27

1.4K 286 74
                                    

Voment sangat di harapkan, dan hargailah para penulis 💛

●●●
.
.
.
.


Dyandra glagapan saat melihat pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, tanpa ada ketukan maupun suara izin masuk terlebih dahulu. Buru-buru ia menyembunyikan camilan serta kue kering yang baru saja ia makan saat Keenan berjalan masuk kedalam kamar Dyandra,

"Tck... kakak sudah tahu kamu sembunyiin makanan" ujar Keenan mendekat ke sisi ranjang Dyandra,

"Ekhhm..." Dyandra berdehem pelan karena baru saja ia ketahuan seperti maling yang tertangkap basah, "kak Keen ngapain disini?"

Berpikir karena sudah ketahuan oleh kakaknya, Dyandra kembali mengeluarkan camilan yang baru saja ia sembunyikan di balik selimutnya dan kembali memakannya, namun saat kue kering tersebut sudah sampai di depan mulut, tiba-tiba tangan Dyandra di cekal oleh Keenan,

"Kak Keen apa-apaan sih! Lo mau gue sakit ya?"

"Bukanya itu emang mau kamu?" Ujarnya sambil membersihkan mulut Dyandra dari sisa-sisa serpihanan kue kering, serta sedikit mengacak-acak rambut Dyandra agar terlihat berantakan,

"Kak Keen, gue emang mogok makan supaya sakit, tapi bukan mau mati ya" ujarnya dengan kembali merebut kue kering tersebut dari tangan Keenan,

"Sstt... udah diam!" Keenan berujar sambil menaruh jari telunjuknya di depan mulut Dyandra, setelah itu ia kembali mengambil kue kering dari tangan Dyandra,

"Kak Keen--"

"Dy..."

"Good tim---ing" tidak hanya intonasi Dyandra yang berubah, kalimatnya pun tiba-tiba auto corect saat telinganya mendengar dengan jelas suara yang sudah beberapa hari terakhir ini ia rindukan, alih-alih ingin merebut kue keringnya yang bermerk good time, mendadak kalimatnya berubah menjadi good timing,

Langkah kaki Chandra semakin medekat ke arah sisi ranjang Dyandra, Dyandra dapat melihat jika Chandra tengah membawa nampan yang berisi makanan,

"Are you okay? Mana yang sakit, bilang sama aku"

Mulut Dyandra sudah terbuka dan ingin menjawab pertanyaan Chandra, namun urung saat Keenan lebih dulu mengintrupsi, "udah baikan Chan, cuma Dyandra belum mau makan katanya kalau bukan kamu yang suapin, iya kan dek?"

Kening Dyandra mengerut, namun sedetik kemudia ia tahu maksud Keenan dan mencoba mengikuti alur Keenan, bukan Dyandra namanya kalau bukan drama queen.

Wajah yang semula terlihat baik-baik saja seketika berubah menjadi sayu, Dyandra hanya mengangguk-angguk kecil agar terlihat lemas di depan Chandra, agar terlihat bahwa ia benar-benar mogok makan berhari-hari,

Dyandra memekik senang di dalam hati saat melihat wajah cemas Chandra. Keenan yang sudah merasa menjalankan misinya dengan baik berpamit undur diri, tugasnya untuk membawa Chandra kerumah sudah selesai, kini kembali ke urusan mereka berdua untuk menyelesaikan masalahnya.

Chandra mengusap pelan telapak tangan Dyandra seolah memberinya engeri jika lelaki itu sedang ada di sisinya dan menemaninya. Jantung Dyandra rasanya sudah berdisko ria, ia tidak pernah menyangka jika pengaruh Chandra cukup besar terhadap dirinya, sampai-sampai Dyandra merasa seketika energinya pulih, padahal hanya sebuah sentuhan sederhana,

"Makan ya? Barusan aku huatin bubur dibantu sama bibi" tanya Chandra dengan lembut dan sabar, hal yang sangat Dyandra sukai,

"Nggak mau"

"Aku suapin"

Seketika senyum Dyandra terbit, "aaaaa" Dyandra membuka mulutnya lebar-lebar, Chandra meringis takut-takut jika ada lalat yang tidak sengaja masuk kedalam mulut gadis itu,

Symbiosis Mutualism - END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang