26

1.2K 288 78
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.


Dyandra rasanya tersentil dengan kenyataan, mendengar ucapan Keenan jika Chandra sudah tidak lagi memperdulikannya, tapi benarkah demikian?

"Siapa sih lo, ganteng kali lo? Bisa-bisanya buat gue kayak gini! Hih!!!"

Dyandra menggerutu kesal sambil memandang foto Chandra dan juga dirinya yang terlihat mesra di layar ponselnya, ponsel itu menyala tanda ada pesan masuk, namun bukan dari seseorang yang ia harapkan, melainkan dari operator.

Tapi jika di pikir-pikir Chandra memang tampan, Jaehyun kalah, Jaehyun tidak ada apa-apanya, karena Jaehyun suatu ketidak mungkinan yang Dyandra harapkan. Namun sekarang Chandra menyebalkan, untuk itu kegantengannya berkurang,

Dan sekarang, lelaki yang menyebalkan itu tampak sempurna di mata Dyandra, apa lagi setelah Dyandra permak. Untuk saat ini Dyandra sangat menyesal telah merubah penampilan lelaki itu, seharusnya Dyandra biarkan saja lelaki itu dengan rambut jamurnya juga serundeng yang bertumbuh tipis di bawah hidung serta rahangnya.

Melempar asal ponsel tersebut sampai mengenai dinding kamarnya dan menimbulkan suara benturan cukup keras, berharap Chandra juga merasakan kesakitan seperti nasip ponselnya namun tidak, yang ada malah Dyandra mendapatkan kerugian yang percuma. I-phone boba tersebut retak di bagian layarnya, namun Dyandra tidak peduli, ia bisa membelinya lagi,

Niat hati ingin tidur lagi tetapi tidak bisa karena lagi-lagi ia teringat dengan ucapan kakaknya, "uughhhh! Dasar Chandra sableng!!!!"

.
.

Chandra nyaris saja mengumpat saat Ikhsan, tangan kanan Chandra memberitahu jika Keenan sedang berkunjung ke kantor yayasan dan ingin menemui dirinya,

Sambil berdehem kecil, berusaha menelan ludahnya untuk membasahi kerongkongan yang seketika mengering, Chandra memberi kode kepada Ikhsan agar mempersilahkan masuk Keenan kedalam ruangannya,

"Tapi Chan, pak. Keenan katanya nunggu di cafe sebrang saja, sekalian mengajak makan siang katanya"

"O-oh, oke" ujar Chandra sambil mengangguk-anggukan kepalanya,

Begitu Chandra mulai melangkahkan kakinyan keluar ruangan, ia mulai meraup oksigen sebanyak-banyakan seperti hendak kembali menyelam ke lautan, entah kenapa tiba-tiba saja ia merasa teramat sangat gugup, Chandra tidak pernah tahu dengan alasan apa seorang Keenan mengajaknya bertemu, Chandra yakin ajakan makan siang bukanlah alasan semata, namun sepertinya bukan jauh-jauh dari perihal hubungan Chandra dengan adik kesayangannya.

Berusaha agar tetap terlihat tenang, langkah kaki Chandra mulai mendekat ke arah cafe, dari sebrang jalan Chandra sudah bisa melihat lelaki itu duduk di meja sebelah mana. Chandra akui, aura Keenan memang terlihat berbeda, seolah menjadi pusat perhatian hanya dengan sekali melihatnya,

"Bang Keen" sapa ramah Chandra di sertai dengan senyum hangat,

"Eh, ayo duduk-duduk" ujar Keenan dengan memberi kode dengan dagunya sambil menyuruh duduk di depannya, Keenan tetap terlihat tenang dan ramah, namun tidak sanggup membuat kegugupan Chandra hilang walaupun Chandra berusaha mati-matian untuk menyembunyikannya, "kamu mau pesan apa?" Tanya Keenan sambil melihat-lihat menu ditangannya,

"Samakan saja bang" ujar Chandra,

Keenan mengangguk kecil, namun Keenan tahu akan kegelisahan yang Chandra alami, "santay aja, saya nggak lagi mau bunuh kamu, saya kesini mau traktir kamu, itung-itung sebagai ucapan terimakasih, karena sudah jagain Dyandra, kayaknya Dyandra juga udah mulai bergantung sama kamu, tidak sama saya lagi" ucap Keenan di sertai kekehan kecil, namun Keenan berkata apa adanya,

Symbiosis Mutualism - END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang