"Kamu kok bawa Ayesha kemari sih, Al? Cari perkara!" tanya Dito.
"Sengaja, biar Bang Zein jadi kacau! Bingung milihnya!" Jawab Alfa.
Dito langsung menatap tajam adik iparnya itu. "Kamu jangan ngawur, nggak baik berbuat begitu!"
Bukannya sadar akan nasehat Dito, alfa malah tertawa puas melihat ekspresi Dito.
"Kak Dito kebanyakan gaul sama Kak Sean jadi gampang curigaan!"
"Bilangin Sean habis kamu, Al!"
"Hahah, bilangin aja!"
"Tapi jujur sama Kakak, Al! Kakak nggak percaya kalau kamu sampai nekat ngacauin rencana lamaran Zein!"
Alfa tersenyum sekilas lalu berdiri meneliti ikan-ikan yang ada di akuarium restoran miliknya itu. Iya miliknya, karena sekarang dialah yang fokus mengurus restorannya, sang abi lebih fokus mengurus pesantren.
"Sekesal apapun aku sama Bang Zein, aku nggak mungkin melakukan hal sepicik itu Kak! Tadi aku nggak sengaja ketemu Mbak Ayesha di depan restoran, aku ngobrol sebentar dan katanya dia mau ketemu Bang Zein, ya sudah aku ajak dia naik. Nggak ada niat apapun, cuma kasihan dia jauh-jauh kesini, aku murni hanya ingin membantu di sini , urusan Bang Zein yang jadi kacau ya itu masalah dia sendiri."
"Kakak percaya kamu, tadi kalau beneran kamu yang ngundang Ayesha kesini, aku sama Sean Sudah menyiapkan hari pembantaian untuk kamu."
"Hahah.. Pasangan psikopat!"
"tapi Al, ngomong-ngomong Kok kayak sinetron ya, bisa pas gini Ayesha munculnya!"
Alfa mengangkat bahunya. "Takdir mungkin!"
Dito langsung mencibir pemuda di depan nya itu. "Kamu ngomong gitu, tapi ekspresi kamu itu kayak bahagia tau nggak?"
"Hahah, sok tahu Kak! Masa iya saudara galau begitu malah akunya bahagia!"
"Ya memang begitu. Kadang susahnya orang itu bisa jadi bahagianya kita dan sebaliknya. Semua ada hikmahnya. Makanya kita harus bersyukur dalam segala situasi."
"Yes!! Setuju!" sahut Alfa semangat.
Dito hanya geleng-geleng melihat tingkah polah adiknya ini. "tapi ingat, jangan main curang! Mainnya harus cantik!" Ucapnya sebelum kembali ke atas menemui anak dan istrinya.
"Siap suhu, mohon bimbingannya!" teriak Alfa cukup semangat sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"dasar Alfaruk!!!" gumam Dito.
"Alfarras, Woy!!" protes Alfa yang tentu saja tidak dihiraukan oleh Dito.
Alfa berjalan memeriksa bagian dapur, lalu pindah ke bagian stok bahan, lalu pindah lagi ke bagian kantor dan terakhir ke bagian pelayanan. Dia harus banyak bersyukur, sampai detik ini amanah dari abinya itu bisa dia laksanakan dengan baik.
Alfa kembali bergabung dengan keluarganya di lantai atas, langkahnya terasa ringan. dia merasa mendapat semangatnya kembali, entahlah apa alasannya dia belum berani menyimpulkan.
.
.
.
.
."Kamu yang tenang ngaji nya, insyaallah ayah dan ibu akan usahakan biaya khataman kamu!"
"ayah jual saja hp Kinan itu untuk tambahan biaya khataman, biayanya lumayan banyak Yah!"
Terdengar tawa pelan dari ujung telepon Kinan.
"Kamu doain saja ayah dan ibu bisa dapat biaya untuk mencukupi kebutuhan. Insyaallah ibu dapat pesanan nasi dos lumayan banyak, bisa untuk tambah-tambah. Nggak perlu jual hp kamu. Tapi kalau nanti waktunya sudah dekat tapi uangnya belum cukup, ayah minta ikhlas kamu ya buat jual hpnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
7. Pesan Rindu dari Ma'had
RastgeleApa yang pertama kali terpikir ketika mendengar kata pesantren? Ngaji terus? Nggak bebas? Nggak gaul? Ketinggalan jaman? Jelas!! Salah besar. Dalam cerita ini kamu akan menemukan banyak cerita rahasia di dalam pesantren, juga banyak cerita tentang k...