Belajarlah dari kehidupan, tidak semua yang pernah mengisi hati itu berakhir jadi pasangan hidup, ada juga yang menjadi pengalaman hidup. Jangan berhenti berusaha untuk masa depan. Selalu berdoa kepada yang Maha Menentukan.
Kinan membaca berulang kali salah satu motivasi yang ada di book planner kesayangannya. Terkadang dia bingung, kenapa selalu ada kalimat yang ngena di hatinya, membuat dia semakin penasaran dengan pengirimnya, seakan sudah menyiapkan banyak motivasi ini untuk Kinan.
Kinan menutup buku nya dan kembali membuka mushafnya, mushaf yang sampul nya sama dengan buku, sama-sama dari pengirim misterius juga. Kinan mengulang sekali lagi setengah juz yang akan dia setorkan besok pagi. Walaupun sudah khatam, santri wajib mengulang setoran dari awal lagi namun dalam jumlah yang lebih banyak.
Jika setoran dulu perlembar maka ketika sudah khatam wajib Mengulangi lagi dari awal dengan dua tahap. Tahap pertama setengah juz alias lima lembar per setoran. Dan setelah khatam lagi baru tahap kedua, satu juz sekali setoran.
Lima belas menit kemudian Kinan selesai mengulang 5 lembar terakhir surat al baqarah untuk setoran besok, namun dia masih enggan beranjak dari tempatnya. Pukul setengah 12 malam dan teman-teman sekelilingnya sudah pada tidur.
Mushola memang selain tempat ngaji, tempat strategis juga untuk tidur, buktinya santri-santri lebih suka langsung berbaring di situ setelah selesai beraktifitas.
"Astaghfirullah.." gumam Kinan pelan sambil memijit pelipisnya.
Sejujurnya Kinan merasa sangat penat, beberapa waktu terakhir banyak sekali yang menguras pikirannya. Dia hanya ingin waktu cepat berlalu, kata orang sakit hati itu obatnya waktu, seiring berjalannya waktu akan sembuh sendiri.
Sudah hampir seminggu ini dia kekurangan tidur dan makan, padatnya aktifitas ditambah sakit hati membuat dia kehilangan selera untuk makan dan tidur. Sebenarnya dia sadar bahwa sedang menyiksa diri sendiri tapi ketika dia paksa juga tetap susah.
Tok.. Tok.. Tok
Kinan sedikit terkejut dengan bunyi ketukan pintu mushola dari luar. Dia melirik teman-temannya yang sudah terlelap, dia ingin membangunkan Rahma atau Rifah yang tidur tak jauh darinya tapi tidak jadi, merasa kasihan karena baru saja mereka tidur.
Dengan sedikit ragu Kinan mengintip dari jendela siapa yang mengetuk pintu. Mushola ini menyatu dengan asrama putri dan ada tiga pintu. Pintu yang mengarah ke ndalem, pintu yang langsung mengarah ke kamar santri, dan pintu yang mengarah ke halaman depan komplek, bisa terlihat komplek putra juga.
"Assalamualaikum."
"waalaikumsalam, ada apa Kang?" tanya Kinan pada Farid dan satu temannya lagi dari jendela.
"Maaf, Udah pada tidur ya? Ini ada rejeki, tadi kita berangkat pengajian dan ini dibawain nasi dos banyak banget dari panitia, katanya ada sisa. Di bagi dua sama putra dan ini nanti dibagi yang putri ya, seadanya saja, soalnya nggak cukup kalau satu-satu!"
"Oh, iya! Terima kasih Kang! Tinggal di situ saja nanti aku ambil."
"Oke. Dan ini buat kamu Kinan!" ujar Farid sambil meletakkan satu plastik berbeda diatas tumpukan nasi dos.
"Apaan Kang?"
"Buka aja sendiri." jawab Farid sambil senyum-senyum membuat Kinan menatap curiga.
"Aman nggak itu?"
"Hahaha, aman! Insyaallah!"
Farid langsung membungkam mulutnya ketika sadar sudah tertawa keras.
"Ya sudah, aku tinggal ya! Salam buat bu lurah!" ujarnya sebelum mengucap salam dan kembali ke kompleknya.
Kinan hanya tersenyum lebar, Farid dan Rahma dua orang yang dia kagumi akan sikap tawadu' dan istiqomah nya. Dia sudah lumayan akrab dengan Farid.
KAMU SEDANG MEMBACA
7. Pesan Rindu dari Ma'had
AcakApa yang pertama kali terpikir ketika mendengar kata pesantren? Ngaji terus? Nggak bebas? Nggak gaul? Ketinggalan jaman? Jelas!! Salah besar. Dalam cerita ini kamu akan menemukan banyak cerita rahasia di dalam pesantren, juga banyak cerita tentang k...