Kami sampai ke rumah pada pukul dua belas siang bertepatan dengan waktu makan siang. "Mau makan apa?" tanyaku saat kami masih berada di dalam mobil.
"Apa aja," jawabnya sambil menyelempangkan tas yang dia bawa.
"Yaudah. Mas keluar dulu ya, mau beli makanan. Kamu duluan aja masuk."
"Lily sekarang udah bisa masak," aku yang ingin menyalakan mobil tiba-tiba berhenti lalu menoleh ke arahnya, "Selama di rumah Mama, setiap hari Lily belajar masak," ucapnya sambil menatap lurus ke depan.
"Kamu enggak cape?"
"Enggak. Mau dimasakin apa?"
"Masakin makanan yang ingin kamu makan." Lily mengangguk lalu dia berjalan keluar dari mobil. Aku mengambil barang-barangnya lalu masuk ke dalam.
Sesampainya di dalam aku menatap lurus ke arah dapur, Lily sudah berada di sana. Aku berjalan mendekatinya. "Kalau cape istirahat dulu," dia melirik ke arahku sekilas lalu kembali sibuk dengan aktivitas masaknya, "Mas Mahen kan udah mau makan. Lily harus segera masak."
Aku terdiam lalu berbalik menuju lantai dua. Menaruh koper Lily di sana. Aku berganti baju lalu menyusul Lily ke bawah. Dari kejauhan wanginya sudah tercium, sepertinya enak.
"Masak apa?" tanyaku sambil memeluknya dari belakang. Dia yang sedang memasak sepertinya terganggu dengan kehadiranku, tetapi dia tidak melepaskan pelukanku.
"Ayam dikecapin. Suka ga?"
"Suka." Aku mencium rambutnya dari belakang. Wangi ini yang paling aku suka. Mungkin Lily tidak tahu kalau setiap hari aku memakai sampo miliknya agar bisa mencium aroma Lily setiap hari.
Beberapa saat kemudian kami makan bersama-sama. Lily sudah pandai memasak, masakannya benar-benar enak. Aku memakannya dengan lahap sampai-sampai aku habiskan. Lily tidak marah, dia hanya tersenyum melihat aku yang begitu rakus.
Malam hari pun datang. Kami sudah berada di atas ranjang. Lily mematikan lampunya lebih dahulu lalu disusul olehku. Aku mendekat ke arahnya, memeluknya dari belakang. "Mas," panggilnya.
"Iya?"
"Boleh ga malam ini tidurnya enggak usah pelukan?" Dia membalikkan badannya ke arahku sehingga kami saling berpandangan.
Aku mengerutkan kening. "Selama sebulan lebih Lily udah terbiasa tidur tanpa ada yang meluk," ucapnya begitu tenang, tapi mampu membuat aku diam termenung, "malam ini aja. Lily butuh waktu buat beradaptasi lagi."
Aku masih terdiam sambil menatapnya datar. "Yaudah kalau Mas enggak izinin," tangannya bergerak memeluk tubuhku, tapi aku buru-buru menepisnya.
"Boleh," aku tersenyum tipis lalu memejamkan mata. Malam ini kami tidur saling berhadapan, tapi tidak saling berpelukan. Padahal udara sangat dingin.
Sudah tiga hari sikap Lily menjadi dingin. Aku jadi menduga-duga hal apa yang membuat dia seperti ini. Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apa-apa selama sebulan ini. Aku sama sekali tidak selingkuh dan masih perhatian kepadanya.
Aku sudah berniat malam nanti aku akan membicarakan tentang masalah ini dengan Lily. Sepulangnya dari kantor aku langsung membersihkan diriku lalu mendekati Lily yang sedang memainkan ponselnya.
"Kita harus bicara," aku mengambil ponselnya lalu kami duduk saling berhadapan, "Mas punya salah apa sama kamu?"
Lily terdiam, mungkin belum paham maksud dari pembicaraanku. "Kenapa sikap kamu jadi dingin? Kenapa saat ini kamu seolah-olah bisa melakukan hal sendiri tanpa bantuan Mas? Kamu terkesan tidak membutuhkan Mas."
"Lily salah lagi ya?" kedua matanya berubah menjadi sendu, "katanya kalau orang dewasa itu mandiri. Lily udah belajar buat mandiri, tapi itu salah ya?"
Aku terdiam terpaku. "Lily selama beberapa bulan ini belajar buat lebih hangat dengan orang lain, tapi akhir-akhirnya hal itu menjadi buruk," Lily menarik napasnya, "gara-gara Lily lebih hangat dengan orang lain, Lily banyak melakukan kesalahan. Lily mikir kalau kembali ke sikap dingin adalah hal yang baik."
Aku menggeleng bersamaan dengan air mata Lily yang terjatuh. "Terus Lily harus gimana biar benar di mata Mas Mahen?" tanyanya dengan terisak.
"Lily cuma diminta introspeksi diri, tapi Lily enggak tahu hal apa yang harus Lily ubah."
Cerita ini sudah tersedia dalam versi fullnya
Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa
Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)
Terdiri dari:
- E- book Cool Girl and Our Wedding (54 Part)
- Extra Part ( 1, 2, 3, 4, dan 5)
- Bagian Tambahan (Edisi Spesial Lily)
Total: 60 part
Hanya dengan Rp48.000 kalian bisa akses full e-booknya
Cara Pembelian:
1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.
2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ Cool Girl and Our Wedding _ TheDarkNight_)
3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut
4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.
Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.
5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).
6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"
Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)
Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl and Our Wedding
RomanceGadis kecil yang dingin menikah dengan pria dewasa yang super hangat.