Pagi pagi, konfrensi besar pihak perusahaan dimulai. Awak media sudah hadir ngeliput, plus semua petinggi perusahaan.
Investor juga pemegang saham perusahaan sudah kumpul untuk denger kesaksian papa Ceyon soal hilangnya uang 100 juta won yang seharusnya menjadi hak pemegang saham asing.
Papa Ceyon udah duduk sambil megang kertas yang ditanda tanganin Sakura sambil senyum.
Konfrensi mulai, team awak media juga udah on stand by ngeliput buat denger pengakuan dari papa Ceyon.
"Saya sebagai founder sekaligus pemegang utama perusahaan ingin menginformasikan tentang uang 100 juta yang hilang!"
"Memang benar putraku mengambil uang itu, tapi putraku sedang dalam posisi terdesak! putraku diancam dan sepenuhnya dikendalikan orang seorang wanita bernama miyawaki sakura untuk membayar utang utang yang dimiliki wanita itu!"
"Wanita itu memiliki hutang sebesar 100 juta won dan memanfaatkan putraku yang polos untuk mencuri uang dari perusahaan ayahnya dan membayar semua hutang wanita itu"
"Kemarin pada sore hari, wanita itu datang mengakui perbuatannya dan memberikan keterangan beserta tanda tangan bahwa dirinya siap menerima konsekuensinya berupa hukuman penjara!"
"Kasus ini akan dibawa ke ranah hukum, dan putraku aku jam--"
Brakkk!
Pintu kebuka kasar, cowok masih pakai seragam SMA masuk keruangan ngos ngosan sambil natap semua yang hadir plus awak media yang ngeliput.
Cowok itu jalan kearah papanya terus ambil kertas yang di pegang papanya. Papa Ceyon langsung bangun dari duduknya megang bahu anaknya yang lagi baca surat itu.
"Chaeyeon-aa ayo bicara! kita bicara dulu" Ceyon langsung senyum natap papanya.
"Papa duduk aja!"
"Enggak, kita bicara dulu chaeyeon-aa" papa Ceyon maksa tapi Ceyon langsung dudukin papanya langsung natap awak media plus orang orang disana.
Chaeyeon tunjukin kertas itu sambil natap satu satu pemegang saham plus awak media.
"Ini semua tidak benar! saya yang telah mencuri uang perusahaan demi membayar hutang wanita yang adalah kekasih saya!"
"Saya yang salah karena tanpa sepengetahuan kekasih saya dan juga ayah saya, saya membayar hutan dia dengan uang perusahaan!"
"Sebagai anak sma saya melakukan tindakan ceroboh dan bodoh, jadi saya akan ambil konsekuensinya! saya akan mengundurkan diri dari posisi pewaris perusahaan ini!"
Ceyon bejek kertas ditangan dia terus nunduk hormat kesemua disana. Ceyon bangun dari posisi dia terus noleh natap papanya yang udah malu banget.
Papa Ceyon bener bener marah plus malu sama kelakuan putranya itu yang dia anggap lancang.
----CALIENTE----
Brakkk!!
"Papa tidak habis fikir sama kamu!! kamu ini memang anak bodoh tidak tau diuntung!" papa Ceyon gebrak meja terus tatap anaknya yang duduk anteng disofa.
"Pah, apa yang papa lakuin itu gak bener. Papa menggunakan ancaman dan papa membalikan fakta kalau wanita itu yang melakukan, tapi ini salah ceyon" Ceyon jawab santai tenang.
"HAHH!!! Papa cuma mau kamu aman! papa cuma mau selamatkan kamu dari kejamnya dunia atas kesalahan kamu itu!! dan kamu datang memilih menyelamatkan wanita tua itu!!" papa Ceyon bentak saking marahnya.
"Bagaimana papa bisa begini? papa selalu ajarin ceyon bertanggung jawab sama apa yang ceyon lakuin, tapi papa gak biarin ceyon tanggung jawab sama masalah ini!" Ceyon langsung rogoh kantongnya.
Cowok itu keluarin dompet terus keluarin kartu kredit itemnya yang dia taruh di meja plus kunci mobilnya.
"Ceyon keluar pah, ceyon akan mengundurkan diri dari pewaris perusahaan dan kalau papa mau coret ceyon silahkan pah! ceyon yakin, sekejam kejamnya dunia, tidak ada yang sekejam papa" Ceyon langsung berdiri nunduk hormat.
Sehabis itu cowok itu jalan keluar sambil senyum lebar. Dia lepas dasi sekolah di lehernya sambil tarik nafas dalem yang dia hembusin lega banget.
"Akhirnya gue bebas..."
----CALIENTE----
Sore sore, Yujin bareng Minju sama Wonyoung pulang sekolah mutusin makan malam di luar.
Di restaurant mewah di pusat kota Seoul, mereka bertiga makan. Suasana gak begitu canggung atau begitu serus.
Yujin gak berubah dingin dan berusaha buat ngelayanin dua wanita di depannya kayak potongin steak punya Wony, tuangin air kegelas Minju sama Wony, juga kasih tissue ke Minju.
Yujin bener bener lakuin janji dia buat jadi kakak plus anak yang baik buat Wony sama Minju.
Sedangkan Minju masih curiga sama kejadian yang sebelumnya dimana dia liat darah dari idung Yujin.
Gamau buat ribut, Minju cuma mikir positif lanjut makan sambil sesekali merhatiin Yujin yang makan tenang sambil senyum.
Selesai makan, Wony langsung ngacir masuk mobil buat chatting sama pacarnya yang lempeng kayak adonan kue cubit 😙
Sedangkan Yujin jalan pelan disebelah Minju sambil liat liat pemandangan tempat parkir di depan restaurant.
Minju yang gatel banget pengen nanya soal itu akhirnya ngumpulin keberanian buat nanya,
"Jin, aku mau ta--"
Grepp!
Omongan Minju berhenti waktu Ijin tiba tiba peluk dia terus bawa kepala dia ke dada cowok itu.
"Yu...jin"
Yujin terus tahan posisi itu sampe akhirnya beberapa menit kemudian cowok itu lepasin pelukannya terus senyum tipis ke Minju.
"Kamu...kenapa?" Minju tanya ke Ujin. Ujin seny terus nunduk pelan.
"Maaf, aku cuma pengen peluk aja. Kita pulang yuk, udah malem kasian wony kalau jalannya lelet" Ujin jalan bukain pintu buat Minju terus taruh tangan dia di langit mobil biar kepala Minju gak kepentok.
Sehabis Minju masuk, Ujin lari kecil kearah kemudi terus buka pintu.
Tapi cowok itu langsung natap laki laki yang masuk ke dalem restaurant sambil rangkul dua cewek bar.
"Pah, sudah dapet yang muda papa masih begini? apa gak cukup udah nyakitin mama? kenapa papa gak bisa berubah?"
T.B.C
Ayo comment, kasih saran atau kritik juga boleh kok kaka😙
Ada review cerita? kurang apa gitu boleh loh atau menurut kalian ceritanya gimana boleh juga~😙
Selamat membaca~