🍁13 ~Mengundang Jin?~

4.1K 610 62
                                    

"Kinaaaannn!" teriak Rifah sambil sedikit berlari menghampiri Kinan yang sedang konsentrasi menghafal ayat demi ayat untuk setoran hafalannya.

Kinan membuka matanya dan mencoba mengacuhkan Rifah, tapi tidak jadi karena ternyata yang menghampirinya ke mushola bukan cuma Rifah tapi ada Via, Nur dan teman lainnya. Beberapa waktu lalu aktifitas pesantren sudah kembali normal.

"Kinan cantik deh!" ujar Rifah ketika sudah duduk di depan Kinan, tangannya sempat mengambil makanan Kinan. Makanan yang Gus Zein kirimkan ke Kinan lewat Rahma tadi malam. Bukan hanya malam tadi, Zein sering mengirimi Kinan makanan dan minuman lewat Rahma.

"Banget. Udah cantik, baik hati lagi!" tambah Nur.

"Udah gitu Mbak Kinan juga pinter masak, apalagi masak mi rebus belum ada yang ngalahin enaknya!" tambah Via lagi tak mau kalah. Begitu juga dengan dua teman lainnya, tambah satu lagi Nisa, ke enamnya sedang berusaha merayu Kinan membuat Kinan merinding sendiri.

"Kalian kenapa sih? Frustasi karena kiriman belum datang?"

"Ck! Bukanlah! Itu sudah masalah sejuta santri, nggak usah frustasi lagi, banyak temannya. Tapi ini ada misi penting yang harus melibatkan kamu, pokoknya cuma kamu yang bisa!" tutur Rifah menggebu-nggebu.

"Astaghfirullah, muter-muter kamu Mbak Rifah! Sini biar aku saja!" sahut Via. "Jadi begini Mbak Kinan, kita kan santri yang juga manusia biasa butuh hiburan, tapi sebagai santri kan harus bijak dalam memilih hiburan, bagaimana caranya hiburan itu ke arah yang positif, ya intinya hiburan dapat pahala juga dapat begitu!" lanjut Via yang malah membuat Kinan semakin mengerutkan keningnya.

Nur yang gemes dengan dua sahabatnya ini menarik mundur keduanya lalu mengganti posisi agar tepat di depan Kinan. "Nanti malam kan ada acara pengajian akbar di pesantren Darussalam dalam rangka haul, nah itu kan pengajiannya yang ngisi ada beberapa kyai besar terus ada majelis sholawatnya, Ahbabul Mustofa. Nah kita kan harus memperbanyak sholawat kan, biar mendapat syafaat, selamat dunia akhirat. Nah makanya bagus tuh kalau kita berangkat. Untuk itu kita perlu kamu untuk maju pamit ke ibuk biar kita boleh berangkat."

"Nah!!!" sahut kelima teman lainnya kompak.

Kinan hanya menatap mereka dengan pasrah, bukan hanya sekali ini dia dijadikan tumbal untuk pamit ke ibuk, kadang diizinkan tapi pernah juga tidak diizinkan karena ibuk mempunyai beberapa pertimbangan. Tapi tentu saja kalau tidak diizinkan ya Kinan sendiri yang menanggung malu di depan ibuk.

"Aku nggak pengen berangkat, coba yang lain!" jawab Kinan.

"Kenapa sih? Berangkat aja Yuk! Mumpung malam Jumat kan, besok libur ngaji!" ujar Nur.

"Ini loh Mbak, setoran ku belum lancar, juz 29 ayatnya agak rumit bikin kepala senut-senut jadi aku mau nge- lanyah -in dulu, mumpung besok libur ngaji kan aku punya banyak waktu buat mengulang sebelum setor ke ibuk." tolak Kinan, dia sebenarnya juga sudah tahu acara itu, dari awal dia memang tidak ingin berangkat jikalau teman-temannya berangkat, bukannya tidak suka, suka banget malah menghadiri majelis seperti itu tapi dia lebih berat ke ngajinya, belakangan ini dia agak berat setoran juz 29 yang ayatnya pendek-pendek dan sedikit rumit.

Sementara yang lain terus merayu Kinan, mata Rifah memindai Kinan dari atas ke bawah mencoba menemukan sesuatu alat agar Kinan mau berangkat dan pamit ke ibuk. Tiba-tiba di kepala Rifah seperti ada lampu bohlam yang menyala terang.

"Mbak Nur pernah dengar cerita dari pesantren tetangga sebelah nggak?" ujar Rifah.

"Apaan Fah?"

"Itu loh, yang katanya ada santri di datengin jin pas malam-malam sendirian baca surat Jinn. Kan katanya membaca surat jin itu bisa mengundang jin." jawab Rifah dengan ekspresi dramanya. Seketika semua mata langsung melirik ke al quran Kinan yang kebetulan sedang terbuka di halaman surat Jinn. Memang setorannya saat ini sudah sampai surat itu.

7. Pesan Rindu dari Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang