Malam itu, di bawah salju yang turun dengan sangat lebatnya. Park Chanyeol pulang ke rumah dengan badan yang menggigil. Ia baru pulang dari tempat bimbel, sekitar jam 12 malam.
Ia membuka pintu rumahnya dan betapa terkejutnya dia mendapati keluarganya terkapar di lantai dan bersimbah darah.
Chanyeol merasa merinding di sekujur tubuhnya, bahkan kakinya melemas, seolah tidak sanggup untuk melangkah lebih dekat lagi.
"Ayo, Nak. Bergabunglah dan mati bersama adik kecilmu ini," seseorang berpakaian serba hitam tersenyum ke arah Chanyeol. Dan Chanyeol dapat melihat adiknya, Rose tengah bersimpuh sambil menangis tersedu-sedu di antara mayat kedua orang tuanya.
"Kak, bawa aku lari kak..." tangisnya.
Chanyeol menjatuhkan tas sekolahnya, dan berjalan mundur. Tangisan Rose semakin menggema.
"KAKAK! JANGAN TINGGALIN AKU, KAK!!" teriaknya histeris sambil meraung.
"Jangan bunuh gue! Bunuh aja mereka!" dan saat itu juga, pemuda berumur 17 tahun itu berlari sekencang mungkin, meninggalkan adiknya bersama pembunuh berantai ini.
"KAKAK!!" Rose bangkit dan hendak berlari menyusul Kakaknya, tapi orang berpakaian serba hitam itu menangkapnya.
"Kamu mau sampaikan apa ke Kakakmu?" tanyanya. Gadis kecil berusia 12 tahun menatap pria misterius ini takut.
"Aku tahu kamu suruhan teman Ayahku, jangan bunuh aku. Aku tidak akan melaporkan kalian," ucapnya sambil tersedu-sedu.
"Kamu pikir aku percaya?"
"Bawa aku, ajari aku untuk menjadi sepertimu," gadis kecil itu berbicara masih dengan tangisnya.
"Apa kamu nggak sedih? Orang tuamu mati ditanganku, anak kecil," ucapnya sambil menyodorkan bibir pistol ke dagu Rose kecil itu.
"Mereka aja gak perduli sama aku, buat apa aku nangisin kematian mereka? Aku nangis karena aku nggak mau mati sia-sia,"
Pria misterius ini tertegun, bagaimana bisa anak kecil berpikir se-egois ini.
"Kalau kamu mau seperti aku, jangan menangis. Menangis itu memalukan,"
Dengan tangan kecilnya, Rose menghapus air matanya. "Kamu mau bawa aku?" tanyanya.
"Kamu benar-benar ingin menjadi sepertiku?"
Rose mengangguk.
"Jangan tahu belas kasihan,"
Rose mengangguk lagi.
"Bagaimana dengan Kakakmu? Apa kamu mau balas dendam sama dia,"
"Bukan urusanku, aku cuma mau hidup," ucap gadis kecil itu.
"Harta keluargamu?"
"Bukannya majikan kamu mau ngambil aset perusahaan keluargaku? Biarkan saja," ucapnya.
"Kalau begitu, kamu ikut denganku. Aku akan menjadikanmu gadis kaya raya dan pembunuh berdarah dingin. Dan kamu juga harus tunduk dengan atasanmu,"
"Paman Jung?" tanya Rose polos.
"Bagaimana kamu mengetahuinya?"
"Dia jelas tidak menyukai Ayahku, kayak aku aku yang nggak suka Ayah," Rose menatap kedua mayat orang tuanya itu.
"Tapi Ibu, dia kadang ngasih aku makan malam. Cukup baik," ucap Rose dengan tatapan mata kosongnya.
"Yasudah, sebentar lagi polisi pasti datang. Ayo kita pergi dari sini," pria misterius itu membawa lari Rose. Rose hanya menurut dan sesekali menoleh ke belakang, menatap orang tuanya yang sudah tidak bernyawa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAINTED HEART 🎀
Fanfiction#baca kalau mau 🔞Nsfw area Not just about sex meh Mantan figure skater kelahiran 1997 yang harus menyembunyikan diri karena pembunuhan. Start : 2 September 2020 End : 15 Januari 2021 🍑🌹