Bagian Empat Belas - I'm Stupid

1.4K 136 30
                                    

"Hey stupid, I love You

***

Suara derasnya hujan menerpa kaca jendela Bus yang ditumpangi Lini dan lainnya. Tepat di jendela Lini, terpaan hujan begitu terasa, karena dia duduk di bangku paling belakang. Di sana, Lini benar-benar tidak bisa menikmati perjalanan, ia mesti duduk tegap karena tidak ada pegangan dikiri dan kanan tempat duduknya.

Ia menatap lama kearah jendela. Mau tidak mau, ia tidak ingin menatap kearah kiri, karena di bangku depan sebelah kirinya adalah tempat duduk Nuca. Entah mengapa, Lini tidak ingin pertahanannya runtuh hanya karena ia menatap lelaki yang masih marah terhadapnya.

Air matanya sedari tadi tak sempat mengalir, karena ketika air mata itu menitik, ia langsung menghapusnya. Sedari tadi sebelum berangkat, telah ia tahan air mata dari surai emasnya. Ia yakin jika linangan itu tak ia tahan, pasti saat ini ia menjadi tontonan semua orang.

Mau bagimanapun, sikap Nuca yang marah terhadapnya adalah murni karena keteledorannya. Seandainya saja ia tidak menyetujui ide gila semalam. Seandainya saja ia menolak permainan sialan semalam. Banyak kata 'seandainya' yang berkecamuk difikiran Lini saat ini.

Suara sunyi didalam bus itu sangat amat terasa karena para anggota dalam bus ini sibuk sendiri-sendiri. Perjalanan ini, menurut sopir Bus, akan berhenti di rumah makan dalam dua puluh menit kedepan.

Lini tak berani bergerak sedikitpun, dengan tempat sesempit ini, dan tanpa pegangan, membuatnya tak mau mengambil resiko terjatuh dari tempat duduk. Namun tak lama handphone Lini bergetar, ia terkejut. Itu pertanda bahwa daerah yang dilaluinya ini memiliki jaringan internet yang kuat. Berbeda dengan jaringan internet di Villa, hilang timbul.

Itu Nuca! Ia mengirimkan chat melalui Line. Entah mengapa jantung Lini berdegup kencang.

Dibukanya aplikasi tersebut dan terpampang wallpaper room chat nya dengan Nuca. Itu foto ketika ia dan Nuca berada di lantai tiga Villa, saat matahari terbenam menyapa mereka. Ia memotret diam-diam saat Nuca menggandeng tangannya.

 Ia memotret diam-diam saat Nuca menggandeng tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya Lini ingin berteriak. Ia senang Nuca seperti memperhatikannya. Berbeda sekali dengan sikapnya beberapa saat yang lalu. Terkadang juga Lini merasa bahwa Nuca sangat mudah terpancing serta meredakan emosi. Atau Lini yang hanya belum terlalu mengenal calon suaminya ini..?

Dengan gugup, Lini membalas pesan Nuca.

Dengan gugup, Lini membalas pesan Nuca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hatiku DikamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang