Jihan melempar badan ke kasur guna mengistirahatkan badannya. Entah kenapa dirinya merasa capek, baik capek fisik atau pikiran. Fisiknya lelah akibat dirinya ditunjuk sebagai panitia acara di kampus yang baru saja telah usai. Kalau untuk pikiran ia harus mencari cara menyelesaikan tugas dari dosennya yang sudah menggunung dan tentang lelaki itu.
Kenapa sih raka harus muncul di hadapannya padahal dirinya sudah baik-baik saja sekarang. Apa jangan-jangan pria itu datang kemari untuk mengacak kehidupannya yang sudah tersusun rapi? Entahlah bertemu pria itu membuat moodnya mendadak turun drastis.
Gadis itu kini menatap langit-langit kamarnya penuh kegamangan.
Sepi.
Jihan benci sepi. Perasaan sepi mengingatnya tentang masa lalu. Ia pun merogoh hp sakunya dan menelpon seseorang.
"Rin, hari ini gua boleh nginep dirumah lo gak?"
"Boleh"
"Yaudah, gua langsung otw kesana"
Sekarang Jihan membuka aplikasi gojeknya untuk pergi ke rumah arin. Lebih baik ia pergi sebelum ia menggila karena sepi.
🍀
"Lo sendiri doang di rumah?" tanya Jihan begitu sampe di rumah arin dan dihadiahi oleh kosongnya rumah itu.
"Bonyok gua ke rumah paman gua di Bandung, mereka nginep disana katanya" lalu arin memberikan minum yang telah ia siapkan untuk jihan.
"Anggep aja rumah sendiri" kata Arin dan dengan senang hati Jihan menurutinya. Cewek itu langsung ke lantai atas tempat kamar arin lalu langsung tiduran dikasur empuk milik temannya itu.
"Biadab banget ya kelakuan lo" oceh arin melihat jihan sudah berguling-guling di kasur.
"Kata lo kan, anggep aja rumah sendiri"
Setelah itu arin mengabaikan tingkah ajaib sahabatnya satu ini. Ia langsung membuka laptopnya melanjutkan tugas yang sempat terpotong.
"Lo udah ngerjain ini?" tanya arin dan menunjukkan tugasnya di laptop.
Dan tentu saja jihan menjawab dengan gelengan dihadiahi cengiran khasnya.
"Ntar aja ngerjainnya, mau tidur dulu biar bisa mikir cara ngerjainnya" kata jihan dan menarik selimutnya memunggungi arin.
Arin menggeleng kepalanya dan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya.
"Lo gak suka Raka ya?"
Pertanyaan itu membuat jihan membuka matanya lagi. Wajar saja arin tau karena ia sudah mengamati segala perilaku Jihan ke Raka.
"Lebih tepatnya benci" koreksi jihan
Dan mereka langsung terdiam.
"Kok lu gak nanya kenapa"
"Karena gua tau lo ga suka makanya gua ga nanya. Tapi kalau mau cerita, cerita aja. Jujur gua kepo" kata Arin dan matanya tak lepas dari layar laptop.
Jihan mengubah posisinya menghadap punggung arin yang fokus ke laptopnya. Alasan jihan membenci raka? Pokoknya rumitlah kalau harus dijabarkan. Membuatnya teringat dengan kejadian itu
"Rak, kamu kemana?"
"Kok gak pamit sih"
"Aku butuh kamu disisiku, rak"
"Mama aku meninggal"
Ujar jihan sambil menangis dan hpnya masih menempel di telinganya padahal ia sudah tau kalau panggilannya ini lagi-lagi tidak terima. entah cowok itu yang mengganti nomor atau tak mau mengangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't miss me √ [END]
Fiksi Penggemar"Aku rindu kamu" "Jangan rindu padaku" "Kenapa?" "Karena aku bukan orang yang pantas kau rindukan" Bagi Jihan bertemu kembali dengan Raka merupakan kesialan baginya. Jihan membenci segala dari seluruh di Raka. Perempuan itu benci dari cara Raka m...
![Don't miss me √ [END]](https://img.wattpad.com/cover/248914287-64-k407891.jpg)