🍁 23 ~ Adek Berjilbab Coklat~

5.5K 745 148
                                    

Pukul setengah satu malam semua rangkaian acara khataman telah selesai. Tamu undangan dan jamaah pengajian sudah membubarkan diri. Seluruh santri dan alumni juga masyarakat sekitar langsung kerjabakti membereskan sisa acara. Kecuali yang belum bisa dibereskan segera seperti tenda dan panggung.

Kinan dan Rifah setelah ikut kerjabakti langsung mengantar ibunda mereka ke penginapan yang sudah disiapkan oleh santri sejak seminggu lalu. Setelah ibunda mereka istirahat nyaman, keduanya langsung ikut bergabung dengan santri lain yang bersantai di tempat acara tadi. Karena sedang malam acara, putra putri bisa  sedikit bebas untuk berkumpul.

Tidak sedikit santri yang masih berfoto ria, termasuk Rifah karena malam ini santri diberi dispensasi membawa hp, tapi hanya untuk malam ini. Kinan hanya ikut larut dengan kegembiraan santri-santri yang lain, karena dia harus lebih bersabar lagi. Beberapa waktu yang lalu, ayahnya minta maaf karena terpaksa harus menjual hp Kinan karena biaya khataman Kinan belum cukup.

Tentu saja Kinan tidak keberatan, dan meyakinkan sang ayah untuk tidak terbebani mengganti hp Kinan, semampunya saja, toh daritadi juga Kinan sudah banyak berfoto dengan Rifah, tidak usah khawatir tidak bisa mengabadikan momen malam ini. Dan andai saja Kinan tahu, ada sebuah hp lagi yang berhasil mengabadikan banyak foto dirinya.

Di panggung sendiri ternyata banyak orang yang di sana. Ada beberapa santri yang duduk sambil ngobrol, ada juga yang tiduran. Di atas sana juga ada rombongan gus-gus Al-Anwar. Tiba-tiba Rey mengambil rebana dan mic. Rebana dia kasih ke Arsha adiknya, sedangkan sendirinya langsung memegang mic. Ilyas dan Kang Farid juga tak mau kalah, mereka ikut mengambil rebana untuk mengiringi Rey, padahal mereka belum tahu apa yang ingin dilakukan Rey.

"Selamat sepertiga malam wahai jiwa-jiwa yang sedang berbahagia..." ucap Rey mengawali aksinya dan langsung disambut meriah oleh santri putra dan putri yang masih begadang.

"persembahan dari kami, mewakili satu hati yang sedang menanti yang tak pasti.." lanjut Rey sambil melirik Alfa, tapi yang dilirik seperti biasa, hanya diam, sok wibawa sambil menikmati kacang rebus bersama Dito diatas panggung juga.

"Jangan Tarik Sis lagi, Bang!" bisik Arsha pada kakaknya.

"Semongko!!" bisik Rey dan keduanya tertawa membuat yang lain heran sekaligus penasaran apa yang sedang dibicarakan dua jagoan Ralin itu.

"Sholluu 'alan nabi Muhammad!" ucap Rey sebelum mulai sholawat.

"Allahumma sholli 'alaih.." sahut santri-santri serempak. Lalu Rey mulai lagunya dan yang lain mulai menabuh rebananya.

Maula ya sholli wasallim daiman Abadan
Ala habibika khoiril kholqi kullihimi

oi adek berjilbab coklat
hati abang sungguh terpikat
maukah kau diajak akad
kupinang kau dengan sholawat

Dan semakin riuh sorakan  juga tepuk tangan dari santri-santri. Untung saja letak komplek ini agak jauh dari perkampungan dan di kelilingi sawah. Khotimat berseragam coklat tadi yang paling banyak mendapat sorakan, termasuk Kinan. Dan memang tujuan Rey adalah Kinan. Rey langsung melanjutkan unjuk giginya.

Maula ya sholli wasallim daiman Abadan
Ala habibika khoiril kholqi kullihimi

Beli kapur di pasar Gresik..
Jalan-jalan sambil beli bakwan..
Mbak 'em-em' memang cantik..
Cocok jadi mantu idaman..

Lagi-lagi para santri bertepuk tangan, memang paling mudah membuat bahagia para santri. Rey sengaja mensensor nama agar tidak membuat heboh, walaupun usil dia tetap menjaga akhlaknya dan tau batasan.

7. Pesan Rindu dari Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang