12 - Bimbang

1K 271 87
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.


"Gimana cafe yang baru kamu buka di Malang? Lancar?"

Chandra mengangguk-anggukan kepalanya, "lancar pi, progresnya bagus"

Sendok yang terisi nasi sudah siap masuk ke dalam mulut Chandra, namun urung saat suara ibunya mengintrupsi Chandra, seketika tangan Chandra kram untuk di gerakan, dirinya tak dapat berkutik,

"Usaha mulu yang dipikirin, pikirin tuh kelanjutan hubungan kamu sama Dyandra gimana? Cuan ngalir tapi kalau percintaan ngadat ya sama aja bohong"

Telak, perkataan ibu Chandra sangat tepat sasaran mengenai ulu hati Chandra. Seketika kerongkongan Chandra rasanya kering, mendengar ucapan ibunya sekaligus mengingat fakta bahwa siang tadi baru saja Chandra di campakan oleh Dyandra. Tapi sepertinya Chandra saja yang berlebihan, bukankah mereka tidak mempunyai hubungan yang serius? Lalu bukankah kata 'dicampakan' terlalu berlebihan?

"Sudah dong mi, baru juga minggu yang lalu Chandra mengenalkan Dyandra kepada mami, masak udah mau buru-buru?" Yusuf menengahinya, untuk sesaat Chandra bisa merasa beruntung,

Fany seakan acuh dengan ucapan suaminya itu, "habisnya Chandra gak gesit, mami ini udah terlanjur suka sama Dyandra, bawaanya kalau deket sama Dyandra happy mulu, mami jadi berasa muda lagi" untuk sesaat senyum Fany terpancar, menerawang jauh, "ah... mami jadi nggak sabar jadiin Dyandra menantu, pasti enak punya temen ngobrol yang CS abiesszzz"

Fany memang benar-benar sudah kepincut dengan pesona Dyandra Caridad, sehingga dia sudah berandai-andai jika akan menjadikan Dyandra menantunya. Mimpi Fany akan segera terwujud, mempunyai anak perempuan yang gaul habis seperti Dyandra, bayangkan betapa serunya punya menantu yang modelannya seperti Dyandra?

Chandra mengembuskan nafasnya berat, mendengar ucapan ibunya yang sudah hampir 11-12 seperti nada bicara Dyandra yang berisik dan sedikit alay, Chandra semakin di buat meringis. Meski begitu Chandra bersyukur karena ibunya kembali ceria seperti sedia kala, tidak lagi mengibarkan bendera permusuhan. Tapi masalahnya, MEREKA SUDAH SELESAI!

Sesuka apapun Fany terhadap Dyandra, gadis itu tidak akan lagi bisa Chandra bawa kerumah. Dan Chandra harus secepatnya mencari alasan kepada Fany mengenai hubungannya dengan Dyandra. Bukan mencari pengganti Dyandra. Karena mendadak Chandra sudah tidak lagi nafsu untuk mencarari pengganti Dyandra, begitu pula ibunya, terlihat jelas jika tidak mau dibawakan pengganti Dyandra.

Didalam hati, Chandra sudah mengumpat sejadi-jadinya. Hanya karena perihal cinta bisa membuat dunia Chandra jungkir balik? Oh shit men!

Sudah tidak lagi nafsu melanjutkan makan malamnya, Chandra memilih pamit undur diri, meinggalkan piring terisi nasi yang utuh hampir tidak tersentuh. Serta meninggalkan sejuta pertanyaan di kepala Fany, apa lagi melihat gelagat anak lelakinya yang terlihat tidak mempunyai semangat hidup.

Di dalam hati Fany sudah berkomat-kamit, melafal doa semoga hubungan anaknya dengan Dyandra baik-baik saja, semoga fikiran buruk yang menghampirinya hanya sebuah fikiran saja, bukanlah sebuah kenyataan.

Aduuuh!

.
.

Suasana kamar Dyandra mendadak mendadak riuh, hanya ada seorang Dyandra, sudah cukup seperti ada sepuluh orang didalamnya.
Dirinya sedang live streaming, bukan belajar daring melalui aplikasi Zoom, melainkan sedang live konser NCT.

Namun mendadak hening saat kakaknya memasuki kamar Dyandra dan mengucapkan sesuatu hal,

"Tadi Chandra ke kantor, menemui kakak"

Symbiosis Mutualism - END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang