Suara gelak tawa terdengar jelas di telingaku. Aku yang sudah tertidur kembali terbangun dengan suara gelak tawa yang semakin lama semakin kencang. Tidak ingin buru-buru ke bawah untuk mengomelinya, aku memilih untuk menelepon Lily. Namun, gadis itu tidak kunjung mengangkat teleponku.
Aku mencoba memejamkan lagi, tapi suara-suara itu terasa menganggu. Akhirnya aku melangkahkan kakiku menuju lantai bawah. Mereka semua tengah berbincang-bincang di taman depan. Aku berjalan ke arah mereka, dari kejauhan Lily menatapku dengan tatapan tajam. Aku tidak menggubrisnya.
"Siapa tuh, Li?" tanya salah satu teman perempuan Lily.
Aku dan Lily berpandangan cukup lama sampai dia mengalihkan pandangannya. "Om aku," Lily menatapku dan teman-temannya secara bergantian, "kenalin, Om Mahen."
Semua temannya tersenyum kepadaku. "Duduk, Om, ngobrol bareng," ucap salah satu teman pria Lily. Dia tampaknya yang paling aktif dikelompok ini.
Lily menatapku lalu menggeleng, seakan memberi kode agar aku tidak gabung dengan mereka. Aku pikir, bergabung dengan mereka akan seru, tanpa berlama-lama aku langsung duduk di sebelah Lily.
Temannya ada lima orang. Tiga perempuan dan dua laki-laki. Penampilan mereka seperti anak yang tidak benar. Semua teman perempuannya memakai pakaian mini dan teman prianya merokok.
Aku tahu, kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya dan orang yang merokok belum tentu orang yang tidak benar. Namun, aku memiliki feeling yang kuat bahwa mereka tidak baik untuk Lily.
"Rokok, Om," salah satu teman pria Lily menggeser rokoknya ke arahku. Aku menggeleng, tapi dia tetap menggeser rokok beserta korek apinya, "gapapa Om, ambil aja," ucapnya sok asyik.
"Saya bukan perokok," ucapku menolak. Sedari kecil hingga saat ini aku tidak pernah menyentuh rokok. Aku pikir itu bukan hal yang bermanfaat malah cenderung membawa penyakit. Mungkin sebagian orang merokok bisa menghilangkan stress, tapi bagiku tidak.
Dia menyengir lalu menarik rokok dan korek apinya. "Sorry," ucapnya terlihat malu. Aku hanya mengangguk.
"Lo tinggal berdua sama Om lo aja La?" tanya salah satu teman Lily yang berambut ikal. Aku tidak tahu namanya dan tidak ingin berkenalan juga, jadi biarkanlah aku menyebutnya dengan begitu.
"Enggak."
"Iya," ucapku dan Lily bersamaan.
Lily terkekeh pelan lalu melirikku tajam. "Maksudnya saat ini aku dan Om Mahen lagi berdua soalnya Mama, Papa, dan Abang aku lagi ngurusin bisnis di luar kota. Nanti mereka pulang lalu kami tinggal bersama lagi," ucapnya berbohong.
Selama ini aku mengenalnya, tidak pernah sekalipun dia berbohong di depanku. Namun, kali ini dia berani melakukan kebohongan.
"Begitu kan, Om?" tanyanya.
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum saja.
Cerita ini sudah tersedia dalam versi fullnya
Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa
Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)
Terdiri dari:
- E- book Cool Girl and Our Wedding (54 Part)
- Extra Part ( 1, 2, 3, 4, dan 5)
- Bagian Tambahan (Edisi Spesial Lily)
Total: 60 part
Hanya dengan Rp48.000 kalian bisa akses full e-booknya
Cara Pembelian:
1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Cool Girl and Our Wedding _ TheDarkNight_)
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut
4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.
Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"
Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)
Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl and Our Wedding
RomanceGadis kecil yang dingin menikah dengan pria dewasa yang super hangat.