6. (maaf)

90 47 67
                                    


Jihan sekarang sedang mengerjakan tugasnya di perpustakaan kampusnya. Namun otaknya melayang ke kejadian lusa kemarin. Kejadian dimana ia berkata yang gak seharusnya ke Raka padahal bukan salah cowok itu.

"Goblok banget aing!!!" katanya sambil memukul mulutnya yang kelewat kasar gitu.

Bener ya kata almarhumah mamanya lidah itu lebih tajam dibanding pedang. Pokoknya Jihan gak mau tau harus ketemu Raka dan minta maaf kalau gak dilaksanakan yang ada jihannya kepikiran terus berujung tak terselesaikan.

🍀🍀🍀

Raka menghela nafas panjang sambil memijat tangannya yang pegal gara-gara terlalu banyak menulis. Kertas folio miliknya sudah habis 5 lembar padahal masih banyak review materi yang harus ditulis.

Raka menempelkan kepalanya ke meja mengistirahatkan otaknya sejenak. Rasa capek itulah yang ia rasakan. Ia terlalu sibuk dengan segala organisasinya sampai lupa ada kewajibannya yang harus ia kerjakan.

Cowok itu memposisikan duduknya tegak kembali dan menepuk kedua pipinya memberi semangat untuk dirinya sendiri. Baru saja ia mengambil pena ada sebuah kursi disebelahnya yang ditarik lalu diisi oleh seseorang. Padahal seinget Raka cuma cowok itu yang masih di kelas sendiri.

Raka melirik sebentar ke kursi sebelahnya dan sedikit kaget dengan orang yang duduk disebelahnya ini padahal sebelumnya orang itu selalu menghindarinya kenapa sekarang datang menghampirinya dikala Raka sudah menghindari orang itu.

Cowok itu merapikan segala barang di mejanya dan memasukkan barangnya satu per satu ke tas. Ia tak mau kalau orang disebelahnya tambah membencinya.

"Duduk" secara otomatis Raka langsung duduk.

Raka menyandarkan punggungnya ke kursi. Akhir-akhir ini kepalanya mumet dengan segala persoalan ditambah lagi dengan Jihan datang kemari membuat cowok itu berpikir apa niatnya datang kemari.

"Saya mau bicara sama kamu" lanjut Jihan sambil menatap lurus ke depan.

"Kamu mau ngomong sama saya atau sama papan tulis"

Gadis itu langsung memposisikan menghadap Raka.

"Maaf, saya minta maaf" itulah kata-kata asing yang jarang sekali keluar dari mulut Jihan.

"Maaf sebelumnya aku ngebentak kamu dengan kata-kata yang gak pantas. Saat itu saya malu kamu ngeliat saya dalam kondisi seperti itu"

Raka masih diam membiarkan Jihan mengeluarkan semua yang ingin diucapkan.

"Padahal kamu itu manusia dan punya hati, bisa aja kan kata-kata saya kemarin bikin kamu tersinggung" tambahnya lagi dan Raka melirik ke arah bibir Jihan, seperti biasa saat cewek itu lagi gugup pasti ia akan mengigitnya sampe berdarah.

"Pokoknya saya minta maaf, saya gak mau beralasan karena emang saya salah"

Setelah mengatakannya Jihan langsung bangun dari kursinya berniat meninggalkan tempat tapi sebelum itu tangannya udah keburu di tahan oleh Raka "Seharusnya kamu traktir saya makan kalau tulus minta maaf"

.
.
.

"Kamu serius mau makan KFC?" tanya Jihan sambil menujukkan ayam bagian paha yang sudah di tepung.

Pasalnya seinget Jihan dulu Raka itu gak suka sama ayam KFC katanya bau kulitnya gak kuat. Kalau Jihan sih gak masalah kan cewek itu penggemar junk food, tapi masalahnya Raka yang minta traktir kenapa pilih makanan yang gak disuka.

"kenapa? Kamu gak suka?" tanya raka. Jihan mikir sebentar kok ini malah Raka yang nanya cewek itu suka atau enggak.

"Maksud aku tuh, kan kamu minta traktir seharusnya kamu pilih makanan yang kamu suka bukan yang aku suka"

Don't miss me √ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang