Dean merebahkan badannya di kasur kosan Raka. Cowok itu berguling-guling diatas sambil membaca puluhan chatan yang kebanyakan dari cewek. Sementara Raka, ia lesehan di lantai sambil memainkan gitar kesayangan.
"Kenapa lo rak? Kayak orang patah hati aja"
"Gak kenapa-kenapa kok" Dan Raka melanjutkan memainkan gitarnya.
"Ngakunya gak patah hati tapi mainin lagu patah hati" Ujar Dean mengetahui lagu yang dimainkan oleh Raka ke gitarnya itu lagu pupus milik Dewa 19.
Sekarang Raka memeluk gitarnya berhenti untuk memainkannya.
"Kalau ada apa-apa cerita ke gua rak, pusing gua ngeliat lo kayak gini" Kini HP Dean sudah di taruh ke kasur dan mempersiapkan telinganya mendengar curhatan Raka.
"Di bilangin gak kenapa-kenapa juga"
"Rak, kalau lo muntah paku itu kiriman dari gua ya" Sekarang Dean udah kesel sampe ke ubun-ubun.
Raka menghela nafasnya dan memilih menceritakannya ke Dean "Jihan di tembak kak Jeff"
"Anjirlah tuh anak hoki juga di tembak artis. Jadi karena ini lo galau, lo suka sama Jihan?"
Raka diam beberapa saat, gak mungkin kan kalau dia suka sama Jihan.
"Ngaku aja lo"
"Tapi mereka berdua keliatan cocok"
"Maksud lo?"
"Yah cocok aja. Aku yakin Jihan pasti bahagia kalau sama kak Jeff"
"Tau darimana lo? Kan lo bukan Jihan"
"Enggak, aku yakin itu Dean"
Dean menghela nafasnya. Raka selalu begitu, selalu menyerah terhadap cewek yang di sukanya. Dulu pernah mereka menyukai gadis yang sama tapi Raka memilih menyerah dengan embel-embel gak mau merusak persahabatan. Yang tentu saja sama Dean tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dean dekatilah gadis itu, ternyata oh ternyata gadis itu sukanya sama Raka. Dan berakhirlah diantara mereka tidak ada yang mendapatkan gadis itu.
"Terus hati lo gimana kalau ternyata mereka jadian?"
"Tenang aja, gabakal kenapa-kenapa"
"Rak, lo sekali-kali egois juga gapapa"
Raka menggeleng dengan mantap "enggak gua gak boleh egois. Kalau gua egois itu menyakiti semua orang. Lagian kak Jeff itu lebih pantas bersanding dengan Jihan"
"Masalah lo pantes atau enggak itu urusan jihan"
Raka kembali terdiam, kenapa sih akhir-akhir ini dean selalu menang dalam adu mulut. Apa mungkin karena akhir-akhir Dean sering bergaul dengan Arin? cewek yang dikenal oleh seantero kampus, yang terkenal dengan lemesnya mulut cewek itu.
Kini pikiran Raka melayang kembali kemarin di tempat ayam bakar yang biasanya tempat Raka makan. Gak sengaja dia ngeliat Jihan dan kak jeff disana makan bareng dan sedikit menguping pembicaraan mereka.
"Han, aku sayang sama kamu. Would you be my girlfriend?"
Mendengarnya rahang Raka langsung mengeras dan mengepalkan tangannya. Kini rasa laparnya telah hilang sudah.
Jihan terdiam mungkin terkejut dengan pernyataan kak Jeff yang tiba-tiba itu. Cewek itu narik tangannya yang barusan dipegang kak jeff dan tak lama kemudian cewek itu tertawa canggung.
"Woww kakak berhasil mengejutkan aku heheheh" Kedengaran banget kalau Jihan in kaget sekaligus canggung.
"Tiba-tiba banget ya han"
Sambil tertawa canggung Jihan mengangguk.
"Maaf han"
"Kok kakak minta maaf, lagian rasa suka itu ga ada yang bisa ngendaliin" Setelah itu Jihan melanjutkan minumnya menetralkan detak jantungnya.
"Jadi gimana han?"
"Harus jawab sekarang kak?"
"Gak perlu han, aku kasih waktu aja buat kamu jawab. Kali aja kan kamu berubah pikiran, karena aku tau jawaban yang sekarang bakal bikin hati aku patah"
Jihan masih memerhatikan perkataan Kak jeff, ternyata cowok itu bisa membaca pikiran nya ya.
"Yuk pulang, aku anter"
Sekarang mereka pergi menuju mobil sport milik kak jeff sedangkan mereka tak sadar kalau Raka menyaksikan kejadian barusan.
Kembali ke sekarang kini Raka memainkan gitarnya entah lagu apa ia tak tau. Yang jelas pikirannya sedang campur aduk.
.
.
."Rin, lusa kemarin aku di tembak kak Jeff" Kata Jihan lalu ia tempelkan kepalanya ke meja kantin.
"Lah kok bisa"
"Yaahh mana gua tau rin"
"Trus reaksi lo gimana?"
"Yaa deg deg an njir. Coba lo bayangin gimana kagetnya gua" Kata Jihan pake nada gak nyelonya
"Jadi kak Jeff ngasih gua waktu buat jawab" Sekarang Jihan mulai tenang gak seperti tadi.
"Trus masalahnya gimana han? Terima aja han lagian kak Jeff itu baik, ganteng, mapan lagi. Pokoknya all about him is perfect"
Jihan masih mengerucutkan bibirnya, rasanya ia tak menemukan jalan keluarnya.
"Kak Jeff itu emang perfect sih, tapi gak ada sengatan gitu"
"Sengatan apaan?"
"Gatau gua jelasinnya gimana? Pokoknya rasa sengatan listrik gitu lah"
"Oh maksud lo debaran gitu"
"Nah itu dia!!!"
Kini arin ngerti kalau Jihan itu gak ada rasa suka ke kak Jeff hanya sebatas kakak-adek. Kalau gitu apa di hati Jihan ada sosok lain.
"Gua mau nanya, dihati lo ada sosok orang lain gak?"
"Orang lain??" Seketika Jihan langsung inget kejadian di perpustakaan pas waktu Jihan nyium aroma sampo Raka. Terkadang sampe sekarang aromanya masih terngiang.
"GAK ADA NYIIRRR!!!!" ngegas Jihan sambil menggebrakkan mejanya bikin arin langsung terbatuk kaget karena barusan dia lagi minum.
"KALAU GAK ADA GAK USAH NGEGAS OGEB!!!!!"
Next>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't miss me √ [END]
Fanfiction"Aku rindu kamu" "Jangan rindu padaku" "Kenapa?" "Karena aku bukan orang yang pantas kau rindukan" Bagi Jihan bertemu kembali dengan Raka merupakan kesialan baginya. Jihan membenci segala dari seluruh di Raka. Perempuan itu benci dari cara Raka m...