Bagian Dua Puluh Dua - Genit

1K 116 25
                                    

"Kamu itu terlalu baik sampai mudah dibodoh-bodohi"

***

Hari ini adalah hari kedua Nuca membimbing Nicole untuk latihan musikalisasi puisi. Mereka saat ini berada diruangan seni yang dilengkapi berbagai macam alat musik. Ruangan tersebut dibagi menjadi lima sesuai fungsi nya masing-masing.

Nuca memangku gitar akustik bewarna coklat muda ditangannya. Ia dengan setelan baju lengan pendek putih dilapisi kemeja biru muda, dipadu padankan dengan celana biru dongker, membuatnya tampak sangat segar.

Pagi tadi, ketika ia masih tertidur dikamarnya, ia dikejutkan dengan alarm yang terus saja berbunyi, sampai-sampai Lini yang tengah di dapur kembali lagi kekamar hanya untuk mematikan alarm di handphonenya.

Kemarin setelah mereka menghabiskan waktu dengan berenang, berlanjut dengan hal yang tak terlalu berarti. Lini yang menghabiskan waktu di kamar dengan tugasnya, dan Nuca yang membantu Lini mengerjakan tugas Desain Grafisnya. Yang membuat mereka kelelahan dan tertidur dengan nyaman didalam kamar paviliun yang ditempati Lini.

Alhasil, ketika pagi jam enam, Lini kelaparan dan segera memasak sarapan untuk ia dan kekasihnya. Namun tepat satu jam kemudian, Lini dikejutkan dengan suara alarm yang berasal dari handphone Nuca. Ketika ia berniat mematikan, terpampang tulisan "melatih Musikalisasi" yang artinya adalah suatu hal keharusan yang mesti di tepati oleh Nuca.

Lini tau bahwa Nuca uring-uringan dalam melaksanakan kewajibannya. Namun sudah tugas Lini meyakinkan Nuca atas apa yang sudah dijanjikan. Janji adalah hutang, bukan.

Dan ketika Nuca bersiap untuk menjalankan aktivitasnya, Lini pun melakukan hal yang sama. Ia memiliki kelas pagi ini, yang membuatnya dapat berangkat bersama dengan Nuca dan menghindari kata terlambat.

***

Derap langkah kaki membangunkan Nuca dari keterpakuannya. Itu Nicole. Perempuan itu menghampirinya dan duduk tepat disamping Nuca.

"Kak, kita mulai sekarang?" Ujar Nicole, yang hari ini memakai pakaian yang lumayan terbuka untuk ukuran adik tingkatan yang baru memulai perkuliahan.

"Yap. Kita mulai aja sekarang. Setelah ini saya ada keperluan lain." Ujar Nuca seraya melihat jam di tangan kanannya

"Kita latihan 45 menit dari sekarang ya, kita mulai dengan penghayatan kamu dulu, baru terakhir bagian instrumennya." Ujar Nuca kembali

Nicole yang mendengar hal tersebut menjadi bingung. Ia fikir kebersamaannya dengan Nuca bisa berlangsung lama. Minimal dua jam. Namun apa boleh buat, daripada tidak sama sekali.

Nicole meraih ujung celana jeans pendek yang ia pakai dan menarik kebawah, ia beraharap bahwa celananya bisa berubah panjang meskipun mustahil. Ide memakai pakaian serba minim begini dikarenakan temannya, Duma.

Temannya itu sangat semangat mendandaninya ketika ia mengatakan akan latihan dengan kak Nuca. Segera Duma mendandaninya dengan baju kaos tipis berwarna biru dongker, rok jeans mini, dan jaket jeans crop tee yang membuatnya terlihat tinggi. Namun semua itu buyar ketika ia harus melakukan latihan dengan Kak Nuca diatas sofa yang ada diruangan kesenian, yang sangat rendah. Membuatnya berulang kali merasa tak nyaman dengan menarik rok tersebut agar setidaknya menutupi sampai lutut Nicole.

Nuca yang melihat hal tersebut, berinisiatif memberikan Blazer bermotif persegi kepada Nicole. Blazer tersebut punya Lini, yang kekasihnya letakkan didalam tas Nuca beberapa hari lalu, sepertinya Nuca lupa mengeluarkannya, karena baru hari ini ia memakai kembali tas gitar kesayangannya ini.

Hatiku DikamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang