#13

583 97 13
                                    

Beda sama Ujin sama Minju yang malem malem pulang bareng naik mobil. Sakura lagi jalan sendirian sehabis beli mie instan buat makan dia sama Nako malam itu.

Satu mie yang dibagi buat berdua, cuma itu yang bisa di beli Sakura buat mereka. Keuntungan kantin sepenuhnya udah dia simpen buat kebutuhan,

Contohnya...

"Halo, konbanwa!" suara berat kedengeran waktu Sakura sampe naik ke halaman rumah kontrakan rooftop dia.

Sakura tatap dua cowok badan besar yang natap dia sambil senyum penuh arti.

"Bagaimana? sudah ada uangnya?" Sakura hela nafas dia terus tatap dua cowok itu.

"Saya sudah bayar dua hari lalu, kenapa tagih lagi hari ini? saya belum ada uang!" Sakura jawab ke orang orang yang ternyata penagih utang.

"Ya, uang dua hari lalu dan uang selama ini baru bayar setengah dari bunganya! Sisa utang suamimu ada 105juta won, ditambah sisa bunganya jadi 115juta won!"

"Aku tau kau susah, jadi kubulatkan jadi 100 juta won!" si penagih utang bersabda.

"Saya bilang akan bayar semampu saya! saya sudah berusaha, tapi apa ini 100juta?! apa kalian manusia?!" Sakura mulai ilang kesabaran.

"Apa?! kau pikir kami apa, tikus?!" penagih utang juga ikutan mulai ilang kesabaran.

"Kau tau, aku tidak bisa menyekolahkan anakku! bahkan membelikan makanan utuh untuknya aku tidak bisa! aku bekerja hingga tengah malam untuk membayar utang, semua untuk utang bodoh ini!!"

"Aku bilang akan aku bayar semampuku! apa kalian bukan manusia?!" Sakura bentak habis kesabaran dia.

"Ya?! kau pikir kamu siapa bicara begitu?! tanya pada suamimu yang sudah mati itu kenapa pinjam uang segitu pada kami!! kami juga susah mengumpulkan uang itu tau!" penagih utang ikut bentak sambil cengkraman kuat jaket Sakura.

"Aku bilang sabar!! aku bayar semampuku!" Sakura bentak tegas lagi yang langsung didorong kasar sama si penagih utang sampai jatoh.

Air mata Sakura juga ikut jatoh gak bisa ditahan.

"Setidaknya kamu bisa bayar dengan tubuhmu! Apa gunanya tubuh bagus dan wajah cantik, huh?! mau kita kenalkan dengan pengusaha kaya?!" Sakura yang denger itu langsung bangkit berniat masuk, tapi..

"Oh iya, umur putrimu berapa?" Sakura yang denger itu langsung balik badan natap tajem dua penagih utang itu.

"Apa maksud kalian?!"

"Besarkan putrimu, pastikan dia jadi cantik dan punya tubuh yang bagus! kalau dia dewasa, pasti banyak yang berminat untuk nidurin anakmu!" penagih utang ngomong sarkas sambil tendang sepeda punya Nako yang jadi pemberian terakhir mendiang papa Nako.

"Jangan berani kalian sentuh putriku!! dasar kalian binatang!" Sakura ngumpat.

Plakkk!

"Dasar wanita miskin!! besok kita bakal balik buat nagih lagi, pastiin uangnya udah ada besok!" penagih utang itu pergi sehabis bicara kasar plus nampar keras pipi Sakura sampe biru.

Ckleck!

"Mamaaaaa!" Nako keluar langsung peluk Sakura erat.

Nako dari tadi udah denger semua plus nangis juga, tapi Sakura selalu suruh Nako buat diem di dalem rumah kalau penagih utang dateng.

Sakura langsung nunduk natap Nako yang udah nangis meluk erat Sakura gamau lepas.

"Gapapa nako-can, mama gapapa. Jangan nangis, mereka udah pergi, mereka udah pergi sekarang kita bisa makan ya" Sakura tenangin Nako sambil peluk erat anak itu.

----CALIENTE----


Malem malem, Chaeyeon pulang kerumahnya sehabis ngurus bisnis dia di sebuah cafe. Dia pulang kerumah sekitar jam 7 malem.

Ceyon masuk kerumahnya lewatin ruang tamu rumah besar mewah yang dia tempatin sama keluarganya.

Gak heran sih rumah Ceyon besar, soalnya papa Ceyon itu pemilik perusahaan raksasa di Korea yang punya saham terbesar kedua di perusahaan papanya Ujin.

Mama Ceyon itu dokter mata, plus punya rumah sakit di 6 kota di seluruh Korea bahkan di pulau Jeju.

Ceyon masuk kerumah mau naik keatas buat kekamarnya tapi langkah dia kehenti sama suara berat.

"Chaeyeon, turun kamu! papa mau bicara!" Ceyon yang denger itu langsung turun buat nemuin papanya.

Ceyon langsung berdiri di depan papanya yang lagi duduk sambil minum teh terus tutup buku yang abis papa Ceyon baca.

"Maaf tadi chaeyeon galiat papa disana. Papa tumben pulang cepet" Ceyon ngomong sambil agak nunduk natap papanya.

"Itu gak penting, yang penting kamu itu habis dari mana pulang malam seperti ini?" papa Ceyon tanya.

"Tadi chae ada urusan sama temen" Ceyon jawab boong, soalnya papa Ceyon gasuka anaknya itu main main saham atau bisnis trading online.

"Papa denger nilai rata rata kamu turun jadi 96? nilai A itu yang kamu dapat chaeyeon?" papa Ceyon tanya pelan tapi ada sorot tegas plus marah.

"Maafin chae pah, chaeyeon akhir akhir ini kurang fokus sama pelajaran dikelas. Chae lebih banyak belajar buat ikut suneung(ujian kuliah)" papa Ceyon langsung berdiri nyejajarin muka sama anaknya, terus...

Plakkk!

"Papa malu! A? kamu tau kalau papa kamu adalah pengusaha hebat kan? yang dapat gelar S3 dengan lulusan terbaik di london kan? mama kamu dokter mata lulusan terbaik di amerika!"

"Tapi kamu bodoh!! target A+ saja tidak bisa kamu penuhi! Kalau sampai kamu tidak lulus untuk ujian di harvard, papa akan kurung kamu setahun untuk full belajar coba tahun selanjutnya!" papa Chaeyeon langsung pergi dengan emosi masuk keruang kerjanya sehabis nampar pipi Ceyon.

Ceyon cuma bisa diem sambil mikir dalam hati, capeknya dituntut jadi sempuna sama orang tuanya.

"Oppa gapapa?" Ceyon langsung balik badan natap anak perempuan yang turun dari tangga bawa mainan.

Anak umur 5 tahun yang seumuran sama Nako itu jalan cepet meluk Ceyon yang cuma diem kayak patung sambil ngalirin air matanya.

Ceyon langsung nunduk sejajarin mukanya sama adiknya itu. Dia hapus kasar air mata dia terus gerak hapus pelan air mata adiknya lembut.

"Chaeryeong-aa, besok kalau kamu dewasa oppa janji akan sukses, oppa bawa kamu ke amerika tinggal sama oppa. Kamu gak boleh jadi kayak oppa, kamu harus seneng seneng gak boleh stress ya"

Adik Ceyon yang bernama Ceryong itu ngangguk terus natap tap tap muka kakaknya buat hapus air mata Ceyon.

T.B.C

Ayo comment, kasih saran atau kritik juga boleh kok kaka😙

Ada review cerita? kurang apa gitu boleh loh atau menurut kalian ceritanya gimana boleh juga~🤓

Selamat membaca~

CALIENTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang