan sosial,"

Rose mendengus, "kalau gitu colong aja dari polisi-polisi itu. Pasti kan banyak," jawab Rose.

" June ngasih ini ke lo," wanita itu merogoh kantungnya dan memberikan sebuah kertas yang digumpalkan.

"Ck!" Rose merampasnya kasar.

"Jadi nggak nih pulpen sama kertas?"

"Jadilah! Buruan pergi!" Rose segera meraih makanan yang diberikan kepadanya dan menyimpan gumpalan kertas tadi.

Rose menyantap makanannya lahap, ia harus mengisi perut sebelum bekerja. Setelah itu, semua napi keluar sesuai jadwal, dan Rose harus bercocok tanam dengan teman napi lainnya.

"Ew," desis Rose sambil menatap orang-orang yang mulai menyekop tanah. Dia gak kerja di sana, gak ada yang berani negur dia karena mereka tahu Rose dipenjara karena apa.

Rose berjalan menjauh, ia menghampiri penjaga dan izin untuk ke toilet.

"Gue kebelet,"

"Kamu gak beralasan kan?" tanya polisi wanita itu.

"Mau gue kencing di depan lo?" Rose sudah bersiap menyingkap baju dan celananya.

"Yaudah, buruan!" Rose melirik penjaga wanita itu sinis. Ia masuk ke dalam toilet dan membuka kertas yang June berikan tadi.


Kunci kalau lo mau keluar, tetap waspada!

Rose menatap kunci kecil pemberian June itu dan menyimpannya di dalam bra.

Ia membuang kertas itu ke kloset dan menenggelamkannya. "Gue ini di penjara kayak di taman bermain," gumam Rose. Ia membuka bungkus lolipop hasil dari malak tadi dan memakan lolipop itu.

Ia keluar dan dikejutkan dengan adanya dua polisi wanita di depan pintu.

"Ck, apa!" seru Rose kesal.

"Orang penting ingin menemui Anda,"

"Siapa lagi kali ini...," geram Rose.

🥀🥀

Rose berdecak kesal, jadi pria dihadapannya ini yang mereka anggap penting?

"Apa bangsat!"

Pria itu malah cekikikan, mereka bertemu di taman penjara yang cukup sepi ini.

"Kaget nggak?"

"Gue bahkan udah mual lihat wajah lo,"

"Nev, gue bingung kenapa lo gak mau nyeret nama Keluarga Jung," June, pria itu mengelabui Rose tadi.

"Paman Koo jadi kayak sekarang berkat bantuan dia, kalau gue beberin aib mereka maka bokap lo juga bisa kena imbasnya. Gue gak mau itu terjadi," jawab Rose, ia menyilangkan kakinya secara anggun dan mengecap lolipopnya.

"Lo bisa bunuh mereka, bokap gue gak akan kena imbasnya kalau itu. Gue siap kok," Rose menatap June sengit, kemudian tertawa miring.

"Enak banget, masa langsung mati gitu aja," desis Rose. June langsung melotot dan menegakkan duduknya.

"Lo ada rencana lain?"

TAINTED HEART 🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang