CHAPTER 40: Akhir Dari Segalanya

32.6K 1.4K 30
                                    

Chapter 40
Akhir Dari Segalanya

"Ayo kita bercerai."

Aku tak mendapatkan jawaban, karena dia hanya membisu.

Beberapa saat kemudian, pelukannya merenggang. Tanpa melepas bahu, dia memutarku menghadapnya. Menatap lekat, dengan pandangan yang menghujam bagai menembus retinaku. Kurasa, dia sedang berusaha membaca pikiran dari manik mataku.

Rasanya lama, dia tak memandangku begitu. Dulu, ketika dia menghadapiku dengan tatapan begini, tangannya akan terlipat rapat di depan dada. Membuatnya semakin terlihat menakutkan.

"Apa kamu benar-benar menginginkannya?"

Sesaat aku ragu, tapi tak urung juga aku mengangguk.

"Sungguh?"

"Mas ..." desahku lelah, "Kamu tahu aku ingin."

"Kenapa?" Pertanyaan berulang yang aku mulai bosan mendengarnya. Kenapa harus kujelaskan? Dengan berpisah denganku kan dia bisa memulai hidup baru dengan Kayla.

"Kalau selama ini aku menyakitimu, aku minta maaf Nay... Tapi aku ngga mau kita pisah."

"Berpisah denganku, demi kebaikan semua orang. Kamu bisa bahagia sama Mbak Kay."

Mas Ray menggeleng tak mau mendengarkan.

"Mama papa bisa punya mantu yang lebih baik, dan papa mamaku, mereka pasti seneng aku ngga ada Mas..."

"Demi Allah, Nayyara..." sergah Mas Ray tak sabar. "Kumohon buang pikiran burukmu!"

Kedua tangannya mengatup di depanku. Kenapa dia memohon seperti ini? Apa dia tak mengerti juga?

"Mas, aku harus bagaimana sih? Berusaha seperti apapun, tempatku bukan di sana. Coba tanyakan orang tuamu! Mas Ray pikir aku ngga tahu, mamamu membenciku? Aku ini anak buangan, Mas! Bahkan orang tuaku sendiri ngga menginginkanku hidup." Rasanya aku mulai emosi.

"Oh, kalau kamu tahu, atau memang kamu sudah tahu dari dulu tapi ngga pernah bilang padaku. Aku ini anak dari  perempuan selingkuhan papa!"

Napasku terengah-engah mengeluarkan segala emosiku. Aku hanya berharap dia bisa mengerti. Bodoh sekali jika mempertahankanku yang bahkan bukan siapa-siapa baginya. Untuk apa?

Memangnya aku tega, mengorbankan kesenangan orang banyak demi keegoisanku semata?

Mas Ray berusaha meraihku, tapi aku menahannya. Aku tak mau dia memelukku dan membuatku luluh.

"Lagipula, untuk apa sih kita pertahankan? Kamu sudah ketemu dia, kan? Kamu nyari Kayla bertahun-tahun, aku tahu itu Mas. Sekarang ketemu, bukankah itu hal yang baik?"

"Nay... Kamu..."

"Atau kamu mikir anak-anak?" potongku.
"Ngga apa-apa kok. Nanti kamu juga masih bisa menemui mereka setelah kita bercerai nanti." Lagipula, kalau dia sudah menikah dan punya anak dari Kayla, dia pasti akan melupakan kami.

Aku bisa melihat perubahan dari air muka Mas Ray. Kurasa dia tersulut emosi. Bagus. Biar dia sadar. Aku bukan perempuan yang harus dia pertahankan.

"Mempertahankan pernikahan tanpa perasaan cinta itu konyol. Harusnya kamu dulu tidak menikahiku dan cukup mencari Kayla saja." Kurasa itu sudah cukup menjelaskan.

"Nay!" Sentak Mas Ray. Tangannya mencengkram lenganku yang berusaha menghindar darinya.

Aku mengadu kesakitan, tapi dia seakan tak mendengar. Kelakuannya ini persis saat aku pulang dari Jember saat itu. Dan dia menuduhku menemui lelaki yang bahkan aku tak tahu ada di sana juga pada waktu yang sama.

Nayyara, Lost in MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang