22 - Galau

1K 261 83
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.


Chandra mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower, dinginnya air yang membasahi tubuhnya tidak lagi terasa, atau memang dirinya sudah mati rasa? Sehingga untuk merasakan rasa segar saja tidak bisa,

Untuk sesaat Chandra menatap dirinya di depan cermin wastafel, matanya mengedar, tidak sengaja menangkap beberapa botol skin care yang tertata rapi, seketika ingatannya tentang Dyandra kembali berputar di pikirannya, tidak mau ambil pusing Chandra membuang semua skin care pemberian Dyandra ke dalam tempat sampah,

Terhitung hampir seminggu Chandra menghilang dari kehidupan Dyandra, Chandra sengaja menyibukan dirinya dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Ia berangkat pagi sebisa mungkin menghindari sarapan bersama keluarganya dan pulang selarut mungkin agar langsung tidur dari pada harus berhadapan dengan maminya di depan meja makan, Karena Fany akan menanyai tentang Dyandra, wanita paruh baya tersebut selalu mengeluh kepada Chandra agar membawa kembali Dyandra ke istana Javante,

Chandra pikir Dyandra akan mencarinya, setidaknya mencoba untuk meyakinkan perasaan Chandra atau memberinya penjelasan yang sebenarnya agar Chandra tidak salah paham, namun ternyata tidak sama sekali, Chandra menjauh, Dyandrapun tidak peduli,

Untuk sesaat Chandra seperti menertawakan diri sendiri di depan cermin, wajah tampan, tubuh bagusnya termasuk dompet tebalnya ternyata tidak cukup untuk seorang gadis seperti Dyandra, Chandra benar-benar merasa payah, tidak biasanya ia seperti ini perihal wanita, semua wanita bahkan bersuka-rela membuka pahanya lebar-lebar di depan Chandra,

Masih sulit di percaya, apakah hubungannya dengan Dyandra akan berakhir begitu saja? Tapi sebisa mungkin Chandra kembali meyakinkan diri sendiri jika pilihannya sudahlah tepat, tidak cukup sekali Chandra memperjuangkan Dyandra, tapi bila yang di perjuangkan tidak ingin tinggal, untuk apa Chandra bertahan? Bukankah cinta seharusnya saling melengkapi dan saling berjuang bersama? Jika hanya Chandra saja, buat apa?

Chandra menarik nafasnya dalam lantas menghembusakan secara perlahan. Malam ini Chandra benar-benar butuh hiburan, atau pelampiasan?

'Bitch!' Umpat Chandra saat dirinya memasuki club malam seorang diri, namun kedatangan Chandra selalu di sambut cepat oleh seorang wanita dengan dress di atas lutut berwarna merah menggoda. Chandra adalah pelanggan VIP di club malam Syk Bar. Wanita itu berjalan dan memasang senyum paling menawan sambil menuntun Chandra ke ruangan VIP,

Namun senyum wanita tersebut tidak cukup membuat ingatan tentang Dyandra hilang. Sekarang Chandra malah membandingkan dengan senyum Dyandra. Seingat Chandra, Dyandra tidak pernah menggoda dengan senyum seperti ini, Dyandra memang kerap kali berpakaian minim, namun pakaian Dyandra tentu saja jauh ber kelas ketimbang wanita yang ada di sebelah Chandra,

Wanita yang duduk di sebelah Chandra membisikan sesuatu di telinga Chandra, "mau aku temani?"

"Ya!" Chandra menjawab sambil memandang wanita itu sekilas, "kamu tahu apa yang harus kamu lakukan" nada Chandra terdengar seperti perintah, bukan permintaan.

Wanita yang bernama Caroline itu mengangguk, tersenyum menggoda, namun jujur saja Chandra tidak tertarik selain hanya untuk meuaskan hasratnya alih-alih ingin melupakan Dyandra.

"Good! Now, suck my dick!"

Tanpa menunggu lama Caroline duduk bersimpuh di hadapan kedua paha Chandra, sambil membuka ikat pinggang bermerk LV milik Chandra dan melakukan apa yang Chandra perintah,

Tangan kanan Chandra ia taruh di atas kepala Caroline yang tegah mengulum sesuatu yang besar di dalam mulutnya,

"Oh shit!" Racau Chandra sambil menaikan ritme dengan cara menarik rambut Caroline maju-mundur sampai Chandra merasa pelepasannya di ujung dengan sempurana, "Dyandra!!!" Nafasnya naik turun tidak beraturan, begitupun isi kepalanya, Chandra bahkan sadar saat ia menggeram menyebut nama Dyandra,

Symbiosis Mutualism - END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang