Jae mengiyakan ucapan Wonpil karena ternyata letak apartemen Brian memang dekat dengan rumahnya. Lebih tepatnya masih satu distrik yaitu Hannam Dong.
Bedanya Brian tinggal di Hannam The Hill sedangkan Jae di kawasan perumahan UN Village.
Kalau kalian tidak tau, kedua tempat itu merupakan kawasan super elit yang hanya bisa diisi oleh orang-orang kebanyakan uang saja.
Ya, lumayanlah si Bri Bri itu, batin Jae.
Tak perlu menunggu lama di depan pintu apartemen itu, mereka langsung dipersilahkan masuk oleh Dowoon, kekasih Wonpil.
Wonpil sudah digiring entah kemana oleh kekasihnya, meninggalkan Jae sendirian di ruang tamu. Jae tau dirinya sangat easy going tapi tidak ditinggal di rumah orang sendirian juga.
Apalagi ia tidak kenal dengan si pemilik apartemen, mau duduk saja sungkan sekali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jae terkejut karena ada seseorang yang datang tiba-tiba dari balik lorong.
“ Jae sunbaenim? Aku Brian Kang panggil Brian saja salam kenal “
Jae mengulum bibirnya sebelum memaksa tersenyum pada pria yang kini mengulurkan sebuah jabat tangan di hadapannya.
Berbeda dengan tangan Brian yang terasa hangat, ekspresi wajah pria itu justru bertolak belakang. Begitu dingin di mata Jae.
“ Iya salam kenal “
Jae membalas jabat tangan itu. Inikah cara berkenalan anak orang kaya? Sangat mendadak dan wajahnya tidak terlihat ramah sama sekali, pikirnya.
Jae lupa kalau ia juga anak orang kaya rupanya.
“ Ayo hyung keburu malam nanti “
Jae melihat Dowoon yang tengah merangkul bahu Wonpil muncul dari arah yang sama dengan Brian tadi.
Pacaran saja terus dasar homo sialan, maki Jae--dalam hati tentunya.
Masih kesal karena ditinggal sendirian rupanya.
“ Ayo “
“ Tunggu—memangnya kita mau ke club mana? “ Tanya Jae menahan pergerakan semua orang di ruangan itu.
“ Octagon, sudah parkir mobil dengan benar kan? Malam ini pakai mobil ku soalnya “
Ujar Brian seraya mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya.
