🍁 25 ~ Mayoran ~

5.6K 712 100
                                    

Suka duka cerita Pondok sudah kembali harus dijalani santri Al khodijah,  setelah cukup puas dengan liburan, mereka harus kembali berjuang tholabul 'ilm di ma' had tercinta.

Siang ini Kinan dan Rahma juga beberapa santri putra membantu membersihkan ndalem.  Dua santri itu langsung lanjut masak.

"Coba bayangin, tiap hari kamu tidur di sini terus beres-beres sendiri. Aku ogah bantuin..!" canda Rahma sambil tertawa lirih, dia dan Rifah adalah orang yang sudah mengetahui tentang lamaran Alfa.

"Ih, aku duduk sambil minum teh dong, terus aku panggil Mbak Rahma buat bikin sarapan." balas Kinan lirih lalu keduanya tertawa, tentunya dengan lirih.

"Aku nggak nyangka deh, amalan kamu apa sih? Sampai gus-gus pada dateng gitu!"

"Ah Mbak Rahma, situnya sendiri juga banyak yang datang tapi dicuekin!"

Rahma kembali tertawa, "ngomong-ngomong calon suami kamu di mana? Sejak balik pondok aku belum lihat loh!"

Kinan mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Dia sendiri juga belum bertemu dengan Alfa sejak balik ke pondok, padahal dia sudah berlatih semaksimal mungkin agar tidak Gugup dan semacamnya ketika bertemu Alfa.

Tidak lama kemudian terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah, dan mendadak Kinan langsung gugup luar biasa saat mendengar seseorang mengucap salam dan langsung ngobrol dengan abinya di ruang tengah.

"Mbak, aku ke kamar mandi dulu!" ujar Kinan sambil berjalan keluar, namun terhenti karena Rahma menarik bajunya.

"Itu ada kamar mandi, ngapain keluar? Nantinya malah antri kalau kamar mandi pondok."

"Nggak apa-apa sekalian mau ngomong sama Rifah!" jawab Kinan lalu hendak melangkah lagi, namun Rahma tetap menarik bajunya.

"Rifah udah berangkat kuliah,!" kata Rahma lagi, kali ini sambil menahan tawanya, dia tahu pasti sahabatnya ini sedang grogi.

"Kinan!"

Kinan memejamkan matanya dan Rahma semakin ingin tertawa dibuatnya. Dengan langkah cepat Kinan menghampiri Syifa yang berdiri memanggilnya.

"Nggih, ibuk?"

"Sini sebentar! Rahma, kamu istirahat ya! Pinjem Kinannya sebentar, itu makanannya dibawa buat kamu!" ujar Syifa sambil tersenyum pada Rahma, dan gadis itu langsung keluar setelah mengiyakan ucapan Syifa.

Kinan rasanya ingin berlari saja karena saking gugupnya, Syifa mengajaknya ke ruang tengah, tempat dimana keluarga Syifa sering berkumpul. Kinan semakin panas dingin saat melihat Alfa dan abinya duduk di sana.

"Eh, duduk sini!" titah Syifa saat melihat Kinan duduk di karpet bawah.

"Nggak apa-apa, Ibuk! Saya di sini!"

Syifa dan Kinan malah sibuk saling menimpali, Syifa mengajak Kinan duduk di sofa namun gadis itu menolak, merasa tidak sopan. Biasanya juga dia dan santri lain  duduk di bawah saat bicara pada Syifa atau Rizky.

Rizky dan Alfa malah tertawa geli melihat dua wanita cantik di depan mereka.

"Ya sudah, ayo kita duduk di sini semua!" ujar Rizky sambil beranjak ke karpet bawah.

"Abi tau aja!" sahut Alfa kegirangan lalu dengan semangat mendahului abinya dan duduk di dekat Kinan, namun sebelum sempurna duduknya sang abi sudah menjewer telinganya.

"Kamu duduk sini!" titah Rizky, dan dengan ngomel yang tertahan Alfa pindah tempat agak jauh dari Kinan.

"Dua setengah bulan itu berapa hari sih, Bunda?" gumam Alfa.

7. Pesan Rindu dari Ma'hadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang