[Author POV]
Kayza masih pingsan, tangannya terus digenggam oleh draco yang berada si sampingnya. Dia merasa kurang lembut saat bilang cedric sudah tiada.
Jari kay bergerak sedikit menandakan sebentar lagi dia sadar. Dan benar saja, dia membuka matanya.
Dia menoleh ke samping dan langsung bangkit dan memeluk draco. "Jangan menangis lagi ya." draco mengelus punggungnya.
"Aku.... Belum siap kehilangan dia." kay menarik napasnya panjang dan menghembuskannya pelan pelan.
Draco tidak bergeming, hanya mendengarkan isakan kay yang mulai menangis lagi.
Draco tau gadis itu hanya ingin di dengar, dia hanya berusaha membiat gadisnya tenang.
Kay melepas pelukan. "Kenapa?" tanya draco.
"T-terima kasih, sudah menemaniku.... Draco." katabya sesenggukan. Dia menunduk.
"Itu sudah tugasku dear." jawab draco mencium tangan kay.
"B-bajumu basah gara gara air mataku. Ma-maaf." kay melihat baju draco yang dipenuhi air matanya.
"No problem, kau selalu bisa menangis dipundakku." kata draco mengacak acak rambut kay, kemudian laki laki itu mengeluarkan sebuah sebatang coklat dan memberinya ke kay. "Coklat membuatmu lebih tenang." katanya.
Kay menerima coklat itu. "Thanks." kemudian kay memakan coklat itu. Coklatnya habis dalam sekejap.
"B-boleh, peluk?" tanya kay ragu, dia butuh sebuah kehangatan.
"Tentu." draco memeluk kayza lagi.
-🌼-
Great hall
disini di great hall semua orang berkumpul untuk mengenang cedric diggory yang mati dalam turnamen triwizard.
Kay tidak duduk di meja gryffindor melainkan di meja slytherin bersama draco, draco yang memintanya, draco takut kay tidak bisa menahan tangisan dan nanti jatuh pingsan lagi.
Dumbledore memberi tahu kematian cedric diswbabkan oleh si botak sialan voldemort.
kay berusaha mwti matian untuk tidak menangis, tangannya dari tadi diganggam oleh laki laki di sebelahnya. Draco mencoba menyalurkan kekuatan untuknya.
Cedric adalah kakak yang luar biasa yang kayza miliki, kilas kilas balik terngiang di kepalanya. Mulai dari pertemuan pertamanya di tahun kedua, kayza yang menyelinap ke dapur dan ketahuan oleh cedric hingga kenangan kenangan manisnya bersama cedric.
Walaupun tidak ada hubungan darah apapun, kayza sangat menyayangi cedric seperti saudara kandungnya.
Draco merangkul kayza memberi lebih banyak ketenangan dengan mengelus pundaknya
Kayza menggigit bibir bawahnya menahan bendungan air matanya yang hampir jebol tapi draco dengan digap langsung menariknya keluar great hall.
Draco menariknya ke astrononi tower, berusaha menenangkan gadis itu.
"Aku tidak apa apa." elak kay.
"Aku tidak mau melihatmu menangisi leki laki lain." kata draco memutar bola matanya kemudian melipat kedua tangannya dia dada
"Dia kakakku drake." kata kay memelas, wajabmhnya kembali murung, mengingat laki laki hufflepuff itu.
"Ughh.... Oke, hanya dia. Tidak yang lain." draco tersenyum masam.
Kay terkekeh melihat kelakuan laki laki di hadapannya. Dia belakangan ini jadi lebih manja.
"Apa yang lucu?" draco mengernyit heran.
"Kamu" kay masih terkekeh
"Ada sesuatu yang harus aku katakan." kata draco.
Atmosphere (cmiiw) kini menjadi lebih serius setelah draco bilang seperti itu. Kay langsung diam dan melihat ke arah draco dan menyimak apa yang akan draco bilang.
Hening.
"Aku jadi benar benar menyukaimu." draco menoleh dan menatap kayza dalam dalam
Kayza tersentak sebentar, pipinya memerah. Rambutnya berterbangan terkena angin.
Dia bingung bagaimana caranya menanggapi itu, pasalnya dia juga menyukai draco.
"Ayo batu gunting kertas. Kalau kau menang, aku akan jadi kekasihmu. Kalau kalah, aku tetap akan jadi kekasihmu." kay terkikik. "Karna aku juga menyukaimu." lanjutnya menunduk, malu, sel sel pipinya mulai memanas
Draco menyeringai. "Baiklah miss. Daniella atau haruskah ku panggil mrs. Malfoy?"draco menjulurkan tangannya bersiap untuk bergunting batu kertas
Kay terkekeh lagi melihat lelaki di depannya, dan segera membalas jabatan tangan draco.
Kay mengira draco akan gunting batu kertas tapi salah, dia menarik kay kemudian mencium keningnya. draco menarik kay ke pelukannya.
Di dalam hati draco berjanji untuk selalu menjaga kay, seperti yang di amanatkan mendiang cedric.
~flashback~
[Draco POV]
Diggory kembali tanpa nyawa, aku menemani kay sepanjang hari. Dia sangat terpukul dengan meninggalnya diggory. Agak kesal sebenarnya, kay menangisi laki laki lain.
Saat kay sedang tidak sadarkan diri weasle, granger, dan potter datang.
"Ada sesuatu yang cedric katakan setelah dia mati, dia memintamu untuk selalu menjaga kay, karna dia tau kay menyukaimu." kata potter padaku.
[Author POV]
~flashback end~
Draco menangkup kedua pipi kayza lalu menipiskan jarak mereka kemudian berciuman.
Draco melepaskan ciumannya kemudian tersenyum manis. "Tidak usah batu gunting kertas. Kau punyaku sekarang." kata draco.
Kay berjinjit kemudian mencium pipi kekasihnya. membuat empunya memerah, dia tidak pernah mendapatkan kecupan di pipi dari kay sebelumnya. "Yeah, kau juga punyaku sekarang." kata kay.
Mereka berpelukan lagi, pelukan sepasang kekasih, bukan lagi teman atau sahabat.
-end-
Thank you udah baca semua chapter💗
Gak kerasa udah tamat
mungkin gak sesuai sama ekspetasi kalian🤧
Ini ga ada sequelnya guyss😃
Aku gak bisa bikinnyaa😭
Dadah guys👋
Tapi tenang aku bakal kasi extra chapter😬
Makasih sekali lagi untuk kalian semua yang baca🤧😃😭
Makasih udah suport cerita ini dengan memberi vote dan comment💗
Luv juga buat yang ghosting💗-a lot of love from me
KAMU SEDANG MEMBACA
Rock, Paper, Scissors [Draco Malfoy]
Fanfiction[Complete] . . . . [Harry Potter 4] Perjanjian yang dibuat dua orang yang mengetahui mereka adalah jodoh. Dangan lika liku yang banyak drama "Aku jadi benar benar menyukaimu." draco menoleh dan menatap kayza dalam dalam "Ayo batu gunting kertas. Kal...