Jihan menutup novel bersampul ungu dan mendesah setelah membacanya. Raka yang sedang membaca komiknya melirik gadis yang duduk disampingnya. Melihat wajah Jihan penuh rasa kesal, raka menaruh komiknya dan mengubah posisi duduknya mendekat ke gadis berambut sebahu.
"Kenapa?"
"Novelnya payah" katanya sambil mengerucutkan bibirnya membuat raka yang melihatnya gemas sendiri.
"Tokoh wanitanya sangat bodoh, udah tau suaminya selingkuh masih saja dia memaafkan"
Raka terkekeh geli mendengar segala rentetan omelannya.
"Kalau gitu jangan jatuh cinta" giliran Jihan menatap Raka penuh tanda tanya.
"Jika kamu jatuh cinta, kamu akan menjadi orang bodoh. Bahkan sampai rela melukai diri sendiri maupun orang lain demi orang yang dicintai" jelas Raka menatap awan di atasnya, mereka sedang berada di rooftop sekolah.
"Kalau misalnya aku jatuh cinta sama kamu gimana?" tanya Jihan dengan pertanyaan bodohnya menurut dirinya sendiri.
"Jangan jatuh cinta sama aku, pokoknya jangan"
"Kenapa? Lagian aku tidak memaksamu membalas perasaanmu"
"Tetap aja jangan, nanti kamu terlalu berharap"
Jihan hanya mengangguk kepalanya tak peduli lagian dirinya tak ada rencana untuk menaruh hati kepada seseorang.
___
"Han kamu ikut gak?"
Jihan yang sedang minum es teh manisnya lewat sedotan menatap Arin yang baru saja duduk di kursi depannya.
"Kemana?"
"Masa kamu lupa sih, kan kemarin Dean ngajak kita nonton mereka tanding futsal"
Jihan diam sebentar mungkin dean ngomongnya saat di cafe kemarin. Maklumlah ia tak tau, dirinya saja menghindari Raka mana sempat ia menyimak obrolan mereka kemarin.
"Dean main futsal ya?" tanya Jihan dan Arin mengangguk mengiyakan sambil mengirim pesan dengan seseorang.
"Makanya ayok ikut"
"Males ah, bukan jurusan kita ini" itu alasan Jihan karena gadis ini tau kemana pun Dean pergi pasti disitu ada Raka.
"Maneh pikun ya, jurusan Dean tanding sama jurusan kita. Kata kang Ucup dia bakal traktir kita nasi padang bagi anak jurusan kita yang dateng nonton kesana" jelas Arin dan membuat Jihan tak bisa menolak lagi.
Babak pertama sudah berjalan 45 menit skor mereka 3-5. Raka berjalan melangkah ke pinggir lapangan dengan langkah pincang. Betisnya sakit akibat udah lama olahraga karena selama ini sibuk dengan organisasinya.
"Gila kang ucup, bales dendam kayaknya" pekik Dean duduk disamping raka lalu minum air mineralnya.
Raka tak menyahut karena sibuk memijiti betisnya yang sakit sampe uratnya nongol. Matanya melirik ke seberang dimana tempat kang Ucup dan kawan-kawannya istirahat.
Benar kata Dean kang ucup dan antek-antek kebanyakan mengajak anak cewek. Entah temen sejurusan, tongkrongan, atau pacar mereka.
"Kamu teh gak modal jasa, bawa bekel sendiri atuh"
"Atuh urang teh lupa. Lagian sama temen sendiri jangan pelit" oceh Dean dan mengambil bekel punya Jamal temen satu jurusannya.
Seketika suara obrolan Dean dan Jamal tak terdengar di telinga Raka. Netranya menangkap sosok perempuan berambut panjang ikal yang dulunya sempat berambut sebahu di rombongan kang Ucup. Raka tebak sepertinya cewek itu datang kesini untuk mendukung kang Ucup karena mereka satu jurusan. Lagipula tak mungkin cewek itu datang kesini demi menonton dirinya mengingat pertemuan mereka di cafe kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't miss me √ [END]
Fanfiction"Aku rindu kamu" "Jangan rindu padaku" "Kenapa?" "Karena aku bukan orang yang pantas kau rindukan" Bagi Jihan bertemu kembali dengan Raka merupakan kesialan baginya. Jihan membenci segala dari seluruh di Raka. Perempuan itu benci dari cara Raka m...